Tips Kesehatan
Lompat tali adalah salah satu jenis aktivitas fisik yang biasa kita temui sehari-hari. Salah satu prinsip utama yang sering dilupakan dalam melakukan aktivitas fisik dan menerapkan pola hidup sehat adalah menemukan kesenangan di tengah aktivitas tersebut.
Hendaknya aktivitas fisik tidak hanya menjadi sebuah rutinitas yang dilakukan untuk memiliki tubuh yang sehat. Berbagai cara dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kesenangan yang diperoleh dari berolahraga, salah satunya adalah dengan meningkatkan variasi olahraga yang dilakukan agar tidak cepat bosan.
Banyak sekali jenis variasi aktivitas fisik yang dapat ditambahkan ke rutinitas sehari-hari, dan kreativitas menjadi satu-satunya batasan dalam menemukan berbagai bentuk kegiatan fisik yang dapat dilakukan. Salah satu bentuk aktivitas fisik yang sudah tidak asing namun cukup jarang akhir-akhir ini adalah lompat tali.
Lompat tali, atau disebut rope jumping di berbagai literatur, merupakan aktivitas fisik yang dilakukan dengan melompati tali yang di gerakkan dengan kecepatan dan arah tertentu secara berkala.
Lompat tali dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik yang memiliki intensitas yang berbeda. Ditemukan bahwa teknik crossover, teknik dimana setiap lompat diselingi dengan lompatan dengan tali yang disilangkan, merupakan teknik yang membutuhkan energi tertinggi.
Beragam teknik lainnya yang dapat dilakukan meliputi teknik alternate foot, double bounce, two foot, dan run step. Teknik yang paling umum diketahui dan dilakukan adalah teknik two foot, atau teknik melompat melewati yang seperti biasa umumnya diketahui.
Baca Juga: Aktivitas Fisik dan Jantung, Dimana Benang Merahnya?
Lompat tali merupakan sebuah variasi dari latihan aerobik. Salah satu fakta menarik yang tidak banyak diketahui mengenai lompat tali adalah bahwa ternyata lompat tali merupakan salah satu olahraga aerobik dengan intensitas dan kebutuhan aerobik tertinggi dibandingkan aktivitas-aktivitas aerobik lainnya. Hal ini yang membuat lompat tali sangat baik dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung.
Sebagai gambaran, lompat tali merupakan aktivitas fisik dengan nilai metabolic equivalent of tasks (METs) mencapai 12. METs adalah sebuah ukuran untuk menilai jumlah energi yang dikeluarkan dalam melakukan sebuah aktivitas.
Semakin tinggi nilai METs, maka semakin tinggi energi yang digunakan. Sebagai perbandingan, jogging dengan kecepatan lari 9 km/jam hanya memiliki nilai METs sebesar 8,5.
Manfaat lain yang tidak kalah penting dari lompat tali adalah meningkatkan kepadatan tulang punggung bawah, tulang paha, dan tulang betis.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Baca Juga: Membangun Tulang yang Kokoh dengan Aktivitas Fisik
Referensi:
1. Makaruk H. Acute Effects of Rope Jumping Warm-Up on Power and Jumping Ability in Track and Field Athletes. Pol J Sport Tour. 2013 Sep 1;20(3):200–4.
2. Arnett MG, Lutz B. Effects of rope-jump training on the os calcis stiffness index of postpubescent girls. Med Sci Sports Exerc. 2002 Dec;34(12):1913–1919.
3. Solis K, Foster C, Thompson N, Cefalu C. Aerobic Requirements for and Heart Rate Responses to Variations in Rope Jumping Techniques. Phys Sportsmed. 1988 Mar;16(3):121–8.
Anda mungkin juga tertarik