Bayi dan Menyusui
Bagi pasangan yang menemui hambatan dalam menghasilkan keturunan, program bayi tabung menjadi alternatif berikutnya yang cukup menjanjikan. Pertama kali ditemukan sejak tahun 1977, program bayi tabung ini kemudian menjadi salah satu metode yang diminati oleh para pasangan yang menginginkan kehamilan selama bertahun-tahun namun belum menemui keberhasilan. Untuk lebih jelasnya, mari pahami lebih dalam seluk beluk program bayi tabung berikut ini.
Jika diartikan, program bayi tabung merupakan suatu prosedur untuk membantu terjadinya kehamilan. Prosedur ini biasanya dijalankan terhadap pasangan yang memiliki masalah kesuburan namun ingin memiliki keturunan.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, proses kehamilan sejatinya terjadi ketika sel telur yang telah matang, dibuahi oleh sel sperma pada saluran indung telur. Setelah dibuahi, sel telur ini kemudian akan menempel pada dinding rahim, dan akan tumbuh menjadi janin yang dilahirkan 9 bulan kemudian. Karena berbagai penyebab, situasi, dan kondisi, proses ini tidak dapat berjalan dengan sempurna, hingga pada akhirnya proses pembuahan pun gagal dan tidak terjadi kehamilan.
Karena proses penggabungan sel telur dan sel sperma secara alami mengalami kegagalan, dilakukanlah sebuah prosedur yang menggabungkan sel telur dan sel sperma di luar kandungan, melalui program bayi tabung. Setelah dibuahi, sel telur yang telah menjadi embrio kemudian akan diletakkan ke dalam rahim untuk mengalami pertumbuhan hingga pada akhirnya dilahirkan oleh sang ibu.
Secara keseluruhan, program bayi tabung ini perlu melalui serangkaian proses yang terdiri dari 5 tahap utama, yakni tahap induksi ovulasi, tahapan pengambilan sel telur, pengambilan sel sperma, pembuahan, hingga tahap terakhir yakni transfer embrio.
Pada tahapan yang pertama ini, akan dilakukan pemberian obat-obatan dan hormon sintesis. Proses ini bertujuan agar pasien dapat memproduksi beberapa sel telur sekaligus, dan membantu proses pematangan sel telur tersebut. Selain itu, obat-obatan juga diperlukan untuk mencegah sel telur lepas terlalu cepat dari indung telur.
Tahap yang kedua ini biasanya dijalankan setelah pasien diberi suntikan hormon paling tidak 34 hingga 36 jam kemudian. Sebelum prosedur ini dimulai, pasien akan diberi obat penenang dan obat anti nyeri untuk menyamarkan rasa sakit. Kemudian sel telur akan diambil dari rahim menggunakan jarum kecil selama kurang lebih 20 menit lamanya.
Berbeda dengan pasien wanita, pengambilan sperma pada pasien pria dilakukan dengan proses masturbasi. Selain itu, sperma juga dapat diambil secara langsung dari testis dengan menjalankan prosedur tertentu.
Setelah sel telur dan sel sperma diambil, akan dilakukan prosedur inseminasi di mana kedua sel tersebut akan dicampurkan selama semalam untuk menjadi embrio.
Setelah embrio berkembang, embrio akan dipindahkan ke dalam janin pasien. Prosedur ini kemudian akan dinyatakan berhasil manakala embrio tersebut dapat bertahan dalam kurun waktu sekitar 6 hingga 10 hari setelah dilakukan transfer.
Berbicara mengenai tingkat keberhasilan program bayi tabung, sejatinya berhubungan erat dengan usia pasien yang akan dilangsungkannya. Pasien dengan usia di bawah 30 tahun memiliki peluang keberhasilan mencapai 44,5 persen. Adapun untuk pasien usia 30-38 tahun, keberhasilan ini mencapai 30%. Sedangkan untuk usia 38-42 tahun, keberhasilan bayi tabung berada di angka 10%, dan di atas umur 42 tahun keberhasilan program bayi tabung dapat dikatakan berada di angka 0%.
Risiko yang mungkin terjadi selama prosedur bayi tabung ini di antaranya adalah:
Kehamilan kembar.
Kehamilan prematur.
Sindrom hiperstimulasi ovarium.
Stres.
Kehamilan ektopik.
Kecacatan lahir.
Terjadi keguguran.
Agar program bayi tabung ini dapat berhasil, menjaga kesehatan merupakan hal yang paling utama dan perlu dilakukan oleh pasien. Menjaga kesehatan dalam hal ini adalah dengan mengonsumsi makanan yang bernutrisi, menghindari rokok dan alkohol, hingga rutin berolahraga. Dengan menerapkan pola hidup yang lebih sehat ini, diharapkan kondisi kesehatan rahim pasien akan semakin meningkat, begitu pun dengan kualitas sel telur dan sel sperma kedua pasien yang akan menjalankan program bayi tabung.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Sumber:
NHS. 2018. IVF- What Happens.
Mayo Clinic. In Vitro Fertilization (IVF).
Penn Medicine. 2020. A Step-By-Step Look at The IVF Process.
Anda mungkin juga tertarik