Hidup Sehat
Tahukah Anda tentang diet rendah garam? Diet rendah garam adalah diet yang diberikan pada pasien yang memiliki tekanan di atas normal. Diet rendah garam disini adalah garam dapur, soda kue, mono sodium glutamate atau vetsin, dan natrium benzoate. Terlalu banyak asupan natrium dalam bentuk garam dapur atau natrium klorida, bisa menyenbabkan gangguan keseimbangan tubuh sehingga akan menyebabkan asites dan atau hipertensi atau tekanan darah tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, menganjurkan untuk adanya pembatasan garam dapur. Dimana tidak lebih daripada satu sendok teh.
Baca Juga: Perhatian, Begini Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi bagi Penderita Hipertensi
Diet rendah garam itu sendiri bertujuan untuk membantu menurunkan tekanan darah, juga membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh atau bengkak. Mengapa bisa terjadi penimbunan cairan dalam tubuh? Ini biasanya dikarenakan kegagalan tubuh untuk mengatur keseimbangan cairan. Dimana ini mengakibatkan tubuh tidak mampu untuk mengeluarkan natrium yang berlebihan dalam jaringan. Natrium tersebut akan mengikat air, yang mana mengakibatkan penimbunan cairan dalam tubuh. Untuk menjalani diet rendah garam tidak bisa asal saja, ada syarat yang perlu Anda ikuti, yaitu jumlah natrium rendah atau bisa juga disesuaikan dengan berat setidaknya retenasi garam atau hipertensi. Syarat yang lain adalah protein, mineral, energi, vitamin, dan lemak yang tercukupi. Ada beberapa jenis diet rendah garam berdasarkan indikasi pemberiannya, yaitu sebagai berikut:
Diet rendah garam I, yang mana diberikan pada pasien yang memiliki edema, hipertensi, dan/atau asites. Untuk pengolahan makanan, tidak perlu ditambahkan garam dapur.
Diet rendah garam II, jenis diet rendah garam ini dimana diberikan kepada pasien yang mengalami adema, asites, dan/atau hipertensi yang tidak terlalu berat. Untuk pengolahan makanan yang akan dikonsumsi, boleh menambahkan seperempat sendok teh garam dapur.
Diet rendah garam III, ini diberikan pada pasien yang juga mengalami edema, asites, dan/atau hipertensi ringan. Pasien hanya dapat menggunakan satu sendok teh garam dapur dalam mengolah makanan yang akan dikonsumsinya.
Baca Juga: Diet DASH untuk Hipertensi
Makanan lebih nikmat digoreng, tumis, ataupun dipanggang meskipun tanpa garam.
Rasa tawar dapat Anda minimalisir dengan menggunakan bumbu atau rempah lain seperti jahe, bawang putih, gula merah, gula pasir, bawang merah, kencur, dan daun salam. Anda juga dapat menggunakan bumbu atau rempah lain yang tidak mengandung garam natrium.
Menaruh garam diatas meja maanan, namun dengan catatan gunakan garam yang tidak lebih dari setegah sendok teh yodium per hari.
Anda dapat menggunakan garam dengan kandungan natrium yang rendah.
Makanan yang perlu untuk dihindari:
Makanan dengan kandungan alkohol seperti durian dan tape.
Daging kambing, jantung, paru, dan otak.
Biskuit, kerupuk, keripik, makanan kering asin, dan kue lainnya yang diolah menggunakan garam natrium.
Mentega dan keju.
Garam, kecap, saus tomat, saus sambal, tauco, dan bumbu penyedap yang lainnya.
Sarden, kornet, sosis, sayuran atau buah dalam kaleng, serta makanan atau minuman kalengan lainnya.
Dendeng, ikan pindang, ikan asing, telur asin, telur pindang, acar, manisan buah, selai kacang, dan makanan yang diawetkan lainnya.
Selain makanan yang perlu Anda hindari, ada juga makanan yang disarankan untuk Anda konsumsi adalah seperti, makanan, minuman dan sari buah murni, susu segar sebanyak 200 mL per hari, sumber protein hewani yakni ayam, ikan, atau daging. Tidak hanya itu, Anda dapat mengonsumsi makanan yang diolah tanpa atau juga sedikit menggunakan garam natrium dan kaldu bubuk. Tentunya Anda juga harus mengonsumsi makanan segar, yakni seperti, hewani, sayuran, dan buah-buahan yang mengandung banyak serat.
Pentingnya untuk melakukan diet rendah garam karena dapat bantu menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Dimana tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu faktor yang akan meningkat risiko penyakit kronis seperti gagal ginjal, diabetes, stroke, dan jantung. Garam menjadi salah satu fakto yang menyebabkan terjadinya hipertensi.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Anda mungkin juga tertarik