Kenali 4 Jenis Pola Asuh Orang Tua

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 15 Jul 2020

Bagikan

Perbedaan 4 Jenis Pola Asuh Orang Tua & Dampaknya Bagi Anak

Jenis pola asuh orang tua mempengaruhi tumbuh kembang anak. Jadi sebagai orang tua, jangan sampai mengasuh anak dengan cara yang salah. Sebagai orang tua, tentu kita akan menginginkan anak kita untuk berkembang menjadi anak dengan kepribadian yang baik dan berharap yang terbaik untuk kehidupannya kelak.

Tetapi, tahukah para orang tua bahwa kepribadian anak di masa dewasa dipengaruhi secara besar oleh cara orang tuanya dalam mendidik anak?

Tak hanya anak yang harus belajar dan memahami dunia yang akan di hadapinya, orang tua pun juga perlu memelajari cara yang baik dalam mendidik anak.

Menurut Maccoby dan Martin (1983), pengelompokan jenis pola asuh orang tua dinilai dari dua dimensi, yakni kehangatan (responsivitas) dan kontrol (sifat menuntut).

Berdasarkan dua dimensi tersebut, lahirlah 4 jenis pola asuh orang tua kepada anak, diantaranya adalah autoritatif, otoriter, pemanja, dan tidak terlibat pada perkembangan anak.

1. Autoritatif (Authoritative)

Pola asuh tipe autoritatif dianggap sebagai jenis pola asuh yang paling baik karena pola ini memiliki nilai kehangatan dan kontrol yang sama-sama tinggi.

Sehingga, orang tua dengan pola asuh tipe autoritatif mengatur secara tegas tingkah laku anaknya (kontrol) dan disertai dengan penyesuaian diri untuk memahami pendapat anaknya (kehangatan).

Tipe ini menggabungkan kombinasi kehangatan, pengasuhan, demokratif, dan komunikasi terbuka antara orang tua dengan anak. Orang tua dengan tipe ini mendengarkan pendapat anaknya dan juga memberikan hukuman dengan syarat sesuai.

Menurut hasil dari berbagai penelitian, orang tua dengan tipe pola asuh ini menghasilkan anak yang berhasil secara intelektual dan sosial.

Demi memiliki anak yang baik dan bahagia, mari kita bersama mempelajari cara untuk menjadi orang tua dengan pola asuh autoritatif.

Berikut adalah ciri-ciri dari orang tua autoritatif:

  • Hangat dalam mengasuh anak

  • Mendengarkan keluhan dan cerita anak

  • Memberikan autonomi dan tingkatkan kemandirian anak

  • Melakukan segala sesuatu berdasar alasan baik dan jelas

  • Menentukan batasan yang jelas dalam bersikap dan berkepribadian

  • Gunakan hukuman positif sebagai pembelajaran

  • Dapatkan respek dari anak--bukan meminta

2. Otoriter (Authoritarian)

Pola asuh otoriter memiliki nilai yang kontrol yang tinggi, tetapi tidak diimbangi dengan nilai kehangatan tinggi. Orang tua dengan pola asuh otoriter menggunakan kekuatan untuk memberikan tuntutan yang tinggi pada anak.

Hal ini dilakukan tanpa kehangatan, pengasuhan, atau komunikasi dua arah. Pola asuh jenis ini ditandai dengan orang tua yang selalu mengatur dan mengevaluasi semua sikap dan tingkah laku anaknya dengan berbagai standar yang mereka miliki.

Anak yang menerima pola asuh tipe ini tidak memiliki kebahagiaan sesuai seperti autoritatif, banyak diantara mereka yang berujung mengalami kenakalan.

Namun, pola asuh ini erat kaitannya dengan budaya, contohnya di Tiongkok. Budaya pola asuh yang mereka miliki sering kali dideskripsikan sebagai bentuk pola asuh tipe otoriter.

Baca Juga: 5 Bahasan Utama Psikologi Anak yang Perlu Diketahui

3. Penyabar atau Pemanja (Indulgent)

Berlawanan dengan pola asuh otoriter, pola asuh pemanja memiliki nilai kehangatan yang tinggi, tetapi tidak untuk nilai kontrol. Pola asuh ini sangat mengutamakan kebutuhan dan kepuasan dari sang anak. Orang tua cenderung memiliki peran kontrol yang rendah terhadap perkembangan sang anak.

Sehingga, orang tua dengan pola asuh ini gagal untuk memberikan pembelajaran mengenai kedisiplinan, mengatur tingkah laku, atau membangun kepribadian dewasa bagi anak. Anak akan cenderung menjadi manja dan harus dipatuhi seluruh keinginannya.

4. Tidak Terlibat (Neglectful/Uninvolved)

Pola asuh terakhir adalah orang tua yang tidak terlibat dengan perkembangan anaknya. Jenis pola asuh yang dianggap paling buruk ini tidak memiliki nilai yang tinggi pada dimensi kehangatan dan kontrol.

Orang tua dengan tipe ini lalai dan memiliki perhatian yang rendah kepada anaknya, baik dalam sisi pemenuhan kebutuhan anak dan pengembangan kedisiplinannya.

Kebanyakan dari anak dengan pola asuh tipe ini berkembang menjadi anak yang nakal, tidak mau mendengar masukan apapun, dan terjerumus pada kenakalan remaja.

 

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido HealthDownload aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Kiat Orang Tua untuk Membangun Hubungan Lekat dengan Anak

 

Referensi:

1. Power TG. Parenting dimensions and styles: a brief history and recommendations for future research. Child Obes. 2013 Aug;9(Suppl 1):S–14-21.

2. Coplan RJ, Hastigs PD, Lagace-Seguin DG, Moulton CE. Authoritative and authoritarian mothers’ parenting goals, attributions, and emotions across different childrearing contexts. Lawrence Erlbaum Associates, Inc. 2020 Mar;2(1):1-26.

3. Bi X, Yang Y, Li H, Wang M, Zhang W, Deater-Deckard K. Parenting styles and parent–adolescent relationships: the mediating roles of behavioral autonomy and parental authority. Front Psychol. 2018 Nov 13;9(2187).

Tag :
Bagikan artikel ini