Diabetes
Penderita diabetes tentu tak asing dengan kata “insulin”. Ya, ketika mendengar kata “insulin”, otomatis pikiran akan mengaitkan dengan diabetes. Yuk, berkenalan lebih lanjut dengan insulin!
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas, sebuah kelenjar yang terletak pada perut bagian belakang. Manfaat insulin adalah untuk mengatur penggunaan dan penyimpanan glukosa atau zat gula yang berperan sebagai sumber energi tubuh. Dalam hal ini, insulin berperan dalam memindahkan glukosa dari darah menuju sel-sel tubuh.
Glukosa sendiri berasal dari makanan yang kita konsumsi. Makanan mengandung zat bernama karbohidrat. Sistem pencernaan kemudian memecah karbohidrat menjadi glukosa, zat yang lebih sederhana. Glukosa kemudian diserap ke dalam darah melalui usus halus.
Ketika kadar glukosa darah terlalu tinggi, insulin akan mengirimkan sinyal pada sel otot, lemak, dan sel lainnya untuk mengambil glukosa dari darah. Selain itu, insulin juga memerintahkan hati untuk mengambil dan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen.
Sebaliknya, apabila kadar gula darah menurun, misalnya di antara waktu makan, simpanan glukosa pada hati akan digunakan. Sistem regulasi ini menjaga kadar gula darah agar tetap stabil.
Diabetes terjadi apabila regulasi maupun produksi insulin pada tubuh mengalami gangguan. Terdapat dua tipe diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun, yaitu penyakit yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh menyerang bagian tubuh sendiri. Pada penderita diabetes tipe 1, sel-sel imun menyerang sel-sel pada pankreas yang berfungsi untuk menghasilkan insulin. Hal ini menyebabkan penderita mengalami kekurangan hormon insulin sehingga tidak sel-sel tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Karena itulah, penderita diabetes tipe 1 membutuhkan suntikan insulin untuk bertahan hidup.
Berbeda dengan diabetes tipe 1, penderita diabetes tipe 2 mengalami resistensi insulin. Resistensi insulin adalah kondisi ketika sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin menurun (resisten). Sel-sel penghasil insulin pun harus menghasilkan insulin lebih banyak untuk menjaga kadar glukosa darah. Setelah bertahun-tahun mengalami peningkatan beban kerja, sel-sel penghasil insulin akan rusak dan produksi insulin menurun.
Dari penjelasan sebelumnya mengenai hubungan antara insulin dan penderita diabetes, kita mengetahui bahwa penderita diabetes, terutama diabetes tipe 1, mengalami kekurangan insulin. Karena itulah, dibutuhkan insulin eksogen atau sintetis, yaitu insulin yang diproduksi di luar tubuh, untuk mengatasi gangguan akibat kekurangan insulin.
Akan tetapi, tidak seluruh penderita diabetes tipe 2 memerlukan insulin. Terapi insulin pada diabetes tipe 2 dilakukan apabila perubahan gaya hidup dan pemberian obat-obatan tidak berhasil mengontrol kadar gula darah.
Penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang tidak terkontrol perlu diberikan suntik insulin. Suntik insulin adalah insulin sintetis yang diberikan menggunakan jarum suntik, pena insulin, atau pompa insulin. Insulin hanya dapat diberikan melalui suntikan, tidak dapat diberikan melalui mulut.
Dokter akan mengajarkan kamu menyuntikkan insulin. Biasanya, insulin akan disuntikkan pada area-area berikut:
Perut
Paha
Bokong
Lengan atas
Perut merupakan tempat penyerapan insulin terbaik. Akan tetapi, hindari menyuntik insulin sekitar 5 cm dari pusar karena dapat mengganggu penyerapan insulin. Sebaiknya, lakukan suntik insulin pada lokasi yang berbeda untuk mencegah penebalan pada kulit.
Penggunaan insulin berbeda pada masing-masing individu, tergantung pada gaya hidup dan keparahan diabetes. Seorang penderita diabetes mungkin membutuhkan suntikan sebanyak tiga kali sehari, namun penderita lainnya hanya membutuhkan sekali suntikan.
Secara umum, dokter akan meminta pasien untuk menyuntikkan insulin beberapa saat sebelum makan.
Kerja insulin sintetis menyerupai hormon insulin yang diproduksi tubuh. Insulin dapat dikelompokkan berdasarkan lama waktu insulin mulai bekerja dan berapa lama efek tersebut dipertahankan.
Insulin kerja cepat biasanya diberikan sebelum makan. Insulin ini bekerja 15 menit setelah disuntikkan dan efeknya bertahan selama 3-4 jam.
Insulin kerja pendek bekerja 30 sampai 60 menit setelah penyuntikkan dan bertahan selama 5-8 jam. Karena itulah, insulin kerja pendek diberikan tepat sesaat sebelum makan.
Insulin kerja menengah mulai bekerja sekitar 1-2 jam setelah diberikan. Efeknya dapat bertahan selama 14-16 jam.
Insulin tipe ini baru bekerja 2 jam setelah pemberian. Namun, efeknya dapat berlangsung selama 24 jam, bahkan lebih.
Penggunaan insulin pada penderita diabetes dapat memberikan beberapa efek samping. Efek samping yang mungkin akan dirasakan, yaitu:
Glukosa darah rendah yang menyebabkan lemas
Kenaikan berat badan pada penggunaan awal
Terbentuknya luka dan benjolan pada daerah yang sering dilakukan suntikan
Ruam pada daerah suntik atau seluruh tubuh, namun jarang terjadi
Cukup sekian informasi dari tim Aido, semoga bermanfaat. Simak juga artikel kesehatan lainnya hanya di Aido.
Baca Juga: Injeksi Insulin, Apakah Akhir Hidup dari Pasien Diabetes?
Referensi:
https://www.healthline.com/health/type-2-diabetes/insulin#reactions
https://www.webmd.com/diabetes/guide/overview
https://www.medicalnewstoday.com/articles/323760
https://www.diabetes.co.uk/body/insulin.html
Anda mungkin juga tertarik