Tips Kesehatan
Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan suhu dingin lingkungan. Hal ini telah diketahui sejak penelitian chamber cold atau ruangan dingin yang dilaksanakan pada tahun 1961.
Dalam penelitian tersebut, sepuluh pria tanpa busana ditempatkan di dalam ruangan dengan suhu 11,8 oC selama delapan jam per hari.
Sepuluh pria tersebut selanjutnya menunjukkan respon cepat tubuh untuk memproduksi panas, yaitu dengan menggigil.
Respon menggigil para subjek berhenti muncul pada hari ke-14. Diduga tubuh subjek telah memiliki cara lain untuk memproduksi panas untuk menghangatkan tubuh.
Lemak coklat, atau brown fat, saat ini diketahui sebagai struktur berupa sel lemak khusus yang dapat memproduksi panas dan berperan dalam kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan.
Lemak coklat membakar kalori untuk memproduksi panas, sedangkan lemak ‘putih’ biasa berfungsi menyimpan energi dari makanan yang kita makan.
Jumlah lemak coklat dalam tubuh dipengaruhi oleh pajanan tubuh terhadap suhu rendah. Saat berada di lingkungan yang dingin, tubuh manusia akan menciptakan respon awal berupa menggigil.
Suhu dingin lama kelamaan akan menciptakan dan mengaktifkan lemak coklat untuk menggantikan peran menggigil dalam memproduksi panas.
Proses pembentukan panas sebagai respons terhadap dingin, baik melalui menggigil atau lemak coklat, membuat tubuh membakar kalori lebih banyak dari biasanya.
Baca Juga: 4 Bahan Alami untuk Membakar Lemak Perut
Apabila tidak diiringi dengan makan berlebihan, orang yang berada dalam suhu dingin mungkin dapat menurunkan berat badannya. Seberapa banyak penurunan berat badan yang terjadi bergantung pada banyak faktor.
Keberadaan lemak coklat juga dapat memberikan beberapa manfaat metabolik bagi tubuh. Jumlah lemak coklat berkaitan erat dengan meningkatnya sensitivitas insulin, berkurangnya kadar asam lemak, dan berkurangnya kadar trigliserida.
Beberapa ilmuwan bahkan mulai berpendapat untuk mempertimbangkan peningkatan lemak coklat, yang diperoleh melalui paparan terhadap dingin, sebagai terapi pengobatan atau pencegahan diabetes, obesitas, dan gangguan metabolisme lainnya.
Hal yang harus diingat adalah untuk berhati-hati, karena suhu dingin dapat membawa malapetaka bagi orang yang memiliki penyakit jantung, atau memiliki risiko kardiovaskular dan stroke.
Tubuh ketika berada dalam lingkungan yang dingin akan berusaha untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh dengan mengurangi lebar pembuluh darah, sehingga tekanan darah dan denyut jantung meningkat.
Pada orang-orang berisiko, peningkatan tekanan darah tersebut selanjutnya dapat memicu serangan jantung atau stroke.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seberapa besar sensasi dingin yang dibutuhkan agar tubuh dapat menyimpan lemak coklat lebih banyak dan menghasilkan manfaat.
Jumlah lemak putih yang terdapat pada tubuh akan menentukan paparan dingin sebesar apa yang dibutuhkan untuk membuat seseorang kedinginan, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi.
Setelah tubuh menyimpan lemak coklat dalam jumlah banyak, tubuh harus terus menerus terpapar suhu dingin untuk mencapai manfaat yang ditawarkan dari metabolisme lemak coklat.
Hal ini disebabkan lemak coklat hanya akan dimetabolisme pada suhu dingin, sehingga memiliki banyak lemak coklat di lingkungan yang hangat tidak akan mempengaruhi apa-apa.
Selanjutnya, manfaat jangka panjang yang didapatkan dari penurunan berat badan atau perubahan metabolisme karena lemak coklat belum diketahui secara jelas.
Banyak studi yang menunjukkan bahwa intervensi dingin dapat menurunkan berat badan dalam jangka pendek. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak jangka panjang suhu dingin terhadap berat badan dan metabolisme.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Baca Juga: Benarkah Kopi Dapat Menurunkan Berat Badan? Yuk Cek Faktanya!
Referensi:
1. Davis TRA. Chamber of acclimatization in man. J Appl Physiol [Internet]. 1961 [cited 2020 Jul 5];16(6):1011-5.
2. Nedergaard J, Cannon B. The changed metabolic world with human brown adipose tissue: therapeutic visions. Cell Metab [Internet]. 2010 Apr [cited 2020 Jul 5];11(4):268-72.
3. Chondronikola M, Volpi E, Borsheim E, et al. Brown adipose tissue activation is linked to distinct systemic effects on lipid metabolism in humans. Cell Metab [Internet]. 2016 Jun 14 [cited 2020 Jul 5];23(6):1200-6.
4. Rakers F, Schiffner R, Rupprecht S, et al. Rapid weather changes are associated with increased ischemic stroke risk: a case-crossover study. Eur J Epidemiol [Internet]. 2016 Feb [cited 2020 Jul 5];31:137-46.
5. Wang W, Seale P. Control of brown and beige fat development. Nat Rev Mol Cell Biol [Internet]. 2016 Nov [cited 2020 Jul 5];17:691-702.
6. Carpentier AC, Blondin DP, Virtanen KA, et al. Brown adipose tissue energy metabolism in humans. Front Endocrinol [Internet]. 2018 Aug 7 [cited 2020 Jul 5];9:447.
Anda mungkin juga tertarik