Manfaat makanan fermentasi bagi pencernaan

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 19 Oct 2020

Bagikan

Ketahui Manfaat Makanan Fermentasi Bagi Pencernaan

Makanan fermentasi ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan saluran pencernaan.

Teknik fermentasi telah digunakan sejak lama sebagai salah satu cara mengawetkan makanan dan minuman. Produk yang diperoleh melalui fermentasi memiliki risiko kontaminasi lebih rendah.

Manfaat Makanan Fermentasi

Fermentasi tidak hanya meningkatkan daya tahan makanan, melainkan juga kadar nutrisi dan probiotik yang bermanfaat bagi saluran pencernaan.

Di samping itu, fermentasi juga dapat meningkatkan kelezatan dengan memperkaya cita rasa dan tekstur makanan.

Mengonsumsi makanan fermentasi yang kaya akan probiotik sejak masa anak-anak dapat melatih sistem imun untuk menoleransi mikrobiota yang bervariasi dan bermanfaat bagi tubuh.

Komposisi mikrobiota usus akan relatif lebih stabil setelah masa anak-anak. Meskipun begitu, orang dewasa yang mengonsumsi makanan fermentasi secara rutin masih dapat memperoleh manfaat.

Baca Juga: Makanan yang Sehat untuk Sistem Pencernaan Manusia

Peran Mikrobiota di Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan manusia dihuni oleh berbagai bakteri dan mikroorganisme dalam jumlah yang sangat banyak. Populasi bakteri dan mikroorganisme atau mikrobiota tersebut berperan dalam membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi di usus.

Beberapa penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa mikrobiota memiliki peran penting dalam memperbaiki sistem imun tubuh dan mencegah proses inflamasi dalam tubuh yang berkaitan dengan penyakit-penyakit seperti obesitas, diabetes, hingga penyakit neurodegeneratif.

Komposisi mikrobiota di dalam saluran pencernaan bervariasi di sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, komposisi mikrobiota juga berbeda antara satu individu dengan individu lainnya.

Faktor yang mempengaruhi mikrobiota usus beberapa di antaranya adalah penggunaan antibiotik, gaya hidup, asupan makanan, dan status gizi.

Studi memperlihatkan bahwa komposisi mikrobiota usus pada orang dewasa di Amerika mulai mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

Tidak teraturnya pengembalian kembali mikrobiota usus seperti pada generasi sebelumnya diduga menjadi alasan perubahan tersebut.

Pemeliharaan mikrobiota usus dapat terganggu akibat perubahan pola diet dan sanitasi yang lebih baik, menyebabkan berkurangnya pajanan alami seseorang terhadap bakteri melalui kotoran dan kontaminan lainnya.

Perubahan mikrobiota usus dapat menciptakan ketidakseimbangan antara bakteri yang bermanfaat dan berbahaya. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan dinding usus melemah sehingga isi usus bocor dan masuk ke peredaran darah.

Kondisi ini, apabila berlangsung dalam waktu lama, berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan seperti asma, eksim, dan skizofrenia. Makanan yang telah difermentasi dapat memperbaiki komposisi mikrobiota usus dan mencegah hal ini terjadi.

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Kenali Salah Satu Penyakit Sistem Pencernaan Manusia, Usus Buntu!

 

Referensi:

1. Melini F, Melini V, Luziatelli F, Ficca AG, Ruzzi M. Health-promoting components in fermented foods: an up-to-date systematic review. Nutrients [Internet]. 2019 [cited 2020 Jul 28];11(5):1189. Published 2019 May 27. 

2. Marco ML, Heeney D, Binda S, et al. Health benefits of fermented foods: microbiota and beyond. Curr Opin Biotech [Internet]. 2017 Apr [cited 2020 Jul 28];44:94-102.

3. Buford TW. (Dis)Trust your gut: the gut microbiome in age-related inflammation, health, and disease. Microbiome [Internet]. 2017 Jul [cited 2020 Jul 28];5:80.

4. Sordillo JE, Zhou Y, McGeachie MJ, et al. Factors influencing the infant gut microbiome at age 3-6 months: Findings from the ethnically diverse Vitamin D Antenatal Asthma Reduction Trial (VDAART). J Allergy Clin Immunol [Internet]. 2017 Feb [cited 2020 Jul 28];139(2):482-91.e14.

Bagikan artikel ini