Retardasi Mental: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Ditinjau oleh dr. Alvin Saputra • 14 Jun 2022

Bagikan

Retardasi Mental: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Retardasi mental adalah hal penting yang perlu diketahui oleh setiap orang tua, mengingat kondisi ini dapat terjadi pada si kecil. Retardasi mental sendiri merupakan gangguan perkembangan otak, yang menyebabkan anak lebih lambat dalam mempelajari kemampuan baru, memiliki nilai IQ di bawah rata-rata, dan bahkan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal karena kemampuannya yang berada di bawah anak normal. 

 

Penyebab Retardasi Mental 

Secara umum, retardasi mental terjadi karena adanya gangguan dalam perkembangan otak anak. Meskipun begitu, ada juga beberapa hal lainnya yang dipercaya menjadi penyebab retardasi mental, yakni sebagai berikut.

  1. Kelainan genetik

Penyebab pertama dari retardasi mental adalah adanya kelainan genetik. Beberapa kondisi genetik seperti sindrom down dan juga sindrom fragile X dipercaya memiliki kaitan yang cukup erat dengan retardasi mental. 

  1. Alami masalah selama kehamilan

Selain permasalahan genetik, retardasi mental ternyata juga dapat disebabkan karena adanya masalah atau gangguan selama kehamilan. Beberapa masalah tersebut dipercaya telah mengganggu perkembangan otak janin. Adapun beberapa kemungkinan penyebab masalah tersebut adalah konsumsi obat-obatan terlarang, alkohol, infeksi, hingga gizi buruk.

  1. Alami masalah selama bayi

Selain bermasalah pada masa kehamilan, penyebab retardasi mental juga dapat terjadi selama masa bayi. Dalam hal ini, mungkin saja sang bayi tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Kurangnya asupan oksigen ini sangat mungkin terjadi pada bayi yang lahir prematur karena kondisi paru-parunya yang belum berkembang dengan sempurna. 

  1. Cedera dan penyakit lainnya

Selain ketiga kondisi di atas, penyebab terjadinya retardasi mental juga dapat disebabkan oleh cedera maupun penyakit lainnya seperti campak atau meningitis. Dalam hal ini, beberapa keadaan seperti kondisi cedera kepala berat, malnutrisi yang cukup ekstrem, hingga infeksi otak dan keadaan yang hampir tenggelam dapat menjadi pemicu besar terjadinya retardasi mental.

 

Gejala Retardasi Mental

Perlu diketahui bahwa kondisi ini dapat terjadi bahkan sebelum si kecil lahir. Meskipun begitu, pada banyak kasus, gejala baru ditunjukkan ketika ia telah memasuki masa tumbuh kembang, sebelum mencapai umur 18 tahun. Untuk memudahkan Anda mengenalinya, berikut ini adalah beberapa gejala retardasi mental. 

Setiap kasus retardasi mental akan berbeda-beda, mulai dari yang ringan hingga yang cukup parah, tergantung dari kondisi penderitanya. Adapun Gejala ringan dari retardasi mental ditunjukkan oleh beberapa hal seperti:

  • Kemampuan seperti duduk dan berjalan, berkembang dengan lebih lambat dibanding anak lain

  • Kesulitan saat berbicara

  • Kesulitan mempelajari kemampuan baru, termasuk yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari (makan dan berpakaian)

  • Kesulitan dalam mengendalikan emosi

  • Kesulitan memahami konsekuensi dari tindakannya sendiri

  • Kemampuan penalaran,  pemecahan masalah, dan daya ingat dapat dikatakan cukup buruk

Adapun untuk kasus yang lebih berat, gejala dari retardasi mental ditunjukkan melalui kejang-kejang, terjadinya gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, bahkan gangguan pengendalian gerak tubuh. 

Tingkat keparahan dari gejala retardasi mental juga dapat dilihat dari nilai IQ anak, di mana IQ 50-69 menunjukkan retardasi ringan, 35-49 menunjukkan tingkat keparahan sedang, 20-34 tergolong berat, sedangkan nilai IQ yang berada di bawah 20 dapat dikategorikan sangat berat.

 

Pengobatan Retardasi Mental

Meskipun retardasi mental ini termasuk kondisi yang berlangsung seumur hidup dan sejatinya tidak dapat disembuhkan, tetapi terdapat beberapa jenis terapi yang dapat membantu. Terapi-terapi ini dibutuhkan untuk membantu pasien dalam meningkatkan kemampuan, terutama yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya.  

  • Pertama, ada terapi okupasi yang akan sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan pasien menjalankan aktivitas sehari-hari seperti mandi dan makan

  • Kedua, ada pula terapi perilaku yang akan sangat membantu dalam mengarahkan pasien berperilaku lebih positif

  • Ketiga, terapi wicara yang dibutuhkan demi meningkatkan kemampuan berbicara dan berkomunikasi

  • Keempat adalah terapi fisik yang secara keseluruhan akan membantu pasien dalam melatih fungsi geraknya

Selain melalui terapi, pengobatan terhadap pasien yang mengalami retardasi mental juga dapat dilakukan melalui pemberian beberapa jenis obat. Biasanya, obat-obatan ini diberikan pada penderita yang mengalami gejala berat.

Adapun obat-obatan tersebut di antaranya adalah obat antikonvulsan untuk kejang-kejang dan obat pelemas otot untuk mengendalikan gerak tubuh. Pada pasien yang mengalami gangguan pendengaran, jenis alat bantu dengar juga dapat sangat membantu.

Demikianlah penjelasan mengenai seluk-beluk retardasi mental yang perlu Anda ketahui. Apabila anak Anda mengalami beberapa gejala dan tanda-tanda retardasi mental, segera periksakan ke dokter atau ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan solusi terbaik.

Baca juga: Ciri Anak Alami Autisme Spectrum disorder (ASD)

Memiliki pertanyaan? Anda bisa berkonsultasi lewat video call langsung dengan dokter terkait di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Playstore.

Referensi

WHO. ICD-10 Guide For Mental Retardation. https://www.who.int/mental_health/media/en/69.pdf

WebMD. Intellectual Disability. https://www.webmd.com/parenting/baby/child-intellectual-disability#1

Emory University School of Medicine. What is mental retardation?. https://www.pediatrics.emory.edu/centers/pehsu/health/mental.html

Bagikan artikel ini