Bayi dan Menyusui
Program bayi tabung sering disebut-sebut sebagai solusi untuk para pasangan yang ingin memiliki anak, tetapi tidak juga berhasil karena permasalahan kesuburan. Program bayi tabung dalam hal ini telah banyak diakomodir pada banyak fasilitas kesehatan di Indonesia.
Apabila Anda termasuk salah salah satu di antara banyak pasangan Indonesia yang ingin menjalankan program ini, ada beberapa informasi mengenai bayi tabung yang perlu Anda ketahui. Adapun seluk beluk bayi tabung tersebut di antaranya akan dijelaskan pada pembahasan berikut ini.
Baca Juga: Tidak Perlu Khawatir, Begini Cara Menidurkan Bayi
Sejatinya, program bayi tabung dapat dilaksanakan oleh setiap pasangan. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa program ini hanyalah opsi terakhir bagi para pasangan yang telah berupaya, tetapi tidak juga berhasil dalam kehamilan. Dalam hal ini, biasanya program bayi tabung dijalankan oleh para wanita yang memiliki masalah pada saluran indung telur, yang menyebabkan sel telur tidak dapat menuju ke rahim dengan alami.
Tidak hanya melihat dari sisi wanita saja, program bayi tabung juga biasanya diperuntukkan bagi para pria yang menghadapi masalah ketidaksuburan atau infertilitas, baik karena gerak sperma yang lambat ataupun karena faktor usia pasangannya.
Sebelum memulai program bayi tabung, Anda perlu memahami tentang tingkat keberhasilan bayi tabung. Berkaitan dengan hal ini, sejatinya ada banyak hal yang bisa mempengaruhi tingkat keberhasilan tersebut. Adapun beberapa faktor tersebut di antaranya adalah usia, masalah hormonal, kondisi rahim, hal yang menyebabkan infertilitas, dan masih banyak lagi.
Jika dilihat dari faktor usia, berikut ini adalah rincian tingkat keberhasilan program bayi tabung.
Usia >35 tahun: 30 sampai 35 persen
Usia 35-37 tahun: 25 persen
Usia 38-40 tahun: 15 sampai 20 persen
Usia >40 tahun: 6 sampai 10 persen
Dari rincian di atas, dapat terlihat bahwa seiring bertambahnya usia, tingkat keberhasilan program bayi tabung akan semakin mengecil. Untuk itu, jika Anda dan pasangan ingin memulai program bayi tabung, maka mulailah sesegera mungkin, agar tingkat keberhasilannya lebih tinggi.
Baca Juga: Rekomendasi Menu MPASI 6 Bulan untuk Bayi Anda
Setiap tindakan medis, tentunya memiliki efek samping atau risiko, sama halnya dengan program bayi tabung. Oleh karena itu, berikut ini akan dijelaskan mengenai risiko yang mungkin muncul pada saat Anda menjalani program bayi tabung.
Baca Juga: Memahami Program Bayi Tabung Sebagai Alternatif Kehamilan
Salah satu risiko yang bisa muncul akibat program bayi tabung, yaitu sindrom hiperstimulasi ovarium atau OHSS. Sekitar 2% dari wanita yang menjalani program bayi tabung mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium. Sindrom ini merupakan kondisi dimana ovarium menghasilkan sel telur yang lebih banyak dari biasanya. Kondisi ini dapat terjadi karena efek samping obat penyubur yang digunakan pada saat menjalani program bayi tabung. Risiko akan semakin besar pada wanita yang obesitas atau kekurusan.
Risiko dari program bayi tabung yang selanjutnya, yaitu kehamilan ektopik atau kehamilan diluar kandungan. Kondisi ini dapat terjadi pada saat sel telur yang berhasil dibuahi menempel pada tempat lain selain rahim. Pada umumnya, sel telur tersebut menempel pada tuba falopi atau rongga perut dan leher rahim. Salah satu tanda apabila Anda mengalami kehamilan ektopik, yaitu sakit perut yang sangat hebat, bercak darah, dan keputihan yang keruh atau gelap.
Program bayi tabung banyak dikenal dengan program yang menghasilkan banyak bayi kembar. Setidaknya 17% kelahiran kembar berasal dari program bayi tabung. Akan tetapi, kehamilan ganda atau kembar ini memiliki risiko yang tinggi karena bisa mengakibatkan kelahiran prematur atau komplikasi. Tidak hanya itu, kehamilan kembar juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan lainnya seperti, anemia, preeklampsia, keguguran, dan diabetes gestasional.
Demikianlah penjelasan mengenai seluk beluk program bayi tabung yang perlu diketahui oleh Anda dan pasangan yang sedang berencana untuk menjalankannya. Untuk menjalankan program ini, Anda membutuhkan perencanaan biaya yang matang, mengingat biayanya yang cukup mahal, yakni mencapai puluhan hingga ratusan juta. Terlebih lagi mengingat program bayi tabung ini masih belum di-cover oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan sebagian besar jenis asuransi lainnya.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Anda mungkin juga tertarik