Cara terapi penderita stroke ada berbagai macam. Setelah serangan stroke, sebagian besar pasien mengalami hambatan untuk kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Fisioterapi stroke dapat membantu proses rehabilitasi sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian pasien stroke.
Berikut merupakan permasalahan yang mungkin dihadapi setelah serangan stroke:
Kelemahan atau kelumpuhan pada satu atau kedua sisi tubuh
Gangguan dalam berpikir, yaitu ingatan, perhatian, kesadaran, cara mempelajari sesuatu, dan penilaian
Kesulitan dalam berbicara atau menangkap maksud pembicaraan
Kesulitan dalam mengontrol emosi
Mati rasa atau merasakan sensasi yang aneh
Rasa sakit atau nyeri pada tangan dan kaki yang memburuk ketika bergerak atau terpapar perubahan suhu
Kesulitan mengunyah dan menelan
Kesulitan dalam menahan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK)
Depresi
Terapi pada pasien stroke diberikan berdasarkan tingkat keparahan dan kemampuan yang dipengaruhi oleh stroke. Terapi yang dapat dilakukan, antara lain:
Terapi bicara
Terapi bicara membantu pasien stroke yang mengalami penurunan kemampuan komunikasi, yaitu berbicara atau memahami pembicaraan.
Fisioterapi
Fisioterapi bertujuan agar pasien dapat kembali mempelajari cara bergerak dan menjaga keseimbangan. Fisioterapi mencakup pelatihan motorik (untuk melatih kekuatan otot dan koordinasi), mobilitas (belajar menggunakan alat bantu gerak seperti kursi roda), dan terapi ruang gerak untuk mengatasi kekakuan otot.
Terapi okupasi
Melalui terapi okupasi, pasien kembali mempelajari kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari, termasuk makan, berpakaian, mandi, membaca, dan menulis.
Terapi untuk mengatasi gangguan kognitif dan emosi
Pasien stroke dapat mengalami gangguan dalam berpikir dan mengalami depresi. Terdapat terapi khusus yang dilakukan untuk mengatasi gangguan kognitif. Pada pasien dengan gangguan emosional atau depresi, akan dilakukan evaluasi dan terapi berupa terapi psikologis dan obat-obatan.
Terapi lainnya
Selain terapi yang telah disebutkan, pasien stroke dapat menjalani terapi lainnya untuk mempercepat proses penyembuhan, misalnya menggunakan teknologi berupa stimulasi magnet pada otak atau listrik pada anggota gerak, terapi dengan bantuan robot, terapi biologis, dan pengobatan alternatif seperti pijat dan akupuntur.
Adapun terapi pada pasien stroke dapat dilakukan dengan opsi sebagai berikut:
Unit rehabilitasi pasien rawat inap
Terapi biasanya akan dimulai sejak pasien masih di rumah sakit. Pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan akan membicarakan mengenai perencanaan terapi selanjutnya. Pasien mungkin akan melakukan terapi rawat inap selama dua sampai tiga minggu sebagai rehabilitasi intensif.
Unit rehabilitasi rawat jalan
Rehabilitasi rawat jalan dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik. Pada rehabilitasi rawat jalan, pasien akan mengunjungi rumah sakit beberapa kali seminggu.
Nursing home atau rumah peristirahatan
Rumah peristirahatan memberikan pelayanan khusus bagi lansia yang mengalami kondisi tertentu, termasuk stroke. Terapi pada rumah peristirahatan umumnya tidak seintens di rumah sakit.
Terapi berbasis rumahan
Terapi di rumah menawarkan fleksibilitas dan kemudahan. Dokter atau fisioterapis akan datang ke rumah. Kekurangan dari terapi rumahan adalah keterbatasan alat-alat khusus yang diperlukan dalam terapi.
Terapi akan dimulai sesegera mungkin untuk hasil yang lebih baik. Terapi dapat dimulai setelah pasien melakukan perawatan di rumah sakit selama 24-48 jam dan dokter telah memastikan hal-hal di bawah ini:
Kondisi yang stabil
Mengontrol kondisi yang mengancam nyawa
Mencegah serangan stroke berulang
Mencegah komplikasi terkait stroke
Proses rehabilitasi pada setiap orang berbeda-beda. Tak jarang, rehabilitasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Kesuksesan dalam rehabilitasi bergantung pada hal-hal berikut:
Kondisi fisik pasien
Kondisi fisik mencakup keparahan dan dampak stroke pada fisik maupun kognitif , usia pasien ketika serangan stroke, dan kondisi medis lainnya.
Kondisi emosional pasien
Motivasi, perasaan, dan konsistensi pasien dalam melakukan terapi juga penting dalam penyembuhan.
Faktor sosial
Faktor sosial meliputi dukungan teman dan keluarga.
Faktor dalam proses terapi
Proses rehabilitasi dipengaruhi oleh waktu dimulainya terapi dan kemampuan tim rehabilitasi.
Pada kondisi yang baik, proses pemulihan dapat berlangsung dalam beberapa bulan atau minggu. Umumnya, pasien kondisi pasien membaik dalam waktu 12 sampai 18 bulan.
Proses rehabilitasi pada pasien stroke melibatkan banyak pihak, di antaranya:
Dokter, baik dokter umum maupun dokter spesialis saraf
Perawat khusus rehabilitasi
Fisioterapis
Terapis okupasi
Ahli terapi bicara dan bahasa
Pekerja sosial
Psikologis
Keluarga dan teman dekat pasien stroke tentu memiliki peran penting dalam proses rehabilitasi. Orang terdekat dapat membantu rehabilitasi pasien dengan hal-hal berikut:
Membantu pasien melakukan fisioterapi di luar sesi
Memberikan semangat dan meyakinkan pasien dapat sembuh
Membantu memotivasi pasien
Berusaha beradaptasi dengan kebutuhan baru pasien, misalnya berbicara lebih pelan pada pasien dengan gangguan komunikasi
Cukup sekian informasi dari tim Aido, semoga bermanfaat. Simak juga artikel kesehatan lainnya hanya di Aido.
Baca Juga: Cegah Stroke dengan Mulai Menjalankan Gaya Hidup Sehat
Referensi:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/in-depth/stroke-rehabilitation/art-20045172
https://www.healthline.com/health/stroke/recovery#outlook
https://www.cdc.gov/stroke/recovery.htm
https://www.nhs.uk/conditions/stroke/recovery/
Anda mungkin juga tertarik