Selulit pertama kali dipelajari oleh dokter kecantikan di Prancis. Kata ‘selulit’ sendiri telah muncul sejak tahun 1870-an di kamus kedokteran Prancis, dengan pengertian sebagai inflamasi (peradangan) jaringan.
Hari ini, banyak studi telah dilakukan untuk lebih memahami selulit, tapi masih banyak pula hal yang belum diketahui mengenai selulit.
Faktanya, selulit bukan tanda inflamasi atau tanda masalah kesehatan lain. Selulit merupakan kondisi kosmetik yang tidak membahayakan. Selulit terjadi pada hampir 98% wanita, biasanya ditemukan pada paha, bokong, atau lengan atas.
Selulit adalah kelainan pada jaringan subkutan yang terletak di bawah kulit. Kulit terletak di atas lapisan berlemak. Lemak-lemak tersebut disimpan dalam kompartemen-kompartemen kecil, seperti sarang lebah.
Apabila lemak tetap berada di dalam kompartemennya, kulit yang terletak di atasnya akan tetap halus. Selulit akan tampak di permukaan kulit apabila lemak menggembung di dalam kompartemennya, sehingga menekan kulit yang terletak di atas.
Penyebab selulit masih menjadi perdebatan. Belum ada pengetahuan mengenai penyebab pasti selulit. Satu hal yang pasti adalah keberadaan selulit berhubungan dengan adanya hormon estrogen di kulit.
Selulit juga dapat ditemukan pada kulit pria, walaupun jarang terjadi. Pria yang memiliki selulit umumnya adalah mereka yang menjalani terapi estrogen atau mereka yang memiliki kondisi yang menyebabkan peningkatan kadar hormon seks wanita. Mekanisme terbentuknya selulit akibat estrogen belum diketahui.
Wanita lebih sering mengalami selulit karena memiliki ukuran dan susunan lemak yang berbeda dengan pria. Lemak di bawah kulit wanita tersimpan dalam kompartemen yang berukuran lebih besar.
Selain itu, susunan lemak pada wanita menyebabkan lemak-lemak tersebut lebih mudah untuk terdorong keluar, menghasilkan penampakan yang tidak halus.
Baca Juga: Penyebab Kulit Tampak Kusam & Tak Bercahaya
Terapi untuk mengurangi penampakan selulit harus dapat merombak ulang susunan lemak dan kulit agar kembali seperti sediakala.
Beberapa krim dengan kandungan methylxanthine, retinoid, dan ekstrak tumbuhan tertentu yang diaplikasikan secara langsung pada kulit dilaporkan dapat mengurangi penampakan selulit.
Formulasi tertentu dapat meningkatkan produksi kolagen dan mengencangkan kulit. Namun, metode ini umumnya kurang efektif untuk menangani selulit karena lokasi kelainan pada selulit bukan terletak di kulit, melainkan di bawah kulit.
Menjaga berat badan ideal tidak mencegah munculnya selulit, tapi dapat mengurangi penampakannya. Penampilan selulit akan semakin memburuk ketika berat badan bertambah.
Selain itu, latihan kekuatan dengan mengangkat beban juga dapat meminimalisir penampilan selulit. Meskipun begitu, banyak orang yang masih memiliki selulit walau rajin berolahraga dan memiliki berat badan ideal.
Terdapat berbagai alat dan perangkat untuk menghilangkan selulit yang beredar di pasaran. Salah satu contohnya adalah perangkat berbasis frekuensi radio yang dapat menyusutkan dan memproduksi kembali serat kolagen.
Perangkat ini akan mengencangkan kulit dan mengurangi penampakan selulit pada kulit. Namun, biaya yang perlu dikeluarkan untuk terapi ini tidak murah.
Di samping itu, diperlukan terapi lanjutan setiap dua tahun untuk mempertahankan manfaatnya. Berbagai terapi lainnya, seperti laser, juga hanya memberikan manfaat jangka pendek.
Selulit bukan tanda penyakit. Memiliki selulit adalah sesuatu yang normal. Cara paling mudah untuk mengurangi penampilan selulit adalah dengan menjaga berat badan dan melakukan olahraga angkat beban.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Baca Juga: Mengenal Berbagai Manfaat Collagen Untuk Kulit
Referensi:
1. Friedmann DP, Vick GL, Mishra V. Cellulite: a review with a focus on subcision. Clin Cosmet Investig Dermatol [Internet]. 2017 [cited 2020 Jul 19];10:17-23. Published 2017 Jan 7.
2. de Godoy JMP, de Godoy ACP, Godoy MFG. Considering the hypothesis of the pathophysiology of cellulite in its treatment. Dermatol Reports [Internet]. 2017 [cited 2020 Jul 19];9(2):7352. Published 2017 Oct 16.
3. Sadick N. Treatment for cellulite. Int J Womens Dermatol [Internet]. 2019 Feb [cited 2020 Jul 19];5(1):68-72.
Anda mungkin juga tertarik