Covid-19
Pelaksanaan booster vaksin untuk omicron menjadi langkah penting dalam menghentikan laju penyebaran varian Corona ini. Apa itu Omicron? Omicron menjadi sebuah varian baru dari virus Corona penyebab penyakit Covid-19. Diketahui kasus pertama varian Omicron dialami oleh petugas kebersihan yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahwa sampel dari para petugas kebersihan Wisma Atlet diambil dengan rutin. Sampel yang diambil pada 8 Desember, kemudian hasil pemeriksaan diketahui pada 10 Desember yang mana ditemukan tiga orang yang positif mengalami Covid-19. Disebutkan bahwa varian Omicron ini mempunyai kemampuan menular atau menyebar yang lima kali cepat daripada varian virus Corona yang sebelumnya. Tentu saja hal ini membuat banyak orang yang cemas dan khawatir terhadap Omicron.
Omicron dapat menimbulkan gejala ringan yakni seperti batulk, flu biasa, dan demam, yang mana memiliki tingkat penularan yang sangat cepat. Bahkan, disebutkan bahwa varian baru virus Corona ini menyebar lebih cepat dari varian sebelumnya. Varian baru dari virus Corona ini pertama kali ditemukan kasusnya di Afrika Selatan, kemudian menyebar ke banyak negara termasuk Indonesia. WHO atau Badan Kesehatan Dunia menjadikan Omicron sebagai kategori VOC atau varian yang menjadi perhatian (variant of concern). Hal ini menjadikan Omicron sebagai varian yang diduga dapat mengakibatkan peningkatan penyebaran atau penularan dan juga kematian. Bahkan, mampu memengaruhi kinerja atau efektivitas dari vaksin yang sudah diterima.
Pelaksanaan vaksin untuk omicron yakni Omicron adalah upaya pemerintah dalam menekan penyebaran virus varian baru ini. Vaksin Booster merupakan vaksinasi penyakit Covid-19, yang mana dilakukan sesudah memperoleh vaksinasi primer (dosis pertama dan dosis kedua). Booster juga menjadi sebuah harapan vaksin untuk omicron yang bantu melindungi dari virus Corona varian terbaru tersebut. Dengan melakukan vaksin untuk omicron maka bisa mempertahankan tingkat kekebalan dan juga masa perlindungan menjadi lebih panjang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudah terjadi penurunan antibodi di 6 bulan sesudah memperoleh vaksinasi primer. Oleh karenanya, diperlukan booster atau dosis lanjutan sebagai vaksin untuk omicron guna meningkatkan perlindungan individu. ITAGI atau Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional juga sudah menyarankan dilakukannya vaksinasi booster ini guna memperbaiki efektivitas atau kinerja dari vaksin sebelumnya yang menurun.
Booster diselenggarakan pemerintah dengan target penerima yakni masyarakat yang sudah berusia lebih dari 18 tahun. Vaksinasi booster ini memiliki target prioritas yakni kelompok masyarakat lansia (lanjut usia) serta mereka yang menderita imunokompromais. Disebutkan oleh Maxi Rein selaku Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes bahwa pelaksanaan booster vaksin untuk omicron dilakukan di seluruh kabupaten kota. Sedangkan target non lansia diselenggarakan di kabupaten kota yang mana telah mencapai cakupan dosis pertama dengan total minimal 70%. Sementara itu, cakupan dosis pertama untuk lanjut usia yakni 60%.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi jika ingin vaksin booster yakni seperti berikut:
Berusia lebih dari 18 tahun
Menunjukkan NIK dengan membawa KK atau KTP, selain itu bisa juga menunjukkan aplikasi PeduliLindungi
Sudah memperoleh vaksinasi primer yakni dosis pertama dan dosis kedua dengan lengkap 6 bulan sebelumnya
Ada 2 mekanisme vaksinasi booster ini, diantaranya adalah:
Homolog yakni pemberian vaksin booster menggunakan jenis vaksin sama dengan vaksin dosis pertama dan dosis kedua.
Heterolog yakni pemberian vaksin booster menggunakan jenis vaksin berbeda dengan vaksin sebelumnya.
Diketahui bahwa ciri dari gejala varian Omicron ini sedikit berbeda dengan varian virus Corona yang sebelumnya. Walaupun seperti itu, ada beberapa ahli yang juga mengatakan bahwa gejala dari Omicron ini lebih ringan. Varian omicron memiliki gejala yang sangat mirip dengan gejala flu atau batuk yaitu nyeri tubuh, sakit kepala, dan tenggorokan gatal. Meski disebut memiliki gejala yang ringan bahkan mungkin tidak ada, namun pelaksanaan vaksin untuk omicron tetap harus diikuti.
Untuk mengetahui informasi mengenai vaksin untuk omicron yang valid dan terpercaya, Anda dapat mengakses aplikasi atau website PeduliLindungi. Pada PeduliLindungi Anda dapat mengetahui informasi dengan cepat dan tentu saja bukan hoax.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Baca Juga: Mulai Dilakukan 12 Januari, Inilah Rekomendasi Kombinasi Vaksin Booster
Ingin penjelasan lebih detail oleh dokter? Pesan konsultasi sekarang!
Mulai dari IDR 110.000
Mitra resmi
Untuk pasien Covid-19
Ingin penjelasan lebih detail oleh dokter? Pesan konsultasi sekarang!
Mulai dari IDR 110.000
Mitra resmi
Untuk pasien Covid-19
Anda mungkin juga tertarik