Bantuan
Bantuan

Speech Delay: Penyebab, Penanganan, dan Cara Pencegahan

Ditinjau oleh dr. Juliana Ng • 19 Jul 2022

Bagikan

Speech Delay: Penyebab, Penanganan, dan Cara Pencegahan

Terlambat bicara (speech delay) bukanlah penyakit tunggal, melainkan gejala dari suatu penyakit. Apakah Ayah/Ibu harus khawatir pada usia 2 tahun anak belum bisa bicara? Bagaimana mengenali tanda awal speech delay? Simak artikel di bawah ini.

Bayi dan anak dapat mengerti apa yang Ayah/Ibu katakan bahkan sebelum mereka mulai berbicara. Pada saat ia tumbuh dan mengembangkan keterampilan berbicaranya, ia menggunakan kata-kata ke dalam ucapannya.

Pada umumnya anak usia 2 tahun dapat mengucapkan 50 kata dan berbicara dalam kalimat dengan 2 sampai 3 kata. Ketika ia beranjak 3 tahun, kosa katanya meningkat menjadi 1.000 kata dan ia dapat berbicara dalam kalimat dengan 3 sampai 4 kata.

Baca juga: Ketika Sang Buah Hati Terlahir Tuli

 

Perbedaan Speech dan Language Delay

Speech berarti kemampuan berbicara dengan menggunakan suara secara lisan atau verbal, sedangkan language (bahasa) adalah komunikasi dengan pemrosesan konseptual. Dengan kata lain, speech hanya menjelaskan ucapan yang terucap secara verbal, sedangkan bahasa termasuk pengertian yang baik secara lisan (verbal) maupun non lisan.

Terdapat dua jenis bahasa, yaitu bahasa reseptif dan ekspresif. Bahasa reseptif adalah pengertian seseorang terhadap kata-kata yang ia dengar, sedangkan bahasa ekspresif adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi, perasaan, pikiran dan ide secara lisan.

 

Bahasa umumnya dianggap sebagai bentuk verbal (lisan), tetapi juga bisa dalam bentuk visual seperti bahasa isyarat. Seseorang yang menyandang tuna rungu (tuli) atau tuna wicara (bisu) tidak dapat berkomunikasi secara lisan (speech), namun dapat berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Jadi walaupun penyandang tuna rungu dan tuna wicara tidak dapat menuturkan speech, mereka tetap dapat berbahasa baik reseptif maupun ekspresif.

 

Bayi dapat mengenal bahasa sedini usia 6 bulan, dimulai dari saat Anda menyebutkan namanya, ia akan tahu bahwa Anda sedang berbicara dengannya. Tak hanya mengenal orang saja, ia lama kelamaan dapat memahami benda di sekitarnya yang sering Anda sebutkan. Ini adalah contoh bahasa reseptif yang dimengerti oleh bayi.

Contoh bahasa ekspresif adalah celotehan yang bayi ucapkan sebelum ia dapat membentuk sebuah kata, seperti “da”, “ma” atau “pa”. Seiring berjalannya waktu, ocehan itu akan membentuk kata yang dapat dimengerti orang lain. 

Anak usia 3 tahun yang dapat memahami dan berkomunikasi secara non verbal namun tidak bisa mengucapkan banyak kata mungkin mengalami keterlambatan bicara. Bila anak dapat mengucapkan beberapa kata tetapi tidak dapat memasukkannya ke dalam frasa yang dapat dimengerti mungkin mengalami keterlambatan bahasa.

Seorang anak seringkali memiliki kedua gangguan. Gangguan tersebut biasanya didiagnosis pada anak usia 3 hingga 5 tahun. Keterlambatan bicara terjadi apabila anak belum mencapai perkembangan speech pada usia tertentu. Perkembangan setiap anak berbeda, sedikit terlambat bukan berarti ada masalah serius. 

 

Penyebab Speech Delay

Penyebab language disorder pada anak dibagi menjadi dua kategori, primer dan sekunder. Language disorder primer berarti kelainan tidak disebabkan oleh kondisi lainnya, sedangkan sekunder berarti kelainan disebabkan oleh kondisi penyerta.

Terdapat 3 Gangguan Bahasa (Language Disorder) Primer:

1.  Developmental speech & language delay

Dapat disebut juga dengan “terlambat matang”, akibat terlambatnya pematangan pusat bicara di otak, memiliki pengertian, kecerdasan, pendengaran, hubungan emosional dan kemampuan artikulasi yang normal.

2.  Gangguan bahasa reseptif

Kemampuan bicara terlambat, artikulasi tidak jelas, tata bahasa tidak sesuai. Anak tidak dapat melihat atau menunjuk pada benda atau orang yang disebutkan. Ia juga mengalami kesulitan mengerti apa yang dibicarakan atau kalimat yang rumit.

3. Gangguan bahasa ekspresif

Kemampuan bicara terlambat, anak memiliki pengertian, kecerdasan, pendengaran, hubungan emosional dan keterampilan artikulasi yang baik, tetapi kurang mampu menuturkan kata-kata dalam kalimat. Saat berbicara ia menggunakan kalimat tidak lengkap dan pendek, dan memiliki kosakata lebih sedikit dibanding anak sepantarannya.

Penyebab Sekunder Speech dan Language Delay

1. Gangguan di mulut 

Adanya ankyloglossia (tongue tie), yang mana frenulum lidah berukuran terlalu pendek sehingga membatasi pergerakan lidah dapat menyebabkan anak sulit mengucapkan bunyi huruf seperti t, n, r dan l. Bibir sumbing, kelainan bentuk rahang dan gigi juga dapat berpengaruh pada kemampuan bicara.

2. Lahir prematur

Beberapa gangguan bicara dan bahasa melibatkan fungsi otak dan mungkin mengindikasikan ketidakmampuan belajar. Salah satu penyebab keterlambatan bicara, bahasa, dan perkembangan lainnya adalah kelahiran prematur.

3. Gangguan pendengaran

Anak yang memiliki gangguan pendengaran bisa tidak dapat mendengar kata-kata dengan jelas, sehingga mengalami kesulitan dalam membentuk kata-kata. Salah satu tanda gangguan pendengaran adalah ketika anak Anda tidak mengenali seseorang atau obyek saat Anda menyebutkan namanya, tetapi memahami Anda jika menggunakan gerakan.

4. Kurangnya stimulasi

Manusia berbicara untuk terlibat dalam percakapan, sulit untuk menangkap pembicaraan jika anak Anda tidak dilibatkan dalam percakapan. 

Lingkungan memiliki peran penting dalam perkembangan speech dan bahasa. Pelecehan, pengabaian, atau kurangnya stimulasi verbal dapat mencegah anak mencapai milestone-nya. 

Penelitian di Amerika Serikat menemukan hubungan erat antara speech delay dan screen time atau penggunaan perangkat digital seperti smartphone dan tablet. Setiap 30 menit waktu yang dihabiskan untuk bermain gadget meningkatkan 49 persen risiko speech delay ekspresif. Anak juga dapat menjadi frustasi karena sulit mengungkapkan keinginannya.

5. Autisme

Masalah bicara dan bahasa seringkali ditemukan pada anak dengan autisme. Gejala lain dapat berupa:

  • Pengulangan frasa (echolalia)

  • Pengulangan perilaku

  • Gangguan komunikasi verbal dan nonverbal

  • Gangguan interaksi sosial

  • Penurunan atau regresi kemampuan bicara dan bahasa

Baca juga: Deteksi Dini Autisme pada Anak

6. Masalah neurologis

Kondisi neurologis tertentu dapat mempengaruhi otot untuk berbicara, contohnya seperti cerebral palsy (lumpuh otak), distrofi otot atau cedera otak akibat trauma

7. Disabilitas intelektual (retardasi mental)

Anak dengan keterbelakangan mental memiliki kecerdasan di bawah rata-rata sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari hal baru, termasuk untuk belajar berbicara.

 

Tabel Milestone Perkembangan Pada Anak

 

Berikut adalah tabel milestone perkembangan pada anak:

 

Tabel Tanda Anak Mengalami Speech Delay

 

Tanda anak mengalami speech delay: