Tips Kesehatan
Mengobati alzhemer dengan kunyit juga bisa menjadi salah satu alternatif yang paptut dicoba. Rempah-rempah menjadi salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya dalam pengolahan makanan. Tidak hanya untuk bahan makanan, tumbuhan serta produknya, termasuk rempah-rempah, dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional. Rempah-rempah ini dapat dikonsumsi secara langsung, diambil ekstraknya, atau dibuat sebagai bahan kering.
Salah satu rempah-rempah yang umum digunakan adalah kunyit. Kunyit dengan nama latin Curcuma longa merupakan kelompok tanaman jahe yang juga dimanfaatkan dalam berbagai aspek, salah satunya kesehatan. Orang dahulu menganggap kunyit sebagai ramuan penyembuhan segala macam penyakit, mulai dari sembelit hingga penyakit kulit. Tanaman ini juga dianggap sebagai pilihan ramuan teraman untuk semua kelainan darah.
Suatu ekstrak kunyit ternyata memiliki kandungan kurkumin, demetoksikurkumin, serta bisdemetoksikurkumin atau yang dikenal dengan sebutan kurkuminoid. Ekstrak kurkumin ini menjadi komponen paling aktif dalam kunyit. Dengan kandungan-kandungan tersebut, rempah ini juga diketahui memiliki sifat antioksidan, antiradang, serta membantu dalam menurunkan kolesterol. Hal ini juga ternyata berkaitan dengan salah satu gangguan saraf, yaitu penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia yang menimbulkan gangguan memori, daya piker, serta perilaku penderitanya. Hal ini terjadi akibat respon dari reaksi peradangan kronis pada sistem saraf pusat. Penderita Alzheimer umumnya kesulitan untuk menjalani aktivitas sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini juga lebih sering dialami oleh orang dengan usia lanjut, baik pria maupun wanita di atas usia 60 tahun.
Secara umum, kandungan kunyit yang paling berperan adalah kurkumin. Zat ini telah terbukti dapat membantu menonaktifkan regulator utama dalam terjadinya peradangan. Regulator utama tersebut disebut dengan faktor transkripsi NF-kappa B. Pada penyakit Alzheimer, terdapat suatu komponen yang berperan dalam proses kemunculan penyakit ini yang disebut dengan beta amiloid.
Penumpukan beta amiloid ini dapat memicu kerusakan oksidatif sel yang erat hubungannya dengan penyakit Alzheimer. Komponen beta amiloid khususnya terlibat dalam penurunan memori. Terbentuknya protein prekursor amiloid memicu pembentukan plak. Keberadaan plak inilah yang memicu respon imun sehingga terjadi peradangan khas pada otak penderita Alzheimer.
Keberadaan zat kurkumin pada kunyit diketahui memiliki manfaat dalam menghambat ekspresi dari beta amiloid. Hebatnya zat kurkumin ini juga adalah kemampuannya menghambat komponen yang berperan dalam pembentukan prostaglandin, suatu senyawa yang berperan dalam terjadinya radang. Terhambatnya peradangan dapat mencegah kerusakan pada otak yang dapat memperparah kondisi penderita.
Selain berperan dalam reaksi radang, kurkumin juga memiliki manfaat sebagai antioksidan. Zat ini dapat melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas di lingkungan luar sel. Kerusakan ini dapat terjadi akibat produk peroksidasi lipid, yaitu senyawa karbonil. Dalam beberapa penelitian, kurkumin dinilai sebagai zat pembasmi radikal bebas yang sangat ampuh. Konsumsi kurkumin dalam dosis rendah dapat menurunkan kadar protein karbonil sebesar 46%, sedangkan dosis tinggi dapat mengurangi protein karbonil sebanyak 61,5%.
Peran lainnya dari zat kurkumin pada kunyit adalah menurunkan efek dari kolesterol. Kolesterol ini berperan dalam mempercepat pembentukan plak yang memicu gangguan memori pada penderita Alzheimer. Dengan konsumsi kunyit, pengumpulan protein yang membentuk plak ini dapat dicegah.
Kunyit yang mengandung zat kurkumin ini dapat dikonsumsi secara langsung melalui oral. Ketika masuk ke dalam tubuh, zat kurkumin ini akan berikatan dengan senyawa glutathione, glukoronat, ataupun sufat. Dari gabungan senyawa tersebut akan dihasilkan senyawa larut air di hati dan usus.
Cukup sekian informasi dari tim Aido, semoga bermanfaat. Simak juga artikel kesehatan lainnya hanya di Aido.
Baca Juga: 4 Manfaat Kunyit kepada Tubuh yang Terbukti Secara Medis
Referensi:
Mukhopadhyay et al. Role of curcumin in treatment of Alzheimer disease. Int J Neurorehabilitation Eng. 2017; 4:3.
https://www.researchgate.net/profile/Shankarashis-Mukherjee/publication/318289642_ROLE_OF_TURMERIC_IN_MANAGEMENT_OF_DIFFERENT_NON-COMMUNICABLE_DISEASES/links/597617390f7e9b4016bc1586/ROLE-OF-TURMERIC-IN-MANAGEMENT-OF-DIFFERENT-NON-COMMUNICABLE-DISEASES.pdf
https://www.researchgate.net/profile/Mala-Thakur/publication/337892983_THE_EFFECTS_OF_TURMERIC_ON_ALZHEIMER%27S_PATIENTS/links/5df0e6a44585159aa474477d/THE-EFFECTS-OF-TURMERIC-ON-ALZHEIMERS-PATIENTS.pdf
Anda mungkin juga tertarik