Mengurangi Risiko Demensia di Usia Senja sejak Dini

Ditinjau oleh dr. Yonathan Heru Suhalim • 04 May 2020

Bagikan

Mengurangi Faktor Risiko Demensia di Usia Senja sejak Dini

Terdapat berbagai cara untuk mengurangi faktor risiko demensia di usia senja sejak dini. Demensia adalah sindrom yang ditandai dengan adanya pemburukan fungsi kognitif atau kemampuan memproses pikiran. Demensia merupakan proses progresif dan sering dikaitkan dengan penuaan yang melebihi biasanya.

Sindrom ini mempengaruhi memori, pemikiran, orientasi, pemahaman, perhitungan, kapasitas belajar, bahasa, dan penilaian seseorang.

Terdapat berbagai penyebab dan jenis demensia, dengan penyakit Alzheimer sebagai jenis yang paling umum ditemui.

Terdapat berbagai faktor risiko yang menjadikan seseorang lebih rentan menderita demensia. Beberapa di antaranya merupakan faktor yang tidak dapat diubah seperti genetika, usia, jenis kelamin, rasa tau etnis dan riwayat keluarga.

Walaupun usia adalah faktor risiko terkuat yang diketahui berkaitan dengan penurunan kognitif, demensia bukan bagian alami dari penuaan.

Bahkan, diperkirakan sepertiga kasus demensia di seluruh dunia berhubungan dengan faktor risiko yang dapat dimodifikasi.

Pengurangan Risiko Demensia

Berikut merupakan rekomendasi World Health Organization (WHO) terkait pengurangan risiko demensia.

1. Meningkatkan Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik tidak terbatas pada olahraga saja, tapi juga mencakup aktivitas sehari-hari yang melibatkan gerakan tubuh, seperti mencuci mobil, menjemur pakaian, dan membersihkan rumah.

WHO merekomendasikan 150 menit aktivitas fisik sedang (berjalan, bersepeda, menyapu) per minggu bagi usia dewasa. Selain itu, aktivitas memperkuat daya tahan otot juga direkomendasikan untuk dilakukan setidaknya dua kali seminggu.

Bagi orang dewasa yang lebih tua, aktivitas yang disarankan adalah melatih keseimbangan.

Meskipun pengurangan risiko demensia sejak dini adalah usaha pencegahan yang paling maksimal, terdapat bukti bahwa bahkan otak pada lansia atau mereka yang telah menderita demensia masih dapat memperoleh manfaat dari aktivitas fisik.

Manfaat tersebut contohnya adalah peningkatan keseimbangan, penurunan jatuh, peningkatan suasana hati, dan peningkatan kelangsungan hidup.

2. Berhenti Merokok dan Menggunakan Produk Tembakau Lainnya

Ketergantungan tembakau merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit, termasuk di antaranya demensia. Hal ini disebabkan rokok mengandung neurotoksin yang dapat merusak saraf dan memperbesar risiko terjadinya demensia.

3. Mengonsumsi Diet Sehat dan Seimbang

Makanan yang sehat berperan penting dalam perkembangan yang optimal dan menjaga kesehatan. Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan panduan "Isi Piringku" sebagai pedoman diet yang seimbang.

Berdasarkan pedoman tersebut, untuk mencapai diet yang seimbang maka piring seseorang harus mencakup makanan pokok, lauk-pauk, dan buah-buahan serta sayuran. Buah-buahan dan sayuran yang dianjurkan adalah setengah dari isi piring.

Sementara setengah piring lainnya dibagi kembali untuk makanan pokok sebanyak 2/3 bagian dan lauk-pauk sebanyak 1/3 bagian.

Baca Juga: Ketahui Diet Gizi Seimbang

4. Menghindari Konsumsi Alkohol yang Berlebihan

Penggunaan alkohol secara berlebihan merupakan salah satu kontributor penting dalam berkembangnya beberapa gangguan dan kelainan pada otak.

Etanol dan asetaldehida yang terkandung dalam alkohol memiliki efek neurotoksik yang dapat menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi otak.

5. Mempertahankan Berat Badan Ideal

Obesitas meningkatkan risiko terhadap diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, sehingga secara tidak langsung juga meningkatkan risiko demensia.

Selain itu, obesitas juga berkaitan dengan meningkatnya gejala depresi dan berkurangnya aktivitas fisik, yang keduanya dapat mempengaruhi otak dan mencetuskan terjadinya demensia.

6. Mengendalikan Tekanan Darah, Kolesterol dan Gula Darah

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa demensia dapat dikurangi risikonya melalui penerapan gaya hidup sehat. Maka dari itu, mari kita mulai menjaga kesehatan diri kita masing-masing sejak dini untuk mencegah diri kita melupakan orang terdekat kita dan mengurangi beban mereka di kemudian hari.

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido HealthDownload aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Hubungan antara Diabetes dan Demensia

 

Referensi:

1. New WHO Guidelines recommend specific interventions for reducing the risk of cognitive decline and dementia [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2019 May 14. Available from: https://www.who.int/news-room/detail/14-05-2019-adopting-a-healthy-lifestyle-helps-reduce-the-risk-of-dementia

2. Livingston G, Sommerlad A, Orgeta V, et al. Dementia prevention, intervention, and care. Lancet 2017;390:2673–2734.

3. Alty J, Farrow M, Lawler K. Exercise and dementia prevention. Pract Neurol [Internet]. 2020;0:1–7.

4. Beydoun MA, Kivimaki M. Midlife obesity, related behavioral factors, and the risk of dementia in later life. Neurology [Internet]. 2020 Jan [cited 2020 Apr 4];94(2):53-4.

5. Peters R, Anderson CA. Advancing dementia prevention through effective blood pressure control. Lancet Neurol [Internet]. 2020 Jan [cited 2020 Apr 4];19(1):25-7.

Tag :
Bagikan artikel ini