Lain-lain
Adanya temuan vaksin HIV yang mana mulai diujicobakan pada primata menunjukkan hasil baik. Terdapat sebuah publikasi terbaru dari nature medicine bahwa adanya temuan vaksin HIV. Dimana vaksin HIV ini diujicobakan pada primata. HIV itu sendiri merupakan penyakit yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini akan menyebabkan penderitanya menjadi rentan terhadap ragam masalah medis. Virus HIV akan merusak sel CD4 dan sistem kekebalan tubuh manusia, semakin kuat virus merusak CD4, maka penderitanya pun mempunyai risiko tinggi untuk terkena berbagai macam infeksi ataupun kanker.
Sebelumnya, mari mengetahui apa saja yang menjadi faktor risiko HIV, yakni sebagai berikut:
Melakukan tindik atau tato di area tubuh dengan reputasi tidak terjamin
Kerap kali berganti pasangan
Menjalani prosedur medis atau transfusi darah misalnya operasi tranplantasi
Ketika melakukan hubungan seksual, tidak menggunakan alat kontrasepsi
Mempunyai risiko tertusuk jarum suntik yang telah tercemar, seperti tenaga kesehatan
Menderita penyakit menular seperti herpes, klamidia, gonore, sifilis, dan vaginosis bakteri yang mana merupakan PMS (Penyakit Menular Seksual)
Sampai sekarang ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV, maka dari itu penyakit ini menjadi sebuah perhatian penting bagi para ahli kesehatan. Munculnya vaksin HIV menjadi sebuah harapan dimana percobaannya pada primata menunjukkan hasil aman. Selain itu, percobaan ini juga menghasilkan bahwa adanya dorongan terbentuknya antibodi, serta respons kekebalan seluler terhadap virus, termasuk virus HIV. Apa itu kekebalan seluler? Ini merupakan respons kekebalan atau imun untuk tidak melibatka antibodi. Namun, melibatkan respons kekebalan yang mana dilakukan molekul protein. Molekul protein ini tersimpan pada limfa serta plasma darah.
Vaksin HIV dibuat dengan dasar mRNA teknologi platform sama, yang mana digunakan dalam dua vaksin virus Corona. Di uji coba yang dilakukan tersebut, para peneliti menggunakan kera rhesus dan tikus. Dengan diikuti beberapa inokulasi booster risiko 79 persen lebih rendah. Hal ini jika dibandingkan dengan hewan yang tidak vaksinasi. Diketahui bahwa vaksin HIV ini menggabungkan fitur-fitur yang bisa mengatasi kekurangan vaksin HIV yang lainnya. Vaksin mRNA ini memberikan sebuah instruksi dengan kode. Dimana instruksi tersebut membuat Env dan Gag yang merupakan protein HIV utama di sel otot hewan.
Vaksin HIV tepatnya mRNA ini kemudian diuji kepada kera atau primata. Dengan rinscian rejimen vaksin yang berbeda antara subkelompok hewan vaksinasi, namun melibatkan priming sistem kekebalan. Akan tetapi, dengan vaksin yang dimodifasi guna memaksimalkan antibodi. Walaupun dosis mRNA yang diberi tinggi, namun vaksin bisa ditoleransi dengan baik. Efek samping yang terjadi pun hanya sementara dan ringan terjadi para kera, yakni seperti hilangnya nafsu makan.
Disebutkan jika vaksin HIV sudah aman dan dirasa efektif, maka vaksin akan dilanjutkan ke uji coba Tahap 1 dengan sukarelawan dewasa.
Untuk risiko HIV yang berkembang menjadi AIDS akan bergantung pada penderitanya. Beberapa faktor dibawah ini akan memengaruhi perkembangan HIV ke AIDS:
Sistem daya tahan tubuh
Virus HIV kebal terhadap obat
Usia
Ada atau tidaknya infeksi yang menyertai
Akses layanan kesehatan
Ada atau tidaknya kekebalan terhadap jenis virus HIV tertentu atau disebut faktor genetik
Jika terus dibiarkan begitu saja, tanpa adanya penanganan yang tepat, maka HIV dapat memunculkan komplikasi seperti dibawah ini:
TBC atau tuberkolosis menjadi salah satu penyebab kematian paling banyak di ODHA
CMV atau Cytomegalovirus adalah virus herpes yang mana dapat merangsang komplikasi. Komplikasi ini dalam bentuk kerusakan paru-paru, mata, serta saluran pencernaan. Apabila dialami oleh ia yang memiliki daya tahan tubuh lemah.
Komplikasi ini merupakan infeksi parasit toxoplasma gondi yang mana dapat merangsang kejang-kejang dan penyakit jantung.
Ini merupakan infeksi jamur Candida yang berada dalam kerongkongan, vagina, lidah, dan juga mulut.
PCP atau pneumocystis pneumonia yang diakibatkan oleh infeksi jamur. PCP menjadi infeksi oportunistik paling biasa dan umum terjadi dari penyakit HIV.
Rutin memeriksakan kondisi kesehatan jika anda memiliki faktor risiko terkena HIV. Dengan penanganan yang tepat, maka diharapakan HIV tidak berkembang menjadi semakin berkembang.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Playstore.
Ingin penjelasan lebih detail oleh dokter? Pesan konsultasi sekarang!
Mulai dari IDR 110.000
National Geographic Indonesia
https://wwwn.cdc.gov/hivrisk/what_is/stages_hiv_infection.html
https://www.healthline.com/health/hiv-aids
http://www.ichrc.org/821-obat-antiretroviral
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/symptoms-causes/syc-20373524
https://www.nhs.uk/conditions/hiv-and-aids
http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/BUKU_3_PENGENDALIAN_HIV_COLOR_A5_15x21_cm.pdf
http://www.ias-2005.org/health/hiv/living-a-healthy-lifestyle-with-hiv
https://www.medicalnewstoday.com/articles/17131
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids
Ingin penjelasan lebih detail oleh dokter? Pesan konsultasi sekarang!
Mulai dari IDR 110.000
Anda mungkin juga tertarik