Dampak Buruk Perfeksionis dan Cara Mengatasi Sifat Tersebut

Ditinjau oleh dr. Alvin Saputra • 27 Jun 2022

Bagikan

Kenali Dampak Buruk Perfeksionis

Sudahkah Anda tahu adanya dampak buruk perfeksionis bagi kesehatan seseorang. Perfeksionis merupakan seseorang yang berusaha untuk selalu tampil sempurna, yang mana ia menetapkan standar tinggi. Standar terlalu tinggi ia tetapkan bagi dirinya sendiri atau orang lain, dimana ia juga memberi kritik yang berlebihan. Sifat perfeksionis ini bisa terlihat pada mereka yang berusia muda atau dewasa, baik di sekolah, kantor, atau lingkungan sosial lainnya. 

 

Jenis Perfeksionis

Terdapat dua jenis sifat perfeksionis, yakni sebagai berikut:

  1. Adaptif

Jenis perfeksionis ini mempunyai standar tinggi baik untuk diri sendiri atau orang lain. Mereka juga gigih dan teliti dalam menghadapi kesulitan, serta tidak bereaksi berlebihan ketika mengalami kegagalan atau saat tujuannya tidak terpenuhi dengan baik. Jenis perfeksionis ini biasanya fokus pada hal yang memotivasi dan positif supaya dapat melakukan sesuatu dengan sempurna. 

  1. Maladaptif

Seseorang yang memiliki jenis perfeksionis ini cenderung takut akan melakukan kesalahan yang baru, takut akan penolakan, tidak yakin dengan upaya yang sudah ia lakukan. Selain itu, ia juga sering kali terlalu fokus dan sibuk memikirkan kesalahan yang sebelumnya dilakukan, terlalu berharap tinggi kepada orang lain, dan merasa tidak yakin dengan diri sendiri. Jenis sifat ini disebut tidak sehat sebab cenderung menyebabkan reaksi berlebihan, depresi, dan stres. Perilaku jenis perfeksionis ini sering kali dihubungkan dengan gangguan kesehatan mental seperti tidak bahagia, insomnia, gangguan makan, dan merasa rendah diri. 

 

Dampak Buruk Perfeksionis

Dampak buruk perfeksionis bukan hanya secara mental namun juga fisik, beberapa dampaknya adalah sebagai berikut:

  1. Terganggunya Hubungan dengan Orang Lain

Orang yang memiliki sifat perfeksionis akan menilai orang lain sama seperti ia menilai diri sendiri. Dampak buruk perfeksionis yang memiliki harapan berlebihan terhadap pasangan, keluarga, teman, atau rekan kerja dapat menyebabkan hubungan yang terganggu dan stres yang bertambah. 

  1. Tidak menikmati hidup

Dampak buruk perfeksionis yang lainnya adalah ia tidak dapat menikmati hidup dengan maksimal. Mereka yang memiliki sifat perfeksionis akan selalu mengkritik dan mengkhawatirkan apa saja yang berada dan terjadi di sekitarnya. Ia juga akan selalu resah akan masa depan atau bahkan menyesali apa yang sudah terjadi. 

  1. Menurunnya produktivitas

Procrastination atau menunda pekerjaan sampai produktivitas menjadi menurun dapat menjadi dampak buruk perfeksionis. Ia yang memiliki sifat perfeksionis juga akan memikirkan terlalu banyak cara supaya pekerjaannya dapat selesai dengan sempurna. Bahkan, ia menjadi tidak fokus bekerja sehingga pekerjaan pun menjadi terbengkalai. 

  1. Gangguan kesehatan

Salah satu dampak buruk perfeksionis adalah risiko munculnya gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan yang dapat terjadi yakni seperti gangguan makan anoreksia nervosa. Dimana gangguan tersebut dilakukan untuk mempertahankan pola makan sempurna serta tubuh ideal. Selalu ingin sempurna dapat mengakibatkan stres berujung depresi, disforia atau tidak puas, frustasi, tidak sabaran, merasa tidak bahagia, insomnia, rasa ingin bunuh diri, dan obsesif kompulsif.

 

Mengendalikan Sifat Perfeksionis

Sifat perfeksionis mungkin akan sulit dihilangkan sepenuhnya, namun Anda bisa mengendalikannya agar dampak buruk perfeksionis bisa terhindar. Beberapa cara agar sifat perfeksionis bisa terhindar yakni:

  • Tidak berharap berlebihan dan coba untuk menerima kondisi orang lain apa adanya. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan juga kekurangan, yang mana juga bisa membuat kesalahan menjadi langkah awal untuk mengendalikan sifat perfeksionis. 

  • Tidak memandang diri sendiri lemah

  • Menjalin komunikasi terbaik dengan orang terdekat

  • Berusaha untuk tidak kelelahan, marah, lapar, dan menghindari perasaan sepi. Biasanya, ia yang memiliki sifat ini akan lebih mudah merasa gelisah dan cemas saat berada di kondisi-kondisi tersebut. 

  • Mencintai dan menerima diri sendiri dengan apa adanya

  • Mencoba untuk menetapkan tujuan yang realistis dan bisa dicapai

  • Fokus pada satu tugas dalam satu waktu saja

Jika ia yang mempunyai sifat perfeksionis telah merasa benar-benar tidak bahagia, maka penanganan lebih lanjut dari psikiater sangat dibutuhkan. Psikoterapi dan konseling seperti terapi perilaku kognitif dapat menjadi harapan sebagai sebuah solusi. Guna mengubah cara pandang ia yang perfeksionis mengenai pencapaian dan tujuannya. 

Memiliki pertanyaan? Anda bisa berkonsultasi lewat video call langsung dengan dokter terkait di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Playstore.

Baca juga: Mengenali Insecure: Perasaan Tak Nyaman yang Mengganggu

Ingin penjelasan lebih detail oleh dokter? Pesan konsultasi sekarang!

Doctor

Kesehatan Jiwa

Mulai dari IDR 235.000

Pesan Sekarang
Referensi

Ferrari, et al. (2018). Self-compassion Moderates the Perfectionism and Depression Link in Both Adolescence and Adulthood. PloS One, 13(2), pp. e0192022.
American Psychological Association (2018). Perfectionism Among Young People Significantly Increased Since 1980s, Study Finds.
EverydayHealth. Why Being a Perfectionist Can Make You Depressed.
Heitz, D. Healthline (2017). Perfectionism.
Kelly, O. Verywell Mind (2020). Healthy and Unhealthy Perfectionism.
Scott, E. Verywell Mind (2020). Perfectionist Traits: Do These Sound Familiar?
Taylor, M. WebMD (2021). Perfectionism: 6 Consequences to Watch For.

Bagikan artikel ini    

Ingin penjelasan lebih detail oleh dokter? Pesan konsultasi sekarang!

Doctor

Kesehatan Jiwa

Mulai dari IDR 235.000

Pesan Sekarang