01 Oct 2019 • Tips Kesehatan
Ditulis oleh: dr. Yonathan Heru Suhalim
Telah di review oleh: dr. Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD, FES
Diabetes tipe 2 merupakan salah
satu dari penyakit kronis yang banyak diderita oleh penduduk di seluruh dunia. Menurut
perkiraan, angka tersebut akan bertambah 2x lipat dalam 20 tahun ke depan
dikarenakan peningkatan usia, obesitas (kegemukan), dan pola hidup yang buruk.
Berbagai macam masalah komplikasi
dapat ditimbulkan oleh penyakit diabetes ini. Untuk tipe komplikasinya
dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu masalah pada pembuluh darah besar
(jantung dan otak) dan masalah pada pembuluh darah kecil (mata dan ginjal). Komplikasi
yang terjadi akan mengalami penurunan secara bermakna jika kita berhasil
mencapai target dari HbA1c.
Selain mengkonsumsi obat-obatan, untuk
mencapai kadar gula darah yang baik diperlukan perubahan terhadap gaya hidup
yang dijalani, mulai dari makanan yang kita konsumsi dan juga aktivitas fisik
yang kita lakukan.
Pada artikel ini, kami akan
memfokuskan kepada jenis obat-obatan yang dapat digunakan pada penderita DM. Obat-obatan
yang pada saat ini dipakai untuk membantu mengontrol gula darah terbagi menjadi
2, yaitu obat yang dikonsumsi secara oral dan yang disuntikan.
Terdapat berbagai jenis
obat-obatan penurun gula darah yang dikonsumsi secara oral. Masing-masing
obat-obatan tersebut memiliki mekanisme kerjanya sendiri dan juga memiliki efek
samping yang berbeda-beda. Tidak jarang juga ditemukan pada pasien yang
menderita diabetes harus mengkonsumsi lebih dari 1 macam obat oral atau
mengkombinasikannya dengan insulin untuk mengontrol gula darahnya.
Pengendalian kadar gula darah
merupakan hal yang penting dalam penanganan DM. Keberhasilan pengelolaan DM
untuk mencegah komplikasi dapat dicapai dengan cara mematuhi anjuran perubahan
perilaku sesuai perintah yang diberikan dalam bentuk terapi latihan, diet,
pengobatan, maupun kontrol penyakit kepada dokter.
Berdasarkan cara kerjanya, obat diabetes oral dibagi menjadi 5 golongan:
Terdapat juga obat herbal yang
beredar dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
Diantaranya adalah daun
sambiloto, brotowali, teh hitam, dan cuka apel. Namun hanya terdapat sedikit
penelitian yang menguji efek dan manfaat penggunaan obat herbal tersebut untuk
menurunkan kadar gula darah. Oleh karena itu, hal tersebut masih menjadi
kontroversi di kalangan masyarakat maupun di kalangan dokter. Dan perlu juga diingat
bahwa obat herbal juga dapat menyebabkan hipoglikemia.
Berikut penggolongan obat penurun gula darah dengan metode suntikan berdasarkan lama kerjanya:
Perlu diperhatikan juga bahwa
efek samping dari penggunaan insulin adalah terjadinya hipoglikemia.
Sebelum memulai terapi dengan menggunakan obat-obat penurun gula darah baik secara oral maupun suntikan, diharapkan untuk terlebih dahulu berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui kegunaan, mekanisme kerja, dan efek samping yang timbul dari obat tersebut.
Semua pasien harus mengutamakan
motto “no doctor no drug” yang
artinya adalah semua obat-obatan yang dikonsumsi harus dalam pengawasan dokter.
Referensi:
Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2015
Juan José Marín-Peñalver, Iciar Martín-Timón; World Journal of Diabetes 2016