Edukasi Seksual untuk Anak

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 22 Dec 2020

Bagikan

Tahapan Edukasi Seksual Pada Anak Sesuai Dengan Usianya

Edukasi seksual dan reproduksi merupakan hal yang penting dimiliki semua orang. Sama seperti pengetahuan umum lainnya, pengetahuan seks dan reproduksi perlu diajarkan secara bertahap.

Sayangnya, pembicaraan mengenai seksual dan reproduksi masih dianggap tabu dalam diskusi keluarga bagi kebanyakan orang, khususnya kita sebagai orang Indonesia. Padahal, anak-anak perlu dibekali pengetahuan ini sejak kecil agar anak kita nantinya paham betul dan tidak mencari-cari sendiri yang justru dapat menjerumuskan.

Pengetahuan yang minim dapat menjadi masalah ketika dewasa nanti. Di Indonesia, kejahatan seksual cukup tinggi yang menandakan bahwa pengetahuan mengenai seksual dan reproduksi masih cukup rendah.

Tahapan Edukasi Seksual Pada Anak

1. Usia 13-24 Bulan

Ternyata, edukasi seksual sudah perlu diajarkan saat masih balita. Pada usia 13 hingga 24 bulan, bayi biasanya sudah dapat menyebut nama-nama anggota tubuh, termasuk alat reproduksinya.

Saat ini, kita dapat mengajarkan bahwa terdapat 2 jenis kelamin pada manusia, yaitu laki-laki dan perempuan serta masing-masing jenis kelamin memiliki alat reproduksi berbeda dan bersifat privat.

2. Usia 2-4 Tahun

Ketika memasuki usia 2 hingga 4 tahun, anak mulai tertarik dengan kehamilan dan bayi, daripada aktivitas seksual itu sendiri. Pada usia ini, dapat diajarkan bahwa bayi terbentuk dari pertemuan sperma dan sel telur.

Selain itu, kita perlu mengajari anak kita untuk mengetahui batasan-batasan interaksi dengan orang lain, seperti menyentuh dan memeluk, serta mengajarkan pula mengenai privasi bagian tubuh masing-masing, contohnya untuk tidak telanjang di tempat umum.

3. Usia 5-8 Tahun

Pada memasuki usia sekolah, 5 hingga 8 tahun, anak mulai tertarik dengan lawan jenis. Pada saat ini, perlu diajarkan mengenai orientasi seksual dan peran dalam hubungan laki-laki dan perempuan. Selain itu, ketertarikan ini termasuk bagian tubuh lawan jenis, terutama alat reproduksi yang tidak dimilikinya.

Penting untuk mengajarkan anak sehingga anak tidak mencari-cari tahu sendiri dan justru menyesatkan dirinya, apalagi pada era digital yang segala macam informasi dapat dicari melalui internet.

Pubertas juga dapat diajarkan pada usia ini karena beberapa anak dapat mengalami pubertas pada usia kurang dari 10 tahun, terutama anak perempuan.

Baca Juga: 5 Bahasan Utama Psikologi Anak yang Perlu Diketahui

4. Usia 9-12 Tahun

Usia 9 hingga 12 tahun merupakan usia praremaja. Pada usia ini, hampir seluruh anak sudah mengalami pubertas. Oleh karena itu, perlu ditambahkan pengetahuan mengenai aktivitas seksual sebagai informasi dasar serta penyakit-penyakit pada alat reproduksi.

Perlu diinformasikan pula bahwa walaupun sudah mengalami pubertas, bukan berarti remaja merupakan usia aktif seksual. Selain itu, pengetahuan mengenai hubungan positif dan negatif dengan orang lain serta keamanan dalam menggunakan internet, termasuk bullying dan sexting.

5. Usia 13-18 Tahun

Pada usia 13 hingga 18 tahun, anak sudah memasuki usia remaja dan hampir dewasa. Saat usia ini, anak perlu mengetahui apakah mereka sehat dalam seksualitasnya, seperti rutinitas menstruasi dan mimpi basah.

Informasi mengenai kehamilan dan infeksi seksual menular perlu diperdalam termasuk mengenai alkohol dan obat-obatan yang dapat memicu.

Pada usia ini, anak sudah mulai berpacaran dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman, malah tidak jarang anak justru lebih mendengarkan perkataan teman daripada orang tuanya.

Oleh karena itu, peran orang tua cukup besar untuk tetap mendukung anak serta menegur tanpa menyakiti perasaan anak ketika mereka salah.

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Pentingnya Berpikir Sebelum Mengkritik Anak

 

Referensi:

https://www.aboutkidshealth.ca/Article?contentid=716&language=English

Tag :
Bagikan artikel ini