Tips Kesehatan
Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan kondisi yang dapat terjadi pada semua usia. Namun anak-anak lebih rentan dikarenakan sering terinfeksi oleh virus.
Kelenjar getah bening merupakan kesatuan dari sistem kelenjar getah bening yang juga terdiri dari pembuluh getah bening. Kelenjar dan pembuluh getah bening berada pada berbagai lokasi dalam tubuh kita, seperti pada ketiak, leher, belakang kepala, dan selangkangan.
Selain berfungsi dalam mengambil cairan berlebih pada jaringan, sistem kelenjar getah bening juga berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh. Cairan dalam pembuluh getah bening akan melewati kelenjar-kelenjar getah bening.
Di kelenjar tersebut, cairan akan disaring dari berbagai senyawa atau kuman yang berbahaya. Fungsi tersebut dimungkinkan karena kelenjar getah bening mengandung berbagai sel imun.
Kelenjar getah bening pada orang dewasa umumnya memiliki ukuran kurang dari 1 cm. Pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati terjadi bila terdapat inflamasi, infeksi, maupun keganasan yang terjadi pada getah bening. Pembengkakan tersebut berasal dari replikasi sel imun yang terus-menerus sebagai respon imun.
Pembengkakan kelenjar getah bening dapat terjadi karena infeksi, autoimun, maupun keganasan. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, protozoa. Autoimun, seperti lupus, peradangan sendi (rheumatoid arthritis), dan penumpukan protein (amyloid) abnormal (amyloidosis).
Keganasan, yakni kanker darah (leukemia), kanker yang berasal dari kanker yang sudah terbentuk di bagian tubuh lain (metastasis kanker), kanker leher, serta kanker limfosit (limfoma).
Baca Juga: Apa Saja Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening?
Umumnya pembengkakan kelenjar getah bening, baik pembengkakan yang terjadi hanya pada satu lokasi maupun seluruh tubuh, memiliki sifat jinak dan hilang dengan sendirinya. Namun, dalam kasus yang jarang, pembesaran kelenjar getah bening merupakan tanda kondisi yang serius.
Pembesaran kelenjar getah bening bertahan sampai 5 hari (pada anak) atau 2 minggu (pada dewasa) sebaiknya diperiksakan ke dokter. Dokter akan melakukan wawancara terkait pembengkakan dan melakukan pemeriksaan fisik.
Wawancara tersebut akan menanyakan deskripsi pembengkakan (kapan pengkakakn mulai terjadi dan apakah sakit atau tidak), riwayat keluhan lainnya (seperti demam, kelemahan, penurunan berat badan, keringat di malam hari), riwayat minum obat, riwayat penyakit dahulu, riwayat sosial (merokok, menggunakan obat terlarang, konsumsi alkohol, paparan terhadap zat kimia atau hewan, terakhir kali melakukan perjalanan), riwayat penyakit dahulu (penyakit yang pernah diderita, tindakan atau operasi yang pernah dilakukan), serta riwayat keluarga.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan keseluruhan (dari kepala sampai kaki), dan pemeriksaan pembengkakan kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan pembengkakan kelenjar getah bening, dokter akan melakukan penekanan untuk melihat ukuran, kepadatan, dan keberadaan nyeri yang timbul akibat penekanan.
Selain wawancara dan pemeriksaan fisik, dokter dapat melakukan pemeriksaan lanjutan jika diperlukan. Pemeriksaan tambahan dapat berupa pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis (untuk melihat distribusi jumlah sel darah putih), pemeriksaan serologi (pemeriksaan kekebalan dalam darah) EBV, serologi HIV, serologi virus herpes, pemeriksaan sifilis, serologi toksoplasma, serologi hepatitis, pemeriksaan pencitraan (x-ray, CT scan dada atau perut, USG), dan lain-lain.
Pengobatan pengobatan kelenjar getah bening tergantung dari penyebab pembengkakan. Jika penyebabnya berupa infeksi maka pengobatan dilakukan sesuai agen penyebab infeksi, yakni antivirus, antibakteri, maupun antijamur.
Jika disebabkan oleh autoimun, pengobatan yang diberikan adalah terapi imun dan glukokortikoid (hormon steroid yang menurunkan reaksi imun berlebih). Jika disebabkan oleh keganasan, pengobatan dapat berupa pembedahan, radiasi, dan atau kemoterapi sesuai dengan jenis dan karakteristik dari keganasan.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Baca Juga: Apakah Penyakit Tiroid Bisa Disembuhkan? Temukan Jawabannya Disini
Referensi:
1. Maini R, Nagalli S. Lymphadenopathy. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558918/
2. reeman AM, Matto P. Adenopathy. [Updated 2020 Jul 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513250/
3. https://www.cancer.org/cancer/cancer-basics/lymph-nodes-and-cancer.html
4. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/swollen-glands#2-4
Anda mungkin juga tertarik