Bayi dan Menyusui
Ibuprofen adalah obat golongan pereda radang atau antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang berasal dari asam propionate dan dianggap sebagai propionik pertama.
Nama Dagang: Arfen, Brufen, Farsifen, Peinlos, dan Prosinal.
Golongan : NSAID (Aantiinflamasi nonsteroid)
Kategori : Obat resep dan bebas
Manfaat : Meredakan demam, peradangan dan nyeri
Bentuk : Kapsul, suntik, tablet, sirup
Dikonsumsi oleh : Anak-anak dan dewasa
Ibuprofen dikembangkan pada tahun 1960 sebagai alternatif obat pereda radang yang lebih aman dari aspirin. Saat ini, ibuprofen menjadi OAINS yang paling banyak digunakan dan diresepkan. Obat ini banyak dipakai sebagai pereda nyeri (analgesik), pereda radang, dan penurun demam (antipiretik)
Ibuprofen biasanya diindikasikan untuk penanganan nyeri ringan hingga sedang yang berhubungan dengan nyeri saat menstruasi, sakit kepala, nyeri kepala sebelah (migrain), nyeri gigi pasca operasi, radang tulang belakang (spondilitis), dan radang sendi (arthritis). Ibuprofen bekerja dengan menghambat produksi zat kimia penyebab radang, seperti prostaglandin dan tromboksan. Ibuprofen banyak tersedia dalam bentuk tabel, sirup, dan suntik.
Baca Juga: Ibuprofen vs Parasetamol: Manakah yang Lebih Unggul?
Ibuprofen dapat menyebabkan beberapa efek samping antara lain:
Sakit perut
Mual dan muntah
Sakit kepala
Diare
Konstipasi
Rasa mengantuk
Obat ini juga dapat meningkatkan tekanan darah sehingga diperlukan pemantauan tekanan darah secara teratur. Banyak orang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping yang serius. Akan tetapi, tetap beritahukan dokter jika efek samping tersebut muncul dan menetap dalam jangka waktu yang lama atau mengganggu aktivitas.
Efek samping yang lebih serius dapat saja muncul seperti:
Reaksi alergi yang ditandai dengan ruam kulit yang terasa gatal
Tanda-tanda perdarahan
Gangguan fungsi ginjal yang ditandai perubahan jumlah urin ketika buang air kecil
Kaku leher yang tidak dapat dijelaskan
Gangguan fungsi jantung yang ditandai bengkak dan kenaikan berat badan
Sebelum mengonsumsi ibuprofen, beritahu dokter dan apoteker jika memiliki alergi terhadap obat ini atau obat golongan pereda radang lain, ataupun obat golongan lain. Produk ini mungkin mengandung bahan tidak aktif yang dapat menimbulkan reaksi alergi.
Ibuprofen tidak boleh digunakan pada pasien dengan gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, dan gangguan fungsi hati.
Beritahu dokter dokter bila memiliki riwayat asma, gangguan pembekuan darah, polip hidung, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit hari, dan gangguan pencernaan.
Jangan merokok dan mengonsumsi alkohol selama penggunaan ibuprofen karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Ibuprofen dapat menyebabkan kantuk dan pusing, sehingga hindari aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan dan kesadaran penuh, seperti mengemudi, setelah mengkonsumsi obat ini.
Beri tahu dokter jika berencana menjalani operasi ketika sedang menggunakan ibuprofen karena ibuprofen dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Sebelum menggunakan obat ini, katakan kepada dokter apabila dalam kondisi hamil atau berencana untuk hamil. Selama kehamilan, obat ini hanya boleh digunakan apabila ada indikasi yang jelas. Tidak dianjurkan untuk digunakan selama trimester pertama dan terakhir karena dalam membahayakan janin dan menyebabkan gangguan persalinan
Obat ini dapat masuk ke dalam ASI, konsultasikan kepada dokter jika ingin mengkonsumsi obat dalam kondisi menyusui.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Baca Juga: Benarkah Olahraga dapat Meringankan Nyeri Haid?
Referensi:
Ibuprofen | DrugBank Online
Ibuprofen Oral : Uses, Side Effects, Interactions, Pictures, Warnings & Dosing - WebMD
IBUPROFEN | PIO Nas (pom.go.id)
Anda mungkin juga tertarik