Kupas Tuntas Diet Golongan Darah

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 11 Jun 2020

Bagikan

Kupas Tuntas Diet Menurut Golongan Darah

Salah satu diet yang cukup terkenal di masyarakat adalah diet menurut golongan darah. Diet yang dipopulerkan oleh dr. Peter D'Adamo dalam bukunya yang berjudul "Eat Right For Your Type" pada tahun 1996 ini menganjurkan manusia untuk mengonsumsi makanan-makanan tertentu sesuai dengan golongan darahnya.

Terdapat beberapa sistem klasifikasi golongan darah, namun yang digunakan dalam diet ini adalah sistem pengelompokkan ABO. Berdasarkan sistem pengelompokkan ABO, manusia dapat dikelompokkan menjadi empat golongan berdasarkan karbohidrat antigen yang terdapat pada sel darah merahnya, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.

Terdapat beberapa studi yang membuktikan bahwa golongan darah memiliki hubungan dengan terjadinya beberapa penyakit. Sebagai contoh, golongan darah O memiliki risiko tromboembolisme yang lebih rendah dibandingkan golongan darah lainnya dan golongan darah B berisiko lebih rendah terhadap diabetes tipe 2.

Akan tetapi, belum ada bukti kuat yang menyatakan bahwa diet tertentu memengaruhi kesehatan setiap golongan darah. 

Dasar Teori Diet Golongan Darah

Dasar teori yang digunakan dalam diet golongan darah adalah masing-masing golongan darah memiliki sejarah nenek moyang yang berbeda-beda sehingga kemampuan untuk mencerna makanan tertentu juga berbeda-beda.

Teori ini menyatakan bahwa golongan darah O merupakan golongan darah yang muncul paling awal, yaitu pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sehingga orang dengan golongan darah O dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi protein seperti daging merah, ikan, dan daging unggas.

Golongan darah A muncul pada masa bercocok tanam. Golongan darah A juga dikatakan memiliki sistem imun yang sensitive dan berisiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung sehingga diet yang cocok untuk golongan darah ini adalah diet vegetarian.

Selanjutnya, golongan darah B dikatakan muncul pada zaman nomaden dan memiliki sistem imun yang kuat. Golongan darah B dapat mengonsumsi produk tanaman dan daging, serta dianjurkan untuk mengonsumsi produk olahan susu.

Golongan darah AB merupakan golongan darah yang terakhir muncul dan paling kompleks. Diet yang dianjurkan bagi golongan darah ini adalah pertengahan antara diet golongan darah A dan diet golongan darah B. 

Selain teori mengenai golongan darah pada nenek moyang, teori lain yang mendasari diet ini adalah terdapatnya lektin pada beberapa makanan. Lektin merupakan protein yang mengikat zat gula. Kandungan lektin dikatakan dapat menyebabkan penggumpalan apabila dikonsumsi oleh golongan darah yang tidak sesuai.

Baca Juga: Fakta Mengenai Soda Diet

Teori Diet Golongan Darah Kurang Sesuai Fakta Ilmiah

Meskipun kedua teori di atas terdengar meyakinkan, nyatanya teori tersebut kurang sesuai dengan fakta ilmiah di lapangan. Golongan darah O yang dikatakan sebagai golongan darah tertua faktanya merupakan golongan darah terbaru.

Golongan darah tertua berdasarkan analisis filogenetik adalah golongan darah A. Selain itu, beberapa studi juga menyatakan bahwa korelasi antara diet sesuai dengan golongan darah dengan kesehatan tidak memberikan manfaat maupun bahaya tertentu.

Teori mengenai lektin juga diragukan karena penelitian mengindikasikan bahwa interaksi lektin serupa antara golongan darah satu dengan golongan darah lainnya. Kesimpulan yang dapat diambil mengenai diet golongan darah adalah belum terdapat bukti kuat yang mendukung efektivitas maupun bahaya dari diet tersebut.

Diet sejatinya juga bersifat personal sehingga dapat memiliki efek yang berbeda pada setiap orang. Sebaiknya, lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi sebelum menjalankan diet tertentu.

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido HealthDownload aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Hati-Hati dengan 5 Diet Paling Esktrim Ini!

Tag :
Referensi
  1. Wang J, Garcia-Bailo B, Nielsen DE, El-Sohemy A. ABO genotype, ‘blood-tye’ diet and cardiometabolic risk factors [internet]. PLoS One. 2014; 9(1): e84749. Doi: 10.371/journal.pone/0084749
  2. Shmerling RH. Diet not working? Maybe it’s not your type [internet]. Place unknown: Harvard Health Publishing; 2017 May 12 [updated 2019 Oct 22, cited 2020 May 16]. 
  3. Stefanski J. The blood type diet: fact or fiction? [internet]. Place unknown: Pennyslvania Academy of Nutrition and Diabetics; 2018 Jun 6 [cited 2020 May 16].
  4. Nagra M. The blood type diet: science or fiction? [internet]. Place unknown: Center for Nutrition Studies; 2019 Jun 3 [cited 2020 May 16].
Bagikan artikel ini