Pencegahan Penularan Virus Corona Subvarian BA.4 & BA.5

Ditinjau oleh dr. Alvin Saputra • 11 Jul 2022

Bagikan

Pencegahan Penularan Virus Corona Subvarian BA.4 & BA.5

Pencegahan penularan Omicron BA.4 dan BA.5 saat ini masih menjadi tantangan global. Pandemi penyakit virus Corona (COVID-19) menyebabkan kumpulan gejala pernapasan akut parah akibat coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Meskipun upaya penelitian intensif dilakukan di seluruh dunia, vaksin telah menjadi pilihan yang efektif untuk pencegahan penularan Omicron BA.4 dan BA.5. 

 

Selain itu, pendekatan terbaik untuk mengendalikan penyebaran virus adalah dengan mengetahui cara pencegahan infeksi, deteksi dini virus dan identifikasi protokol pengobatan. Dalam ulasan ini akan dibahas mengenai penularan virus COVID-19, opsi perawatan yang dapat dilakukan saat ini serta metode pencegahan penularan Omicron BA.4 dan BA.5.

Baca juga: Apa itu Badai Sitokin, Penyebab Utama Kematian Pasien COVID-19

Penularan COVID-19

Virus SARS-CoV-2 termasuk omicron BA.4 dan BA.5 dapat menyebar baik melalui cara langsung (tetesan dan penularan dari manusia ke manusia) dan melalui kontak tidak langsung (benda yang terkontaminasi dan penularan melalui udara). Sementara itu alat pelindung diri (APD) juga bisa menjadi sumber infeksi airborne

Seperti disebutkan sebelumnya, penyebaran SARS-CoV-2 dari orang ke orang seharusnya terjadi terutama melalui tetesan pernapasan ketika orang disekitar Anda batuk, bersin, atau bahkan berbicara atau bernyanyi. 

Tetesan biasanya tidak dapat melintasi lebih dari enam kaki atau hampir dua meter. Namun, SARS-CoV-2 tetap utuh dan menular dalam tetesan (berdiameter kurang dari lima mikron) dan dapat melayang di udara hingga tiga jam. Oleh karena itu, isolasi udara, ventilasi ruangan, dan aplikasi desinfektan yang tepat (terutama di toilet) dapat membatasi penyebaran virus secara aerosol.

Pilihan Perawatan COVID-19

Sindrom gangguan pernapasan akut adalah komplikasi paling umum yang sering terjadi pada pasien COVID-19 yang diikuti oleh anemia, cedera jantung akut dan infeksi sekunder. Oleh karena itu, dokter merekomendasikan perawatan dengan menggunakan antibiotik empiris, obat anti virus, dan kortikosteroid sistemik digunakan sebagai pengobatan. Selain itu, disarankan untuk penggunaan ventilasi mekanik invasif pada pasien dengan hipoksemia berat.

Pencegahan Penularan Omicron BA.4 dan BA.5

WHO telah menyatakan bahwa informasi mengenai isolasi, pencegahan, pengendalian penularan, dan pengobatan orang yang terinfeksi adalah langkah penting dalam mengendalikan penyakit menular seperti COVID-19. Penyebaran infeksi dapat diminimalisir dengan melakukan hal berikut ini, yaitu:

Cara Terbaik Mencegah Penularan Virus COVID-19

Jika di daerah anda memiliki kasus COVID-19 dengan kasus tinggi, sebaiknya Anda tinggal di rumah (karantina rumah) dan menghindari kontak langsung dengan orang. Begitu pula, jika Anda sudah terinfeksi virus Corona, Anda harus mengisolasi diri Anda agar tidak terjadi penyebaran virus ke orang sehat. Selain isolasi, Anda dapat melakukan beberapa pencegahan berikut:

  • Menghindari perjalanan yang tidak penting.

  • Mematuhi aturan jarak sosial seperti menghindari tempat umum yang ramai dan menghindari ruangan sempit berventilasi buruk.

  • Menjaga jarak setidaknya dua meter antara setiap orang, terutama jika ada yang batuk atau bersin.

  • Menghindari berjabat tangan saat menyapa orang lain.

  • Sering mencuci tangan selama minimal 20 detik dengan sabun dan air atau pembersih tangan dengan alkohol minimal 60%, terutama setelah menyentuh area permukaan umum, menggunakan kamar mandi, atau berjabat tangan.

  • Menghindari menyentuh hidung, mata, dan mulut sebelum mencuci tangan.

  • Desinfektan permukaan menggunakan semprotan atau tisu rumah tangga.

  • Memakai masker saat bepergian.

  • Membuang masker bekas dengan benar di tempat sampah tertutup.

 

Perlu disebutkan bahwa masa inkubasi yang lama dan adanya pasien tanpa gejala, penggunaan masker medis (terutama N95) atau respirator (terutama FFP3) sangat direkomendasikan. Selain itu, disarankan untuk mensterilkan respirator bekas dan gunakan kembali untuk waktu yang terbatas. 

Respirator sekali pakai dapat digunakan lagi untuk waktu yang terbatas, kecuali ada risiko kontaminasi melalui pengendapan partikel infeksius di permukaan. Ketika respirator menjadi kotor atau basah dengan cairan tubuh atau tidak dapat lagi dipasang dengan benar, atau jika bernapas melalui respirator menjadi sulit, harus segera dibuang. 

Selain itu, masker harus dibuang setelah digunakan, terutama bagi petugas kesehatan selama melakukan prosedur penghasil aerosol atau aerosol producing procedures (AGP). Hingga saat ini, produsen tidak memiliki alasan untuk mendesinfeksi masker atau memproduksi masker untuk penggunaan berulang. Namun, adapun kebutuhan vital untuk dapat mendisinfeksi masker dan menggunakannya kembali.

Baca juga: Anak Terkena COVID-19, Berikut Penanganan Berdasarkan Usia Anak


Memiliki pertanyaan? Anda bisa berkonsultasi lewat video call langsung dengan dokter terkait di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Playstore.

Referensi

WHO. 2021. Coronavirus disease (COVID-19): How is it transmitted?. https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/coronavirus-disease-covid-19-how-is-it-transmitted.

Lotfi, M., Hamblin, M. R., & Rezaei, N. (2020). COVID-19: Transmission, prevention, and potential therapeutic opportunities. Clinica chimica acta; international journal of clinical chemistry, 508, 254–266. https://doi.org/10.1016/j.cca.2020.05.044.

Bagikan artikel ini