Mengenal Bahayanya Makanan Awetan

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 27 Nov 2020

Bagikan

Bahaya Makanan Awetan Untuk Kesehatan Tubuh

Anda pasti sudah pernah mendengar larangan berbunyi “Jangan sering-sering makan makanan awetan atau berpengawet”. Namun, apa sebenarnya makanan awetan itu? Bagaimana efeknya bagi kesehatan kita?

Makanan Awetan

Makanan yang tidak mengandung pengawet atau hanya sedikit mengandung pengawet merupakan makanan dengan kandungan vitamin dan gizi yang masih utuh. Makanan tersebut masih berada dalam kondisi (hampir sepenuhnya) alami.

Makanan-makanan ini mungkin diubah dengan upaya seminim mungkin dengan menghilangkan bagian yang tidak bisa dimakan, mengeringkan, menghancurkan, memanggang, merebus, membekukan, ataupun pasteurisasi, sampai akhirnya aman untuk dikonsumsi.

Contoh makanan tanpa pengawet adalah wortel, apel, ayam mentah, melon, dan kacang-kacang mentah yang tidak diberi garam.

Mengawetkan sebuah makanan mengubah makanan tersebut dari kondisi alaminya. Makanan yang diawetkan umumnya dibuat dengan menambah garam, minyak, gula, ataupun zat lain.

Contohnya adalah ikan kaleng, sayur kaleng, sirup rasa buah, ataupun roti yang baru dipanggang. Sebagian besar makanan awetan memiliki dua atau tiga bahan dasar.

Selain itu, ada juga makanan yang tinggi garam gula lemak (ultra-processed). Makanan ini memiliki banyak bahan dasar tambahan seperti gula, garam, lemak, pewarna buatan, dan pengawet buatan.

Contoh makanan yang tergolong ultra-processed adalah makanan yang dibekukan (frozen meals), minuman bersoda, hot dog, makanan cepat saji, kue, dan cemilan asin.

Baca Juga: Berat Badan Tak Kunjung Naik? Berikut Ini Makanan yang Bikin Gemuk untuk Dikonsumsi

Efek Makanan Awetan Bagi Kesehatan

Sebuah riset yang dipublikasikan oleh jurnal Cell Metabolism membandingkan efek makanan ultra-processed dengan makanan yang tidak diawetkan pada asupan kalori dan penambahan berat badan.

Riset tersebut melibatkan 20 orang dewasa yang sehat dan overweight. Pada riset tersebut, terdapat dua fase diet yang harus dijalani oleh para responden, 14 hari mengonsumsi makanan ultra-processed, 14 hari sisanya mengonsumsi makanan yang tidak diawetkan.

Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat tambahan 500 kalori per hari pada kelompok yang sedang mengonsumsi makanan ultra-processed.

Selain itu, mereka juga mengalami peningkatan berat badan rata-rata 1 kg. Berat badan mereka akan kembali turun saat mengonsumsi makanan yang tidak diawetkan.

Studi lainnya, yang dipublikasikan oleh The BMJ, menunjukkan bahwa kelompok orang yang mengonsumsi makanan ultra-processed yang lebih banyak memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung coroner, dan penyakit serebrovaskuler (stroke) yang lebih tinggi.

Data ini diambil dari sekitar 100,000 orang dewasa di Prancis selama lima tahun. Riset ini juga membuktikan bahwa ada asosiasi bermakna antara makanan ultra-processed dengan penyakit jantung.

Cara Mengidentifikasi Makanan Awetan

Setelah mengetahui efeknya bagi kesehatan, kita harus menghindari dan membatasi asupan makanan ultra-processed kita. Contoh list di bawah akan membantu kita untuk memilah makanan. Yuk, perhatikan konsumsi makanan kita!

Sedikit Diawetkan

  • Jagung
  • Apel
  • Kentang
  • Gandum

Awetan

  • Jagung kaleng
  • Jus apel
  • Kentang panggang 
  • Tepung

Ultra-processed

  • Keripik jagung
  • Pai apel
  • Kentang goreng
  • Kue

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Apa Saja Makanan yang Harus dikonsumsi Saat Terkena COVID?

 

Referensi:

McManus KD. What are ultra-processed foods and are they bad for our health? [Internet]. Harvard: Harvard Health Blog; 2020 Jan [cited 2020 Jul].

Bagikan artikel ini