Toksoplasmosis

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 03 Jun 2021

Bagikan

Toksoplasmosis

Gambaran umum


Toksoplasmosis merupakan penyakit akibat infeksi parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat ditularkan dengan cara menelan makanan atau minuman yang tercemar, maupun melalui darah yang terjadi melalui transfusi darah, penularan dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya, atau prosedur transplantasi organ. 


Inang yang menjadi tempat toksoplasma berkembang biak adalah kucing. Toksoplasma memiliki berbagai stadium hidup. Pada kucing, toksoplasma berada pada fase sel telur. Sel telur tersebut keluar dari feses kucing dan dapat tertelan oleh manusia, baik secara langsung maupun melalui makanan yang tercemar. Selain itu, sel telur juga dapat tertelan oleh hewan lain kemudian dapat berkembang hingga ujungnya menjadi kista jaringan yang hidup di jaringan otot (daging).


Manusia dapat terinfeksi jika memakan daging yang terkontaminasi kista jaringan tersebut. Sel telur yang tertelan oleh manusia juga melalui siklus hidup yang sama. Di manusia yang terinfeksi, parasit toksoplasma dapat menginfeksi organ-organ melalui darah, sedangkan kista jaringan dapat terbentuk di jaringan otot rangka, jantung, otak, dan mata sehingga turut menyebabkan kerusakan organ.


Tanda dan Gejala


Sebagian besar infeksi toksoplasma tidak menimbulkan gejala. Gejala umumnya muncul pada pasien dengan gangguan sistem imun. Tanda dan gejala yang dapat muncul yaitu:

  • Nyeri badan

  • Pembengkakan kelenjar getah bening

  • Demam

  • Mudah lelah

  • Sakit kepala


Infeksi pada janin dapat menyebabkan toksoplasmosis kongenital yang memiliki trias khas yaitu hidrosefalus (penumpukan cairan pada otak), kalsifikasi intrakranial, dan korioretinitis (peradangan pada retina).


Diagnosis


Penggalian informasi terutama faktor risiko seperti riwayat kontak dengan pasien yang terinfeksi toksoplasma merupakan hal penting untuk diketahui. Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk mendiagnosis toksoplasmosis yaitu:

  • Pemeriksaan antibodi yang ditujukan untuk mendeteksi kadar antibodi IgG dan IgM spesifik toksoplasma.

  • PCR yang ditujukan untuk mendeteksi materi genetik parasit pada tahap trofozoit. Spesimen yang digunakan dapat berupa darah atau cairan amnion.

  • MRI otak yang ditujukan untuk menemukan kista parasit pada otak.

  • Pemeriksaan mata yang ditujukan untuk memeriksa tanda kista toksoplasma pada jaringan mata.


Tata laksana


Infeksi toksoplasma tidak dapat dihilangkan dan parasit akan tetap ada di tubuh manusia sepanjang hidup. Namun, toksoplasma dapat diobati sehingga parasit menjadi tidak aktif atau dorman. Tata laksana toksoplasmosis bergantung pada usia dan status imun pasien. Obat-obatan yang digunakan meliputi pirimetamin, sulfadiazin, dan leucovorin.

Leucovorin bermanfaat untuk mengimbangi efek penekanan sumsum tulang akibat konsumsi pirimetamin. Pengobatan pada kasus toksoplasmosis nonkongenital berlangsung selama 4-6 minggu, sedangkan pengobatan pada kasus toksoplasmosis kongenital berlangsung selama satu tahun.


Referensi:

1. Mayo Clinic

2. WebMD

Bagikan artikel ini