Tips Mencegah Serangan Stroke Berulang

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 23 May 2021

Bagikan

TIPS MENCEGAH SERANGAN STROKE BERULANG

Stroke menjadi penyebab kematia nomor satu setiap tahunnya di seluruh dunia. Berdasarkan data, satu dari empat orang mengalami stroke, sedangkan sebenarnya penyakit ini merupakan kondisi yang dapat dicegah. Di Indonesia sendiri, menurut data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan angka tertinggi kasus stroke terdapat di Provinsi Kalimantan Timur. Data BPJS Kesehatan tahun 2018 juga menunjukkan bahwa stroke menghabiskan anggaran pelayanan kesehatan hingga Rp2,56 triliun.

Terjadinya stroke berulang juga merupakan sesuatu yang belum terhindarkan. Di US, kasus ini terjadi sebanyak 25% dari hampir 800.000 kasus stroke yang terjadi setiap tahunnya.  Serangan stroke berulang ini utamanya tinggi terjadi pada serangan iskemi transien (TIA; transient ischemic attack). Pemberian obat antiplatelet dianjurkan untuk menurunkan risiko stroke iskemik berulang.

Apa saja faktor risiko terjadinya stroke berulang?

Serangan stroke berulang dapat terjadi apabila kamu memiliki:

  1. Hipertensi, penyakit ini menjadi faktor risiko utama terjadinya stroke iskemi

  2. Diabetes melitus

  3. Kadar lemak dalam darah yang tinggi

  4. Apneu tidur obstruktif

  5. Kebiasaan merokok

  6. Konsumsi alkohol

  7. Mengalami sindrom metabolic

  8. Aktivitas fisik yang sedenter.

Bagaimana mengenali gejala umum stroke pada penderita?

Beberapa gejala yang dapat dikenali untuk mencegah perburukan kondisi pendeirta stroke:

  1. Mulut tertarik ke salah satu sisi, penderita mengalami tersedak atau sulit menelan air minum secara tiba-tiba.

  2. Kesulitan berbicara secara tiba-tiba. Bicaranya juga cenderung sulit dipahami dan tidak nyambung

  3. Muncul rasa kebas ataupun kesemutan pada separuh tubuh.

  4. Nyeri kepala hebat yang mendadak muncul serta tidak dirasakan sebelumnya.

  5. Terjadinya gangguan fungsi keseimbangan yang menyebabkan penderita stroke merasa berputar dan kesulitan mengkoordinasikan gerakan.

  6. Pandangan mata mengabur salah satu sisi secara mendadak.

Bagaimana pencegahan terjadinya serangan stroke berulang?

Lembaga kesehatan Amerika terkait jantung dan stroke, yakni The American Heart Association (AHA) dan Amercan Stroke Association (ASA) menyusun pedoman untuk mencegah terjadinya stroke berulang pada penderita stroke atau TIA sebelumnya. Pedoman ini mencakup terapi pengobatan serta menurunkan faktor risiko stroke.

  1. Manajemen hipertensi

Penurunan tekanan darah sangat direkomendasikan untuk pencegahan stroke berulang dan mencegah gangguan pembuluh darah. Target tingkat tekanan darah ini disesuaikan dengan kondisi setiap penderita, namun manfaat akan dirasakan jika penurunan tekanan darah terjadi setidaknya 10/5 mmHg dan tekanan darah normal <120/80 mmHg.

Untuk mendukung penurunan tekanan darah, beberapa modifikasi gaya hidup yang dianjurkan adalah membatasi konsumsi garam harian, melakukan program penurunan berat badan hingga di rentang ideal, meningkatkan konsumsi sayur, buah-buahan, serta produk susu rendah lemak, membatasi konsumsi alkohol, serta meningkatkan aktivitas fisik, khususnya aerobik.

  1. Manajemen kadar gula dan lemak darah 

Untuk penderita diabetes, kamu disarankan untuk mengontrol gula darah dan kadar lemak agar berada di rentang normal. Penderita stroke disarankan mengurangi kadar kolesterol LDL setidaknya 50% atau hingga mencapai kadar <70 mg/dL. Konsumsi obat statin juga mungkin diperlukan bagi penderita aterosklerosis. Selain itu, kontrol kadar gula darah dan lemak darah perlu diiringi dengan peningkatan aktivitas fisik, perbaikan diet, serta penggunaan obat-obatan jika diperlukan.

  1. Meningkatkan aktivitas fisik

Penderita stroke iskemik atau TIA disarankan untuk beraktivitas fisik setidaknya 30 menit per hari dengan olahraga berintensitas sedang. Olahraga ini setidaknya meningkatkan denyut jantung dan memicu pengeluaran keringat. Aktivitas fisik disarankan minimal dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu. Dalam kasus stroke berat dan memicu diabilitas, olahraga perlu diiringi arahan dan monitoring dari ahli rehabilitasi jantung.

  1. Konsumsi obat antiplatelet

Beberapa obat antiplatelet yang dianjurkan adalah aspirin, tiklopidin, klopidogrel, serta kombinasi dari aspirin/dipiridamol. Obat-obatan ini dapat membantu menruunkan risiko stroke hingga >20%. Pemilihan obat perlu dikonsultasikan dengan dokter dengan menimbang kondisi kesehatan setiap penderita stroke.

Cukup sekian informasi dari tim Aido, semoga bermanfaat. Simak juga artikel kesehatan lainnya hanya di Aido.

Baca Juga: Makanan Yang Aman Dikonsumsi Oleh Penderita Stroke


Referensi:

  1. https://www.aafp.org/afp/2011/0415/p993.html

  2. https://www.aafp.org/afp/2017/1001/p436.html#:~:text=Lifestyle%20modifications%2C%20including%20tobacco%20cessation,risk%20of%20recurrent%20ischemic%20stroke.

  3. https://www.kemkes.go.id/article/view/19102900002/begini-cara-mengenali-gejala-stroke.html

Bagikan artikel ini