Waspadai PMS, Lalu Kapan Harus ke Dokter dan Diagnosis PMS?

Ditinjau oleh dr. Alvin Saputra • 13 Jun 2022

Bagikan

Waspadai PMS, Lalu Kapan Harus ke Dokter dan Diagnosis PMS?

Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit kelamin yang harus diwaspadai, oleh sebab itu Anda perlu mengetahui kapan harus ke dokter dan diagnosis PMS. Tujuannya agar PMS bisa segera ditangani dengan solusi yang tepat. Terdapat berbagai jenis PMS di antaranya klamidia, sifilis, gonorea, HIV, dan HPV. PMS bisa ditularkan melalui cairan tubuh yang terkontaminasi oleh beberapa bakteri penyebab PMS, seperti Chlamydia trachomatis, Treponema pallidium, Neisseria gonorrhoeae , Human Immunodeficiency Virus, dan Human Papilomavirus.

Baca juga: Sebenarnya Apa Itu PMS? Cari Tahu Jawabannya di Sini

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala-gejala PMS maka sebaiknya Anda tidak perlu ragu lagi untuk menentukan kapan harus ke dokter dan diagnosis PMS, sebab Anda harus segera menemui dokter secepatnya. Terdapat beberapa gejala umum PMS yang meliputi rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks dan buang air kecil, adanya luka, benjolan, gatal atau ruam pada alat kelamin dan di sekitarnya, serta keluarnya cairan yang tidak biasa atau pendarahan. Gejala PMS lain yang spesifik dapat bervariasi tergantung pada jenis PMS. 

Namun berhubung beberapa kasus PMS tanpa gejala, maka Anda tidak hanya dianjurkan ke dokter saat mengalami gejala saja. Anda juga bisa menemui dokter untuk melakukan tes PMS saat Anda aktif melakukan hubungan seks. Apalagi jika Anda berganti pasangan, hal tersebut pasti rentan terhadap resiko PMS. Jika Anda terlambat mengetahuinya, maka PMS akan semakin parah bahkan bisa mengakibatkan komplikasi. Di mana pada kondisi tersebut tentunya penanganan harus lebih intensif lagi dan tidak mudah untuk disembuhkan dalam waktu cepat.  

 

Cara Diagnosis PMS

Pada banyak kasus, dokter tidak dapat mendiagnosis PMS berdasarkan gejalanya saja, tetapi dokter akan merekomendasikan beberapa metode untuk mendiagnosis PMS. Tes PMS juga bergantung pada riwayat seksual, Anda bisa direkomendasikan untuk tes PMS meskipun tidak memiliki gejala. Karena pada beberapa kasus, PMS tidak menyebabkan gejala yang nyata. Bahkan PMS yang tanpa gejala tersebut dapat ditularkan dengan mudah dan Anda tidak menyadarinya. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis PMS di antaranya, yaitu sebagai berikut:

1. Tes Labolatorium

Tes laboratorium dapat mengidentifikasi penyebab PMS dan mendeteksi PMS. Tes labolatorium ini dilakukan dengan menggunakan sampel darah, sampel urin, dan sampel cairan dari luka. Tes darah dapat mengkonfirmasi diagnosis PMS seperti HIV dan sifilis. Beberapa PMS lainnya juga dapat dikonfirmasi dengan sampel urine seperti gonorea dan klamidia. Apabila Anda memiliki luka genital terbuka, dokter mungkin akan menguji cairan dan sampel dari luka tersebut untuk mendiagnosis jenis infeksi.

2. Tes Swab

Banyak dokter menggunakan swab vagina, serviks, atau uretra untuk mendiagnosis PMS. Dokter dapat menggunakan aplikator kapas untuk melakukan swab vagina dan serviks selama pemeriksaan panggul pada wanita. Dokter juga dapat melakukan swab uretra dengan memasukkan aplikator kapas ke dalam uretra pada pria atau wanita. Jika Anda melakukan seks anal, dokter akan melakukan swab pada dubur untuk memeriksa organisme atau bakteri yang menular di rektum Anda.

3. Pemeriksaan Fisik

Beberapa PMS seperti herpes dan kutil kelamin (HPV) dapat didiagnosis melalui kombinasi pemeriksaan fisik dan tes lainnya. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi luka, benjolan, dan tanda-tanda PMS lainnya. Dokter juga dapat mengambil sampel untuk diuji di laboratorium. Anda perlu memberi tahu dokter jika terdapat perubahan di sekitar alat kelamin Anda. Jika Anda melakukan seks anal, Anda juga harus memberi tahu dokter tentang perubahan apa pun di sekitar anus dan rektum Anda..

Itulah penjelasan Penyakit Menular Seksual (PMS) khususnya tentang kapan harus ke dokter dan diagnosis PMS yang perlu Anda pahami. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terkait PMS sehingga bisa mendapatkan penanganan dengan beberapa pengobatan yang dianjurkan. Jika terus dibiarkan dan tidak ada penanganan lebih lanjut, maka PMS bisa semakin parah dan semakin beresiko. Terlebih yang paling berbahaya lagi, yaitu PMS bisa dengan mudahnya ditularkan dan menimbulkan dampak lain yang lebih fatal.

Baca juga: Cara Pencegahan PMS (Penyakit Menular Seksual) Ini Wajib untuk Diketahui

Memiliki pertanyaan? Anda bisa berkonsultasi lewat video call langsung dengan dokter terkait di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Playstore.

Referensi

Riggins, Valinda. STD Testing: Where to Get Tested and How It Works. 2021. Available at: https://www.healthline.com/health/sexually-transmitted-diseases/getting-tested. (Accessed 06 January 2022).

Mayo Clinic. Sexually Transmitted Diseases. 2021. Available at: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sexually-transmitted-diseases-stds/diagnosis-treatment/drc-20351246. (Accessed 06 January 2022).

Bagikan artikel ini