Tips Cegah dan Atasi Stretch Mark

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 14 Oct 2020

Bagikan

Tips Mencegah & Mengatasi Stretch Marks Pada Ibu Hamil

Sebagai wanita, tentu kita ingin untuk menjaga penampilan tubuh kita seutuhnya–baik pada bagian yang terlihat maupun tidak, tak terkecuali pada kondisi stretch marks.

Striae gravidarum atau guratan pada kulit yang umumnya terjadi pada masa kehamilan ini terjadi pada hampir 90% wanita di dunia. Menurut beberapa penelitian, terdapat perbedaan patogenesis molekular pada kondisi ini.

Maka dari itu, berbagai upaya ditemukan untuk mengurangi perkembangan dari pembentukan stretch mark serta mengurangi guratan yang sudah terbentuk. Simak caranya dibawah ini.

Mengapa Stretch Mark dapat Terbentuk?

Walaupun stretch mark umum ditemukan, sampai saat ini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan terbentuknya guratan pada kulit tersebut.

Kemungkinan paling besarnya disebabkan oleh meningkatnya tegangan pada kulit akibat kenaikan berat badan yang terjadi pada ibu hamil.

Selain itu, berubahnya susunan jaringan ikat pada kulit, serperti kolagen dan serat elastik, juga memiliki peranan dalam terbentuknya stretch mark.

Walaupun kondisi ini tidak berbahaya secara medis, stretch mark yang berada di kulit ini cukup memberikan rasa tidak percaya diri yang berujung khawatir pada wanita.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menghitung Usia Kehamilan yang Tepat?

Tips Mencegah Terbentuknya Stretch Mark

Terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencegah terbentuknya strecth mark, diantaranya: 

1. Krim Centella

Centella merupakan sebuah obat herbal yang bekerja dengan pembentukan fibroblas untuk mempercepat proses perbaikan luka dan mengembalikan tensile strength dari luka.

Berbagai penelitian menyatakan bahwa pemakaian krim mengandung centella (Trofolastin) dapat membantu mengurangi stretch mark pada minggu ke-12 kehamilan hingga kelahiran.

2. Minyak Almond

Sebuah penelitian menyatakan bahwa pijat setiap hari pada minggu ke 19-32 menggunakan minyak almond diketahui dapat mengurangi timbulnya stretch mark.

Minyak memiliki sifat melembabkan dan memijat memiliki efek stimulasi untuk mengurangi aliran darah pada kulit. Tetapi, masih belum diketahui bagaimana pijat menggunakan minyak almond berperan dalam pengurangan timbulnya stretch mark.

3. Asam Hyaluronat

Penggunaan asam hyaluronat pada kulit dapat membantu meningkatkan tensile resistance pada kekuatan mekanis pada kulit dengan meningkatkan aktivitas fibroblas dan produksi kolagen, sehingga volume kulit pun dapat meningkat.

Studi menyatakan bahwa pemberian asam hyaluronat pada ibu hamil dapat mengurangi terbentuknya stretch mark.

4. Senyawa dan Larutan Lainnya

Tretinoin, cocoa butter, dan minyak olive diketahui juga memiliki kandungan yang dapat membantu untuk mengurangi terbentuknya stretch mark.

Walaupun masih belum diketahui bagaimana senyawa tersebut dapat membantu mengurangi stretch mark, berbagai penelitian menunjukan bahwa pemberian senyawa tersebut dapat membantu dalam perbaikan kondisi kulit ini.

5. Modifikasi Gaya Hidup

Selain dengan bantuan senyawa topikal yang diberikan langsung pada kulit, disarankan bagi sang ibu untuk menjalankan pola makan yang sehat dan melakukan olahraga secara teratur.

Hal ini dilakukan demi terciptanya berat badan dan angka BMI yang terjaga. Sehingga, dapat menghindari kemungkinan meningkatnay tegangan pada kulit yang dapat menimbulkan terbentuknya stretch mark.

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Olahraga Bagi Ibu Hamil, Amankah?

 

Referensi:

1. Korgavkar K, Wang F. Stretch marks during pregnancy: a review of topical prevention. British Journal of Dermatology. 2015;172(3): 606–615. doi:10.1111/bjd.13426 ZD.

2. Ud-Din S, McGeorge D, Bayat A. Topical management of striae distensae (stretch marks): prevention and therapy of striae rubrae and albae. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2016 Feb;36(2): 211-22. doi: 10.1111/jdv.13223.

Tag :
Bagikan artikel ini