Tips Kesehatan
Olahraga pada Penderita Diabetes. Perlu atau Tidak?
Ditulis oleh: dr. Yonathan Heru Suhalim
Telah di review oleh: dr. Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD, FES
Aktivitas fisik telah
dianggap sebagai salah satu pengobatan untuk penderita diabetes melitus bersama
dengan nutrisi dan obat pengendali gula darah sejak lebih dari 100 tahun yang
lalu.
Sebagaimana yang
telah diketahui, diabetes melitus merupakan penyakit metabolik kronik dengan
ciri peningkatan kadar gula darah dalam tubuh, yang disebabkan oleh kadar
insulin di dalam tubuh yang rendah ataupun oleh kerja insulin yang tidak
optimal untuk menurunkan gula darah. Berdasarkan hasil studi RISKESDAS tahun
2018, diperkirakan hampir 1,5% dari total populasi di Indonesia menderita
penyakit diabetes melitus ini.
Terkait dengan
penanganan pada penderita diabetes melitus, penelitian telah fokus pada
penggunaan obat modern, obat tradisional, dan aktivitas fisik. Semua hal
tersebut memberikan dampak yang positif pada penderita, namun tidak dapat
dipungkiri juga bahwa terdapat efek samping yang tidak dapat dihindarkan pada
penggunaan obat-obatan. Oleh karena itu, aktivitas fisik dan olahraga menjadi
pertimbangan untuk memberikan manfaat dalam membantu pengaturan kadar gula
darah pada penderita diabetes.
Menurut konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
Indonesia yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)
tahun 2015, latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan
diabetes melitus tipe 2 tanpa disertai gangguan pada ginjal. Latihan jasmani
selain untuk menjaga kebugaran tetapi dapat menurunkan berat badan dan membuat
kerja insulin lebih optimal dalam mengontrol gula darah dalam tubuh.
Untuk latihan jasmani yang dianjurkan adalah yang bersifat aerobic dengan intensitas sedang. Contoh
dari latihan aerobic ini adalah jalan
cepat, bersepeda santai, jogging dan berenang. Untuk frekuensi yang dianjurkan
adalah sebanyak 3-5x perminggu dengan durasi total 150 menit perminggu.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu sebelum melakukan
latihan jasmani tersebut yaitu penderita diabetes dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan gula darah sebelum melakukan aktivitas tersebut. Jika gula darah
dibawah 100mg/dl maka pasien tersebut harus mengonsumsi karbohidrat terlebih
dahulu dan apabila gula darah diatas 250 mg/dl maka penderita dianjurkan untuk
menunda latihan jasmani.
Latihan lain yang direkomendasikan adalah latihan resistensi. Contoh
dari latihan resistensi ini adalah latihan beban. Keuntungan dari latihan resistensi ini adalah selain
mengoptimalkan kerja dari insulin, latihan tersebut juga akan meningkatkan
kekuatan otot, massa otot yang akan meningkatkan kontrol terhadap gula darah.
Namun latihan beban ini tidak diperuntukan kepada penderita diabetes yang
mengalami komplikasi gangguan ginjal, gangguan retina mata, tekanan darah
tinggi yang tidak terkontrol.
Namun perlu
diperhatikan juga terutama pada pasien diabetes yang sudah mengalami komplikasi
jantung karena dapat berisiko menyebabkan berhenti jantung secara tiba-tiba.
Oleh karena itu disarankan untuk melakukan pemeriksaan jantung terutama yang
berkaitan dengan iskemia miokard sebelum melakukan olahraga tersebut.
Sebagai kesimpulannya
adalah olahraga sangat dianjurkan terhadap semua penderita diabetes dan jenis
olahraga yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes beraneka ragam mulai dari
jogging, berenang, jalan cepat, bersepeda, dan angkat beban. Jangan lupa pula
untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu, terutama pada pasien diabetes yang
sudah memiliki komplikasi jantung.
Referensi:
Hasil utama RISKESDAS 2018
Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2015
Anda mungkin juga tertarik