Mengetahui Sejak Dini Gejala ADHD pada Anak

Ditinjau oleh dr. Alvin Saputra • 15 Jun 2022

Bagikan

Mengetahui Sejak Dini Gejala ADHD pada Anak

Tahukah Anda bahwa Gejala ADHD pada anak bisa diketahui sejak dini? ADHD itu sendiri merupakan gangguan mental yang mana mengakibatkan anak kesulitan dalam memusatkan perhatian. Selain itu, anak juga mempunyai perilaku impulsif dan hiperaktif sehingga hal tersebut akan berdampak pada prestasi anak di sekolah atau juga bagaiman interaksi sosialnya dengan teman sebaya. ADHD merupakan singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yang mana sebenarnya penyebab utamanya belum diketahui secara pasti. Namun, diduga ADHD ini dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor genetik anak tersebut. 

 

Gejala ADHD pada Anak

Seseorang yang mengalami ADHD mungkin akan kesulitan dalam belajar, seperti sulit membaca dan menulis. Gejala ADHD biasanya muncul pada anak usia 12 tahun, akan tetapi di banyak kasus symptoms bisa mulai terlihat di usia anak 3 tahun. Symptomps atau gejala utama ADHD, yakni sulit untuk memusatkan perhatian, impulsif, dan juga menunjukkan perilaku hiperaktif. Hal ini sebenarnya normal terjadi, saat anak sulit untuk memusatkan perhatiannya atau memiliki perilaku impulsif. Akan tetapi, pada anak yang mengalami ADHD maka perilaku yang disebutkan di atas menjadi lebih sering muncul dan juga lebih parah, Bahkan, sampai memengaruhi prestasi anak di sekolah. Bukan hanya itu, tetapi juga akan memengaruhi hubungan sosialnya dengan teman sebaya. Walau hanya salah satu gejala yang kelihatan, tetapi banyak dari penderita ADHD yang mengalami kedua gejala tersebut. Misalnya saja, pada anak yang belum sekolah maka gejala hiperaktif akan menjadi lebih menonjol atau dominan. Untuk memahami lebih jauh ADHD symptoms pada anak, simak penjelasan rinci dibawah ini:

  1. Perilaku impulsif dan hiperaktif

Beberapa perilaku dari gejala ADHD ini adalah sebagai berikut:

  • Tidak bisa diam serta selalu ingin bergerak

  • Sulit diam di tempat duduknya saat mengikuti proses belajar mengajar di kelas

  • Sering kali mengganggu kegiatan yang dilakukan oleh orang lain

  • Memiliki kebiasaan menggerakkan bagian tubuh, khususnya tangan atau kaki saat sedang duduk

  • Sering berbicara

  • Sering kali memotong pembicaraan orang lain

  • Sulit untuk mengikuti kegiatan dengan tenang

  • Memanjat atau berlari-lari sesuatu di waktu yang tidak tepat

  1. Kesulitan untuk memusatkan perhatian

Gejala ADHD pada anak adalah seperti sulit memerhatiakn arahan dari guru atau orang lain. Selain itu, contoh dari ADHD symptoms ini yakni:

  • Dalam mengerjakan sesuai tidak fokus

  • Tidak menyukai kegiatan yang harus memusatkan perhatian

  • Perhatian yang sangat mudah untuk teralihkan

  • Sering kali kehilangan barang yang digunakan sehari-hari

  • Sering kali terlihat tidak mendengarkan arahan atau pembicaraan, bahkan ketika diajak berbicara secara langsung

  • Ceroboh

  • Tidak memerhatikan hal-hal penting dan detail

  • Kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau instruksi untuk mengerjakan suatu hal

  • Kesulitan mengatur tugas serta serta aktivitas yang dijalankan

Jika anak hanya mengalami gejal ini saja, tanpa adanya perilaku hiperaktif dan impulsif, maka anak tersebut mengalami ADHD inaktif. Anda penting untuk mengetahui bahwa ADHD yang terjadi pada anak bisa juga terbawa sampai usia dewasa.

 

Faktor Risiko dan Penyebab ADHD

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa penyebab ADHD belum diketahui dengan pasti, akan tetepi terdapat sejumlah penelitan yang menunjukkan terdapat faktor risiko yang meningkatkan ADHD pada anak. Misalnya saja seperti faktor lingkungan dan genetik sang anak. Selain itu, ADHD juga diduga berhubungan dengan gangguan di pola aliran listrik otak. Juga ada yang beranggapan bahwa gangguan perilaku hiperkatif yag terjadi pada anak, diakibatkan konsumsi gula yang berlebihan atau biasa dikenal dengan istilah sugar rush. Akan tetapi, perlu diingat bahwa hal ini belum terbukti kebenarannya.  

 

Diagnosis dan Penanganan ADHD

Untuk diagnosis ADHD dibutuhkan kerja sama beberapa pihak, yakni psikiater anak, dokter anak, orang tua, dan juga pihak sekolah. Beberapa proses yang akan dijalankan, yakni wawancara anak, wawancara orang tua, dan juga pihak sekolah atau guru. Penanganan ADHD yang dilakukan, yakni dapat melalui psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Bukan hanya sang anak yang akan diberikan bimbingan, namun orang tua, guru, dan pengasuh akan diberikan bimbingan. Hal ini guna pihak-pihak terdekat anak tersebut dapat mempelajari bagaimana menghadapi sang anak. 

Meskipun ADHD ini tidak dapat sepenuhnya disembuhkan, akan tetapi penanganan atau pengobatan yang diberikan bisa meredakan gejala ADHD. Selain itu juga, akan membantu anak untuk hidup dengan normal. 

Memiliki pertanyaan? Anda bisa berkonsultasi lewat video call langsung dengan dokter terkait di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Playstore.


Baca juga: Amankah Obat ADHD Dikonsumsi Anak-Anak?

Referensi

Sharma, A. & Couture, J. (2013). A Review of the Pathophysiology, Etiology, and Treatment of Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Annals of Pharmacotherapy, 48(2), pp. 209–225 

Ougurin, et al. (2010). Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Review For Primary Care Clinicians. London J Prim Care (Abingdon), 3(1), pp. 45–51. 

Parekh, R. American Psychiatry Association (2017). What Is ADHD? 

NHS UK (2018). Health A-Z. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). 

Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) in Children. 

Angel, T. Healthline (2017). Everything to Know About ADHD. 

Brennan, D. WebMD (2019). When to Call a Doctor About Child ADHD.

Bagikan artikel ini