Kesehatan Mental
Apakah Anda pernah mendengar istilah self harm? Self harm merupakan perilaku menyakiti diri sendiri. Hal ini terjadi karena seseorang ingin melampiaskan emosi yang ada di dalam diri seperti kemarahan, stress dan kekecewaan. Bagi penderitanya, melakukan hal ini dapat membantu mereka mengekspresikan perasaan yang tidak sanggup diungkapkan maupun sebagai suatu cara untuk menghukum diri sendiri.
Perilaku menyakiti diri sendiri atau self harm meliputi memotong atau membakar kulit, memukul diri sendiri, mengonsumsi alkohol atau narkoba, dan menggunakan bahan beracun. Lantas, apa yang menjadi penyebab seseorang melakukan self harm? Berikut ini akan dijelaskan beberapa penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku self harm.
Salah satu penyebab seseorang melakukan perilaku self harm yaitu menjadi korban pelecehan seksual pada masa kecil. Hal ini ditunjukkan pada sebuah studi yang menyatakan adanya hubungan antara pelecehan seksual yang dialami ketika kecil berpengaruh terhadap perilaku menyakiti diri sendiri ketika dewasa. Selain itu, korban pelecehan akan memiliki risiko tinggi mengalami depresi sehingga melukai diri sebagai pelampiasan.
Penyebab seseorang melakukan perilaku self harm yang selanjutnya yaitu mengalami stres yang menumpuk. Dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa stres yang menumpuk hingga tidak dapat ditoleransi dapat berisiko melakukan perilaku self harm untuk melepaskan stress.
Korban perundungan terutama pada usia remaja akan memiliki risiko melakukan perilaku menyakiti diri sendiri. Hal ini terjadi karena, remaja tidak memiliki kemampuan dalam mengatasi stres layaknya orang dewasa. Pada akhirnya mereka akan memilih untuk menyakiti diri sendiri.
Emosi baik itu amarah ataupun kesedihan yang mendalam dapat menjadi penyebab perilaku self harm. Bagi mereka, menyakiti diri sendiri merupakan salah satu cara untuk menggantikan rasa sakit yang mereka alami. Sebagai contoh, ketika putus cinta akan merasa sangat sakit dan sedih. Pada akhirnya, mereka akan memutuskan untuk melakukan self harm.
Pada sebuah studi menunjukkan, bahwa merasa yang merasa rendah diri hingga membenci diri sendiri berisiko melakukan self harm. Salah satunya yaitu korban pelecehan seksual pada masa kecil. Korban pelecehan ini akan cenderung tumbuh dengan rasa percaya diri yang sangat rendah bahkan menyalahkan diri sendiri. Perilaku self harm akan mereka lakukan untuk melampiaskannya.
Perilaku self harm ini tentu saja membawa dampak buruk bagi penderitanya bahkan bisa berdampak pada kematian. Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk dapat mengatasi perilaku self harm ini? Simak penjelasannya di bawah ini.
Cara mengatasi perilaku self harm yang pertama yaitu mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu. Mencari tahu penyebab seseorang melakukan perilaku self harm akan sangat membantu mengatasi self harm. Dengan mengetahui penyebab seseorang melakukan self harm, maka akan lebih mudah untuk mempelajari cara yang harus ditempuh agar dapat menghindari perilaku self harm.
Cara mengatasi self harm yang selanjutnya yaitu berkomunikasi mengenai masalah yang dihadapi dengan seseorang yang paling dipercaya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa self harm dapat terjadi karena strs yang terlalu menumpuk. Oleh karena itu, bercerita dengan orang yang dipercaya akan membuatnya nyaman dan berbagi beban. Penderita self harm juga dapat berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan solusi yang konkret.
Cara mengatasi self harm yang terakhir yaitu mencari cara lain dalam mengatasi stres. Melukai diri sendiri dalam melampiaskan stres, bukanlah cara yang tepat. Sebaiknya gantilah dengan cara menulis semua perasaan negatif pada semua buku, atau mendengarkan musik yang menggambarkan perasaan. Selain itu, Anda juga bisa mandi menggunakan air hangat ataupun memijat leher untuk menenangkan diri.
Sekianlah informasi mengenai self harm dan bagaimana cara mengatasinya. Apabila Anda cenderung memiliki banyak masalah yang tidak dapat ditangani oleh diri sendiri, carilah orang untuk bercerita ataupun berkonsultasi dengan psikolog.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Baca Juga: Kenali Empat Pola Gejala Gangguan Obsesif-Kompulsif, Yuk!
Referensi :
Devies, Janey. A couple of decades ago, I went out with a guy that would regularly self-harm. (2018)
Cutting and Self-Harm. (2018)
Anda mungkin juga tertarik