Bayi dan Menyusui
Bulan puasa merupakan salah satu masa yang cukup ditunggu setiap tahunnya. Bagi umat yang merayakan, tentu tidak mau melewati bulan puasa ini.
Begitu pula dengan ibu hamil. Meskipun sedang mengandung, tidak sedikit ibu hamil yang melakukan puasa.
Tentu, seringkali muncul pertanyaan apakah membahayakan sang janin ataupun ibu. Mari simak selengkapnya.
Puasa
Puasa Ramadan merupakan bentuk restriksi kalori yang dilakukan secara intermiten, yaitu adanya siklus puasa dan makan. Artinya, terdapat pengurangan kalori yang masuk ke dalam tubuh, kecuali kamu menambah porsi makan saat berbuka atau pun sahur.
Dengan berpuasa, berat badan seharusnya menurun bila kamu tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
Kebutuhan Tambahan Ibu Hamil
Pada laki-laki dewasa, kebutuhan kalori harian mencapai sekitar 2500 kalori, sementara wanita dewasa membutuhkan sekitar 2000 kalori saja, meskipun kebutuhan kalori tiap orang dapat berbeda. Pada ibu hamil, tentu kebutuhan kalori akan meningkat karena ibu hamil tidak hanya perlu memberikan energi bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk pertumbuhan bayinya.
Kebutuhan kalori ibu hamil berbeda berdasarkan usia kandungannya. Pada trimester pertama, kebutuhan kalori ibu hamil dapat dipenuhi seperti pada wanita dewasa umumnya.
Akan tetapi, pada trimester kedua kebutuhan kalori akan meningkat sebanyak 200-300 kalori, menjadi sekitar 2200 kalori. Pada trimester ketiga, kebutuhan kalori naik 200-300 kembali mencapai sekitar 2400 kalori.
1 piring nasi putih mengandung sekitar 200 kalori. Untuk memudahkan kamu membayangkan, anggap saja ibu hamil membutuhkan 1 piring nasi putih lebih banyak pada trimester kedua dan 2 piring pada trimester ketiga. Walaupun, makanan yang ditambahkan saat hamil bukan nasi putih saja.
Puasa bagi Ibu Hamil
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, ibu hamil perlu kalori lebih. Saat hamil, ibu perlu membantu janin untuk bertumbuh dan berkembang serta meningkatkan berat badannya.
Ketika berpuasa, kalori yang masuk ke dalam tubuh justru berkurang. Apabila kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak cukup, kehamilan sangat mungkin untuk terganggu.
Rekomendasi tentang Puasa bagi Ibu Hamil
Tambahan kalori yang diperlukan ibu hamil dan menyusui cukup besar. Ketika berpuasa, memang mungkin untuk menambah porsi makan untuk memenuhi kebutuhan, tetapi hal ini tidak mudah.
Bayangkan, akan sulit menambah masing-masing 1 piring nasi yang perlu dihabiskan ketika sahur dan berbuka.
Banyak ahli yang tidak menganjurkan ibu hamil untuk berpuasa, terutama setelah memasuki trimester kedua. Risiko tidak terpenuhinya kebutuhan kalori cukup berbahaya.
Ingat, puasa memiliki risiko yang sama dengan orang normal seperti hipoglikemia. Pada ibu hamil, risiko ini bertambah baik terhadap ibu dan janin.
Tidak sedikit ibu hamil yang mengalami kekurangan zat besi ataupun anemia, terutama di Indonesia. Ketika ibu mengalami kekurangan zat besi, bayi yang dilahirkan memiliki risiko tinggi untuk mengalami anemia pula di awal kehidupan yang tentu berbahaya bagi perkembangan sang bayi.
Sama seperti zat besi, besar kemungkinan beberapa mikronutrien yang dibutuhkan masih kurang meski kalori sudah terpenuhi.
Sebenarnya, banyak penelitian yang menemukan bahwa bayi yang dilahirkan ibu yang berpuasa ketika hamil tetap dalam kondisi baik. Meskipun bayi yang dilahirkan cenderung memiliki berat yang lebih rendah, berat badannya masih dalam rentang normal.
Namun, bila memang ingin berpuasa, susun rencana puasa dengan dokter supaya kalori dan nutrisi lain yang dibutuhkan tetap terpenuhi dan tidak membahayakan ibu dan janin.
Referensi:
https://www.whattoexpect.com/pregnancy/fasting-while-pregnant-breastfeeding/
Glazier JD, Hayes DJL, Hussain S, et al. The effect of Ramadan fasting during pregnancy on perinatal outcomes: a systematic review and meta-analysis. BMC Pregnancy Childbirth. 2018;18(1):421. Published 2018 Oct 25. doi:10.1186/s12884-018-2048-y
https://www.healthline.com/health/pregnancy/intermittent-fasting-while-pregnant#risks
Anda mungkin juga tertarik