COVID-19 diduga dapat menyebar secara airborne, seberapa bahaya?

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 28 Sep 2020

Bagikan

COVID-19 Dapat Menyebar Secara Airborne, Seberapa Bahayakah?

Hingga artikel ini ditulis, WHO baru mengakui adanya kemungkinan COVID-19 dapat menyebar melalui udara, atau yang dikenal dengan airborne.

COVID-19 menjadi penyakit yang menghebohkan dunia dan menyebabkan ditetapkannya status pandemi. Hal yang dikhawatirkan dari COVID-19 ini salah satunya adalah SARS-CoV-2, sebagai agen penyebab, yang mudah sekali menyebar.

Sebelumnya, WHO mengatakan SARS-CoV-2 menyebar melalui droplet dan tidak bisa melalui transmisi udara atau airborne.

Namun, pakar-pakar kesehatan dunia mendesak WHO untuk meninjau kembali pernyataan tersebut setelah adanya bukti-bukti penyebaran melalui udara.

Akhirnya, WHO mengakui adanya kemungkinan penyebaran melalui udara pada tempat dengan ventilasi yang kurang baik dan padat manusia.

Apabila pendapat para pakar kesehatan ini benar, akan terjadi perubahan protokol kesehatan yang sudah diterapkan.

Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Ini Cara Memakai Masker yang Benar untuk Hindari Infeksi Virus

Memangnya apa sih bedanya?

Sebelumnya, COVID-19 dipercaya hanya menular lewat droplet atau kontak langsung. Droplet merujuk pada ukuran partikel mikroorganisme, berupa virus untuk COVID-19, yang besar yang dikeluarkan dari tubuh seseorang seperti ketika batuk atau bersin.

Karena ukurannya yang besar, partikel virus tersebut akan jatuh tidak jauh dari tubuh orang tersebut akibat adanya gravitasi.

Kemudian, partikel virus yang sudah jatuh akan mati dan tidak dapat menginfeksi orang lain. Oleh karena itu, protokol kesehatan yang ditetapkan berupa physical distancing sejauh 1 hingga 2meter saja.

Pada transmisi airborne, partikel virus yang sudah jatuh dapat mengalami evaporasi sehingga berukuran lebih kecil. Partikel virus seperti ini disebut dengan aerosol.

Karena ukurannya yang lebih kecil, aerosol ini dapat terbawa udara kembali dan menginfeksi orang lain dengan jarak yang lebih jauh dari droplet, oleh karena itu disebut dengan transmisi airborne.

Cukup banyak penyakit lain yang dapat menyebar via udara, contohnya cacar air, influenza, tuberkulosis, dan lain-lain. Akan tetapi, penyakit-penyakit tersebut penularannya tidak tinggi. COVID-19 menjadi menakutkan karena penularannya yang sangat mudah.

Protokol kesehatan untuk menjaga jarak 1 hingga 2meter saja tentu akan berubah apabila COVID-19 dikonfirmasi dapat menyebar melalui udara. Karena penyebaran lewat udara dapat menginfeksi orang lain dalam 1 ruangan mesikpun berjauhan.

Apabila COVID-19 dapat menyebar melalui udara, kita perlu lebih berhati-hati dengan menghindari tempat-tempat umum dan keramaian, selalu menggunakan masker serta rajin menjaga kebersihan.

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Seperti Ini Kondisi Paru-Paru Setelah COVID, dan Cara Memulihkannya

 

Referensi:

1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531468/

2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7151430/

Bagikan artikel ini