9 Faktor Penyebab Kegemukan

Ditinjau oleh dr. Juliana Ng • 25 Jul 2022

Bagikan

9 Faktor Penyebab Kegemukan

Kegemukan atau obesitas umumnya disebabkan oleh faktor makan terlalu banyak dan terlalu sedikit bergerak. Jika Anda mengkonsumsi energi dalam jumlah tinggi, terutama lemak dan gula, tetapi tidak membakar energi melalui olahraga dan aktivitas fisik, sebagian besar energi berlebih akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak. Beberapa faktor dapat berperan dalam mendapatkan dan mempertahankan kelebihan berat badan. Ini termasuk diet, faktor lingkungan dan genetika. 

Artikel ini menjelaskan beberapa faktor di atas dan dibahas secara singkat serta menawarkan lebih banyak informasi tentang apa faktor penyebab kegemukan.

 

Apa Itu Obesitas?

Obesitas adalah gangguan kompleks dengan jumlah lemak tubuh yang berlebihan. Seseorang yang menderita obesitas memiliki Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas apa yang dianggap sehat. 

Obesitas merupakan topik sensitif untuk dibicarakan. Tidak hanya tentang penampilan, karena obesitas ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan kondisi serius lainnya.

Baca juga:  Ketahui Cara Menghitung BMI dan Contohnya Berikut Ini

 

9 Faktor Penyebab Obesitas

Pada umumnya, keseimbangan antara asupan kalori dan pengeluaran energi menentukan berat badan seseorang. Jika seseorang makan lebih banyak kalori daripada yang harus dibakar, orang tersebut akan menambah berat badan karena tubuh menyimpan kelebihan energi sebagai lemak. Oleh karena itu, faktor penyebab kegemukan paling umum adalah makan berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik.

Faktor Genetik

Faktor lain dari penyebab kegemukan seseorang adalah jika salah satu atau kedua orang tuanya mengalami obesitas. Faktor genetika ini juga mempengaruhi hormon yang terlibat dalam regulasi lemak. Misalnya, salah satu penyebab genetik kegemukan adalah defisiensi leptin. Leptin adalah sebuah hormon yang diproduksi di sel lemak dan di plasenta. Leptin ini yang mengontrol berat badan dengan memberi sinyal pada otak untuk makan lebih sedikit ketika memiliki simpanan lemak tubuh terlalu tinggi.

Tidak Aktif Secara Fisik

Orang yang tidak banyak bergerak atau tidak aktif secara fisik akan membakar kalori lebih sedikit daripada orang yang aktif. Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) menunjukkan bahwa adanya korelasi kuat antara kurangnya aktivitas fisik dan penambahan berat badan pada seseorang.

Baca juga: Olahraga yang Cocok untuk Penderita Obesitas

Diet Tinggi Karbohidrat

Karbohidrat dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah, yang pada gilirannya dapat merangsang pelepasan insulin oleh pankreas, dan insulin mendorong pertumbuhan jaringan lemak yang dapat menyebabkan penambahan berat badan. Beberapa ahli mempercayai bahwa karbohidrat sederhana (gula, fruktosa, makanan penutup, minuman ringan, bir, anggur) memiliki kontribusi terhadap penambahan berat badan karena mereka lebih cepat diserap ke dalam aliran darah daripada karbohidrat kompleks (pasta, beras merah, biji-bijian, sayuran, buah-buahan) dengan demikian menyebabkan pelepasan insulin yang lebih jelas.

Makan Berlebihan 

Makan yang berlebihan tentunya dapat menyebabkan kenaikan berat badan, terutama jika Anda mengonsumsi diet tinggi lemak. Makanan tinggi lemak atau gula (misalnya, makanan cepat saji, gorengan dan permen) memiliki banyak kalori dalam jumlah makanan yang sedikit. Studi telah menunjukkan bahwa diet tinggi lemak dipercaya berkontribusi terhadap penambahan berat badan seseorang.

Baca juga: Apakah Habis Makan Langsung Tidur Bisa Bikin Gemuk?

Frekuensi Makan

Hubungan antara frekuensi makan (seberapa sering Anda makan) dan berat badan agak kontroversial. Ada banyak laporan mengenai orang yang kelebihan berat badan atau kegemukan makan lebih jarang daripada orang dengan berat badan normal. Para ilmuwan telah mengamati bahwa orang yang makan makanan kecil empat atau lima kali sehari, memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah dan kadar gula darah yang lebih rendah atau lebih stabil daripada orang yang makan lebih jarang (dua atau tiga kali makan besar setiap hari).

Obat-Obatan

Obat-obatan juga dapat menjadi faktor penyebab kegemukan yang terkait termasuk antidepresan, antikonvulsan dan valproate, obat diabetes (obat-obatan digunakan dalam menurunkan gula darah seperti insulin, sulfonilurea, dan thiazolidinediones), obat hormon tertentu seperti kontrasepsi oral dan sebagian besar kortikosteroid seperti prednison. 

Faktor Psikologi 

Emosi juga dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang seperti kebosanan, kesedihan, stres atau kemarahan membuat orang makan berlebihan sebagai respons terhadap emosi yang dialami.

Faktor Penyakit 

Penyakit seperti hipotiroidisme, resistensi insulin, sindrom ovarium polikistik, dan sindrom Cushing juga merupakan faktor penyebab kegemukan. Penyakit seperti sindrom Prader-Willi juga dapat menyebabkan obesitas pada seseorang.

Faktor Sosial

Ada hubungan antara masalah sosial dan obesitas. Kurangnya uang untuk membeli makanan sehat atau kurangnya tempat yang aman untuk berjalan atau berolahraga dapat meningkatkan risiko kegemukan.

Terkadang penyebab obesitas tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi beberapa faktor sekaligus. Maka dari itu diperlukan berbagai cara untuk menurunkan berat badan. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan diet Anda.

Memiliki pertanyaan? Anda bisa berkonsultasi lewat video call langsung dengan dokter terkait di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Playstore.

Referensi

NHS. 2022. Obesity. https://www.nhs.uk/conditions/obesity/causes/.

NICHD. 2021. What causes obesity & overweight?. https://www.nichd.nih.gov/health/topics/obesity/conditioninfo/cause.

Medicine net. 2022. Obesity and Overweight. https://www.medicinenet.com/obesity_weight_loss/article.htm.

Healthline. Obesity. https://www.healthline.com/health/obesity.

Health direct. 2020. Obesity. https://www.healthdirect.gov.au/obesity

Bagikan artikel ini