Olahraga Atau Diet Untuk Turunkan Berat Badan?

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 15 Dec 2020

Bagikan

Olahraga Atau Diet Untuk Menurunkan Berat Badan?

Ketika sedang berusaha untuk menurunkan berat badan, maka hal pertama yang kita lakukan biasanya adalah mengubah pola makan.

Diet Untuk Menurunkan Berat Badan

Hal ini rasanya sudah merupakan autopilot kita ketika sedang menjalani program diet. Dengan mengurangi asupan kalori kita, maka kita dapat dengan segera menurunkan berat badan.

Namun perlu diingat pula bahwa setelah beberapa waktu, maka biasanya kita akan kembali ke kebiasaan makan yang lama. Selain itu, rasa lapar kita akan makin terstimulasi sehingga merangsang tubuh untuk makan lebih banyak. Akhirnya, berat badan pun kembali naik.

Ternyata, berdiet tidak menjamin penurunan berat badan dalam jangka waktu lama.

Olahraga Untuk Menurunkan Berat Badan

Bagaimana dengan hanya berolahraga? Menurut sebuah studi yang melibatkan 81 wanita yang mengalami kelebihan berat badan.

Seluruh peserta mengikuti program kebugaran selama tiga bulan, dimana para wanita ini melakukan olahraga dengan treadmill selama tiga kali seminggu tanpa perubahan dari kebiasaan makan peserta.

Setelah masa percobaan selesai, ditemui bahwa 70% wanita malah mengalami peningkatan massa lemak. Studi ini tidak dapat menyimpulkan alasan yang tepat untuk kenaikan berat badan.

Namun dipercaya bahwa peserta mengalami kenaikan berat badan karena konsumsi makanan yang bertambah sebagai kompensasi dari kalori yang hilang selama berolahraga.

Baca Juga: Menurunkan Berat Badan: Kardio atau Muscle Training?

Jadi, Olahraga atau Diet Jika Ingin Menurunkan Berat Badan?

Untuk menurunkan berat badan dalam jangka waktu yang lama dan permanen, maka cara yang paling aman adalah dengan mengimbangi antara restriksi kalori dan olahraga yang teratur.

Untuk memahami ini, maka pertama kita harus memahami terlebih dahulu penggunaan energi dan asupan kalori kita.

Penggunaan kalori selama sehari untuk aktivitas kita adalah total dari penggunaan energi. Untuk menurunkan berat badan, maka jumlah kalori yang digunakan harus melebihi jumlah kalori yang dimakan.

Bila makanan tidak dikurangi namun diiringi dengan frekuensi serta intensitas olahraga yang makin meningkat, maka akan muncul defisit energi jangka panjang.

Defisit energi jangka panjang adalah kondisi dimana kalori yang kita konsumsi berjumlah lebih kecil daripada kalori yang digunakan. Selain itu, metabolisme tubuh akan meningkat dengan olahraga yang makin sering.

Ingatlah untuk mengonsumsi makanan sehat yang terdiri dari komponen karbohidrat, protein, sayur-sayuran, serta buah-buahan. Dengan begini, upaya Anda untuk mengurangi berat badan pun akan lebih kentara.

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Benarkah Kopi Dapat Menurunkan Berat Badan? Yuk Cek Faktanya!

 

Referensi:

1. Sawyer B, Bhammar D, Angadi, Siddhartha, Ryan D, Ryder J, Sussman E, Bertmann F, Gaesser, Glenn. Predictors of fat mass changes in response to aerobic exercise training in women. J Strength Cond Res. 2014;29. 10.1519/JSC.0000000000000726.

2. CDC. Adult obesity facts [Internet]. Washington: CDC; dates unknown [cited 2020 Jul 19]. Available from: https://www.cdc.gov/obesity/data/adult.html

3. Cleveland Clinic. Aerobic exercise & heart health [Internet]. Cleveland: Cleveland Clinic; dates unknown [cited 2020 Jul 19]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/articles/16779-aerobic-exercise--heart-health

Bagikan artikel ini