Mengenali Lebih Dekat Apa itu LASIK

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 01 Sep 2020

Bagikan

Mengetahui Lebih Dalam Apa Itu LASIK

LASIK adalah singkatan dari Laser-Assisted in Situ Keratomileusis, yang juga biasa disebut sebagai operasi laser mata. LASIK merupakan sebuah operasi untuk memperbaiki kemampuan refraksi mata yang mempengaruhi fungsi mata.

Biasanya, LASIK dilakukan untuk memperbaiki kondisi miopia (rabun dekat), hipermetropia (rabun jauh), dan astigmatisme. LASIK dinilai sebagai salah satu cara untuk menghilangkan kebutuhan akan kacamata atau lensa kontak sehingga dianggap sangat memudahkan.

Cara Kerja LASIK

Prinsip kerja utama LASIK adalah dengan menggunakan laser atau mikrokeratoma untuk memperbaiki bentuk kornea mata.

Pada penderita gangguan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, biasanya yang menjadi masalah adalah bentuk kornea mata yang tidak normal. Karena itu, maka ketajaman penglihatan pun terpengaruh.

Prosedur LASIK melibatkan pembentukan sebuah “flap” atau “bukaan” tipis, lalu melipatnya supaya jaringan di bawahnya dapat diubah dengan laser, lalu flap tersebut akan ditutup.

Pasien dengan miopia tinggi atau dengan kornea tipis tidak dapat diobati dengan LASIK. Menurut British National Health Service’s National Institute for Health and Clinical Excellence menilai penggunaan operasi laser mata aman dan efektif bagi beberapa pasien tertentu. Namun, hal ini bukan berarti LASIK tidak membawa risiko.

Baca Juga: Berikut Ini Gejala Mata Minus dan Cara Menanganinya!

Risiko Penggunaan LASIK

Dibalik kemudahan yang ditawarkan, LASIK memiliki beberapa risiko. Beberapa di anataranya adalah mata kering, halos, maupun komplikasi lainnya.

Mata kering dapat menyebabkan perdarahan di dalam konjunktiva atau bagian putih mata, sehingga adanya keadaan mata kering dari awal (misalnya karena Sindrom Sjogren) dikontraindikasikan atau tidak diperbolehkan untuk mendapatkan LASIK.

Adanya kondisi mata kering dapat memengaruhi kualitas hidup pasien. Halos merupakan suatu kondisi di mana terdapat “ledakan” bila melihat cahaya yang terang pada malam hari.

Ketika malam hari, pupil biasanya berdilasi menjadi lebih besar daripada “flap” yang dibuat pada saat prosedur. Karena ini, maka dapat terjadi distorsi atau pembelokan cahaya. Komplikasi lainnya termasuk komplikasi flap, flap terlepas, keratitis lamellar difus, infeksi, dan lain sebagainya.

Tidak semua orang dapat menerima prosedur ini, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Bila pasien memiliki kondisi:

  • Keratokonus,

  • Kornea tipis

  • Distrofi endotel kornea Fuchs

  • Retina sobek

  • Distrofi membran basal epitel kornea

  • Penyakit autoimun

  • Mata kering berat

  • Dan blepharitis signifikan

Maka harus mendapatkan perawatan khusus sebelum dipertimbangkan untuk menerima LASIK. Wanita hamil dan menyusui juga biasanya tidak diperbolehkan mendapatkan LASIK.

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Mata

 

Referensi:

1. Stodola E. LASIK worldwide [Internet]. VA: ASCRS EyeWorld; 2016 [cited 2020 Jul 11]. Available from: https://www.eyeworld.org/board

2. FDA. LASIK: what are the risks and how can I find the right doctor for me? [Internet]. WA: FDA; 2011 [cited 2020 Jul 11]. Available from: https://www.fda.gov/medical-devices/lasik/what-are-risks-and-how-can-i-find-right-doctor-me

3. Simpson RG, Moshirfar M, Edmonds JN, Christiansen SM, Behunin N. Laser in situ keratomileusis in patients with collagen vascular disease: a review of the literature. Clin Ophthalmol. 2012;6:1827-1837. doi:10.2147/OPTH.S36690

Tag :
Bagikan artikel ini