Vaksin Sebelum dan Saat Hamil

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 09 Nov 2020

Bagikan

Ketahui Vaksin Ibu Hamil, Sebelum & Selama Kehamilan

Terdapat beberapa vaksin ibu hamil, yang dapat diberikan baik sebelum maupun selama kehamilan. Tahukah Anda bahwa bayi mendapat kekebalan terhadap penyakit dari ibu selama kehamilan?

Imunitas (kekebalan) dapat melindungi bayi dari beberapa penyakit selama beberapa bulan pertama kehidupan, tetapi kekebalan ini dapat menurun dari waktu ke waktu. Sebelum kehamilan, konsultasikan dengan dokter mengenai riwayat vaksin.

Vaksin Sebelum Kehamilan

Vaksin yang mungkin diperlukan sebelum kehamilan di antaranya:

1. Rubella

Rubella dapat menyebabkan cacat lahir serius yang dapat berlanjut menjadi kematian sebelum lahir atau penyakit seumur hidup untuk anak.

Untuk mengetahui apakah Anda terlindung dari rubella, periksakan diri ke dokter atau lakukan tes darah pra-kehamilan. Anda harus menunggu sebulan setelah mendapatkan vaksin sebelum hamil.

2. Hepatitis B

Jika ibu hamil terinfeksi hepatitis B selama kehamilan, virus ini dapat menular ke bayi saat lahir. Hepatitis B dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan berkelanjutan untuk anak.

Konsultasikan dengan dokter mengenai tes hepatitis B dan apakah perlu divaksinasi atau tidak.

Baca Juga: Tips Menjaga Kandungan Ibu Hamil di Tengah Pandemi

Vaksin Selama Kehamilan

Selama kehamilan dua vaksin yang direkomendasikan secara rutin:

1. Flu

Wanita hamil lebih cenderung memiliki gejala parah akibat flu. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan fungsi kekebalan, jantung, dan paru-paru selama kehamilan.

Vaksin flu direkomendasikan untuk wanita yang hamil selama musim flu. Vaksin flu dibuat dari virus yang tidak aktif, sehingga aman untuk ibu hamil dan juga bayi. Hindari vaksin influenza semprot yang terbuat dari virus hidup.

2. Vaksin Tetanus, Difteri dan Pertusis (Tdap)

Batuk rejan, atau yang dikenal sebagai pertusis, bisa berakibat serius bagi siapa saja, tetapi bagi bayi yang baru lahir, batuk rejan bisa mengancam jiwa.

Sekitar 7 dari 10 kematian akibat batuk rejan adalah di antara bayi berusia di bawah 2 bulan. Bayi-bayi ini masih terlalu muda untuk dilindungi oleh kekebalan mereka sendiri.

Semakin muda bayi ketika terkena batuk rejan, semakin besar kemungkinan dirawat di rumah sakit.

Mungkin sulit untuk mengetahui apakah bayi memiliki batuk rejan atau tidak karena banyak bayi dengan penyakit ini tidak batuk sama sekali. Sebaliknya, gejala yang muncul adalah berhenti bernapas dan membiru.

Ketika ibu hamil mendapat vaksin batuk rejan selama kehamilan, tubuhnya akan membuat antibodi pelindung dan memberikannya kepada bayi sebelum lahir.

Antibodi ini akan memberi perlindungan jangka pendek bagi bayi terhadap batuk rejan. Idealnya, vaksin Tdap atau tetanus-difteri harus diberikan saat usia kehamilan mencapai 27 hingga 36 minggu.

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Ini Cara Daftar Vaksin Online Dan Persiapannya

 

Referensi:

1. Centers for Disease Control and Prevention. Vaccines during and after pregnancy [Internet]. 2019 Dec 16 [cited 2020 Jul 4]. Available from: https://www.cdc.gov/vaccines/pregnancy/vacc-during-after.html

2. U. S. Department of Health and Human Services. Vaccines for pregnant women [Internet]. 2020 Mar [cited 2020 Jul 4]. Available from: https://www.vaccines.gov/who_and_when/pregnant

3. Mayo Clinic. Which vaccines during pregnancy are recommended and which ones should I avoid? [Internet]. 2020 Feb 6 [cited 2020 Jul 4]. Available from: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/vaccines-during-pregnancy/faq-20057799

Bagikan artikel ini