Sayangi Kesehatan Rambut, Yuk!

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 26 Oct 2020

Bagikan

Cara Menjaga Kesehatan Rambut yang Benar

Kesehatan rambut dan kulit merupakan barometer kesehatan tubuh secara keseluruhan. Artinya, rambut dan kulit yang sehat juga menandakan tubuh yang sehat.

Apakah Anda sering bereksperimen dengan warna rambut? Atau Anda sering mencatok rambut untuk tampilan Anda? Jangan lupa untuk berhati-hati dan merawat rambut secukupnya, ya!

Artikel ini akan membahas aktivitas-aktivitas yang dapat merusak rambut tanpa kita ketahui, berdasarkan pemaparan Dr. dr. Lili Legiawati, SpKK(K) pada webinar Pre-DEVICE yang diadakan Sabtu, 11 Juli 2020 silam. 

Apa Fungsi Rambut?

Rambut berfungsi sebagai proteksi dan penghangat. Ungkapan bahwa rambut merupakan mahkota wanita menandakan bahwa rambut berdampak penting secara fisiologis dan psikologis.

Seseorang dapat menjadi percaya diri jika memiliki rambut yang indah, sedangkan rambut yang bermasalah dapat membuat seseorang rendah diri. Rambut juga berfungsi sebagai daya tarik seksual yang berguna untuk menarik pasangannya. 

Selain itu, kulit dan rambut yang bermasalah juga dapat menjadi indikasi adanya masalah dalam kesehatan tubuh.

Seperti Apakah Rambut yang Sehat Itu?

Rambut yang sehat dapat dilihat sebagai bagus/indah, bercahaya, dan mudah diatur. Sebaliknya, rambut yang tidak sehat kusam, kering, dan sulit diatur.

Beberapa indikator rambut sehat yang penting dan disepakati oleh dunia adalah kilau, tidak bercabang, halus/lembut, bervolume, dan cukup kuat.

Kondisi akhir rambut sangat bergantung pada perlakuan terhadap rambut tersebut. Beberapa perlakuan yang dapat merusak rambut adalah melakukan bleaching berlebihan dan mencatok setiap hari. 

Apa Saja Masalah Rambut yang Sering Ditemui?

Rambut rontok yang lebih banyak dari biasanya sangat sering dikeluhkan oleh pasien. Keluhan lainnya ada botak ataupun pitak di beberapa spot.

Hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri. Beberapa keluhan botak seluruhnya juga sering dijumpai. Rambut berketombe juga sering dikeluhkan. Beberapa kasus infeksi di kepala juga ada, tetapi prevalensinya lebih sedikit. 

Baca Juga: Cara Alami Atasi Rambut Rontok

Kebiasaan Apa yang Sering Menjadi Penyebabnya?

Kosmetika perias seperti cat, hair spray, dan pelurus rambut sering menjadi salah satu masalah konsultasi. Dalam mengecat, ada proses bleaching yang dilakukan untuk memucatkan warna rambut asli dan mewarnai rambut dengan cat.

Proses bleaching menggunakan oksidator, jika oksidator terlalu kuat, melanosit dapat rusak dan menyebabkan warna asli rambut hilang. 

Catok sering menyebabkan kerontokan rambut yang tidak normal. Penggunaan catok seringkali didasari oleh kurangnya rasa percaya diri, standar kecantikan Asia masih lekat dengan rambut lurus.

Pajanan panas >100 derajat celcius yang rutin diberikan pada rambut akan merusak rambut.

Apa Batasannya?

Konsep pertama adalah tidak berlebihan. Pada umumnya, terdapat tiga jenis cat rambut, yaitu cat rambut permanen, semipermanen, dan temporer.

Cat permanen tersebut bisa sampai ke korteks rambut dan dapat bertahan cukup lama. Cat semipermanen kira-kira bertahan 1-2 bulan.

Cat temporer terdeposit di lapisan kutikula dan hanya bertahan selama beberapa kali pencucian rambut. Penggunaan cat permanen dan semipermanen tidak boleh terlalu sering. 

Catok juga sesekali boleh, tetapi menjadikan rutinitas atau sehari lebih dari sekali sangat tidak direkomendasikan karena risiko kerusakan rambutnya besar.

Jika Anda merasakan ada perubahan besar pada rambut Anda, segera konsultasikan ke dokter kulit Anda, ya. Konsultasi yang diutamakan sekarang dilakukan melalui telekomunikasi untuk memutus mata rantai COVID-19. Yuk, semangat merawat kesehatan rambut!

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Kutu Rambut: Permasalahan Sejuta Anak

 

Referensi:

Webinar Pre-DEVICE, Dr. dr. Lili Legiawati, SpKK(K)

Tag :
Bagikan artikel ini