Vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi kesehatan anak Anda dan terhindar dari infeksi COVID-19. Hingga saat ini vaksinasi adalah cara yang paling ampuh dalam mencegah COVID-19, baik pada anak, dewasa maupun lansia. Jika pun seseorang yang sudah divaksinasi terinfeksi coronavirus, tubuh sudah memiliki antibodi dan dapat pulih dengan cepat.
Vaksin dibuat dengan tujuan untuk membantu sistem kekebalan tubuh agar dapat melindungi diri dari penyakit. Vaksin adalah cara yang aman dan efektif untuk menjaga anak Anda agar tidak sakit berat akibat penyakit yang sebenarnya dan dapat terhindar, serta mengurangi gejala COVID-19. Namun, ada beberapa kondisi tertentu anak dilarang untuk melakukan vaksinasi.
Baca juga: Tidak Perlu Khawatir, Ini Manfaat Vaksinasi Anak yang Perlu Orang Tua Ketahui
Kondisi anak dengan defisiensi imun primer merupakan gangguan kekebalan tubuh anak yang terjadi sejak lahir. Kondisi ini menyebabkan tubuh sang anak tidak mampu untuk melawan infeksi dan berbagai penyakit. Akibatnya, anak yang memiliki defisiensi imun primer ini rentan terkena infeksi patogen, seperti virus dan bakteri.
Kekebalan tubuh anak yang terganggu akan membuat vaksin COVID-19 sulit untuk merespons sehingga anak dengan defisiensi imun primer tidak direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin coronavirus jenis apapun.
Kondisi anak dengan autoimun juga dilarang mendapatkan vaksin tanpa arahan dokter terlebih dahulu. Kondisi autoimun ini merupakan kondisi dimana tubuh mengenali sel-sel sehat sebagai benda asing, sehingga antibodi dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh. Contoh penyakit autoimun adalah lupus, psoriasis, penyakit graves, myasthenia gravis, dan sebagainya.
Anak dengan autoimun dapat mengalami gejala seperti cepat kelelahan, demam, ruam di kulit, rambut rontok, hingga kesulitan berkonsentrasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak merekomendasikan vaksin COVID-19 untuk anak dengan penyakit autoimun tidak terkontrol.
Baca juga: Mengenal Penyebab Autoimun Dan Jenis Penyakit Autoimun
Kondisi seseorang dengan penyakit sindrom Guillain Barre ini dilarang untuk melakukan vaksin COVID-19. Sama seperti autoimun, penyakit ini juga dikaitkan dengan sistem kekebalan tubuh. Sindrom Guillain Barre terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf tepi.
Anak pengidap mielitis transversa tidak direkomendasikan untuk diberikan vaksin virus corona. Kondisi penyakit ini menyangkut peradangan pada satu bagian saraf tulang belakang yang menyebabkan gejala nyeri, kebas dan kelemahan tungkai maupun lengan.
Acute demyelinating encephalomyelitis juga merupakan penyakit peradangan yang langka pada anak-anak. Penyakit ini dapat mempengaruhi otak dan saraf tulang belakang anak. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala berupa sakit kepala, mual, muntah, kelemahan otot, gangguan keseimbangan dan koordinasi, kejang hingga koma sehingga seorang anak yang mengidap penyakit ini dilarang untuk divaksinasi.
Anak yang memiliki kanker juga dilarang melakukan vaksin COVID-19, khususnya anak dengan usia 6-11 tahun dan sedang menjalani pengobatan kemoterapi atau radioterapi.
Sebaiknya anak menghindari vaksinasi COVID-19 saat demam lebih dari 39,5 ℃ dikarenakan kondisi ini menandakan sistem kekebalan dalam tubuh anak sedang bekerja melawan infeksi ataupun penyakit lainnya. Dengan begitu, vaksin tidak akan ampuh dilakukan pada anak yang sedang mengalami peningkatan suhu tubuh.
Anak yang sedang mengalami COVID-19 harus menunggu 3 bulan setelah dikonfirmasi. Hal ini untuk memaksimalkan perlindungan vaksin yang nantinya dilakukan. Artinya, bukan berarti anak yang terkena COVID-19 tidak boleh melakukan vaksinasi melainkan agar ditunda terlebih dahulu.
Baca juga: Positif COVID-19? Telemedicine Bisa Bantu Pasien Saat Isoman
Hipertensi pada anak berbahaya karena dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, merusak arteri dan dapat menyebabkan penyakit jantung. Selain itu, diabetes melitus merupakan penyakit metabolisme yang dialami anak akibat ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi maupun merespons hormon insulin. Hormon ini sangat penting bagi tubuh agar dapat menyerap dan mengubah gula darah menjadi energi. Dalam hal ini, akan bahaya bagi anak untuk melakukan vaksinasi COVID-19.
Apabila anak Anda mengalami kondisi di atas, maka sebaiknya tidak melakukan vaksinasi COVID-19. Konsultasikan dengan dokter anak untuk informasi lebih lanjut.
Baca juga: Ketahui Berbagai Efek Samping Vaksinasi Anak
Memiliki pertanyaan? Anda bisa berkonsultasi lewat video call langsung dengan dokter terkait di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Playstore.
Kids Grid. 2021. Syarat dan Larangan Anak Usia 6-11 Tahun Mendapatkan Vaksin COVID-19. https://kids.grid.id/read/473045631/syarat-dan-larangan-anak-usia-6-11-tahun-mendapatkan-vaksin-covid-19?page=all
COVID.go.id. 2021. IDAI Rekomendasikan Pemberian Vaksin COVID-19 Sinovac Pada Anak Usia 6 Tahun ke Atas. https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/idai-rekomendasikan-pemberian-vaksin-covid-19-sinovac-pada-anak-usia-6-tahun-ke-atas
Anda mungkin juga tertarik