Selama ini, kita sangat sering mendengar kata “epidemi” atau kata-kata lain dengan kata dasar yang sama, misalnya “epidemiologi”.
Belakangan ini, dengan maraknya kasus COVID-19, termasuk di Indonesia, kita pun mulai sering mendengar kata “pandemi”.
Lantas, apa itu “pandemi”? Apa perbedaan kata “pandemi” dan “epidemi”, dan mengapa COVID-19 ini disebut sebagai pandemi? Bagaimana bisa sebuah wabah menjadi epidemi atau pandemi? Berikut pembahasannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, definisi akan kesehatan publik pun berubah. Biasanya, perbedaan di antara istilah-istilah ini menunjukkan skala dari sebuah penyakit. Secara harfiah, epidemi berasal dari Bahasa Yunani “epi” dan “demos”, yang berarti “pada” dan “rakyat”.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan epidemi sebagai “penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban, misalnya penyakit yang tidak secara tetap terjangkit di daerah itu”.
Dapat disimpulkan sebagai peningkatan kasus suatu penyakit di lokasi geografis tertentu namun tidak secara menetap ada.
Epidemi biasanya terjadi ketika sebuah agen infeksius, misalnya virus, menjadi lebih prevalen atau lebih banyak terjadi dibandingkan dengan area lain di mana virus tersebut juga berada.
Selain itu, epidemi juga dapat terjadi ketika terjadi sebuah wabah penyakit yang terjadi di suatu daerah yang belum pernah mengalami penyakit tersebut. Epidemi sering disalahartikan dan disebut sebagai endemi, padahal endemi juga memiliki definisinya sendiri.
Berasal dari kata “en” dan “demos” yang merupakan Bahasa Yunani untuk “dalam” dan “rakyat”, endemi merupakan suatu wabah infeksi yang berlangsung dalam suatu populasi tanpa campur tangan dari pihak luar dan berlangsung dalam waktu yang lama serta tidak hilang.
AIDS biasanya disebut sebagai penyakit endemik di Afrika, padahal AIDS di Afrika merupakan suatu epidemi.
Baca Juga: Lawan Pandemi dengan Protokol Kesehatan 5M
Pandemi berasal dari Bahasa Yunani “pan” yang berarti “semua” dan “demos” yang berarti “rakyat”. Hal ini berarti epidemi atau wabah global yang terjadi pada waktu yang sama dengan daerah yang sangat luas.
Kriteria untuk suatu wabah disebut sebagai pandemi, menurut WHO, adalah a) terdapat penyakit baru yang muncul pada suatu populasi; b) menyebabkan penyakit yang serius pada manusia; serta c) mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya.
Wabah COVID-19 ini dikategorikan sebagai pandemi karena memenuhi semua kriteria yang telah disebutkan di atas. Wabah ini tidak hanya terjadi pada satu wilayah geografis saja, namun secara langsung bersamaan di seluruh dunia.
Kesimpulannya, perbedaan pandemi dan epidemi terletak pada seberapa besar area jangkauan wabah tersebut, bukan tingkat keparahan dari wabah penyakitnya.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Baca Juga: Tips Menjaga Kandungan Ibu Hamil di Tengah Pandemi
Referensi:
1. CDC. Section 11: epidemic disease occurrence [Internet]. GA: CDC; 2020 [cited 2020 Jul 28]. Available from: https://www.cdc.gov/csels/dsepd/ss1978/lesson1/section11.html
2. Riley L. 2019. Differentiating Epidemic from Endemic or Sporadic Infectious Disease Occurrence. Microbiol Spectrum. 2019; 7(4):AME-0007-2019. doi:10.1128/microbiolspec.AME-0007-2019.
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia [Internet]. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa; 2016. Epidemil [cited 2020 Jul 28]. Available from: https://kbbi.web.id/epidemi
4. Department of Communicable Disease Surveilance and Response Global Influenza Programme. WHO global influenza preparedness plan [Internet]. Geneva: WHO; 2005 [cited 2020 Jul 28]. Available from: https://www.who.int/csr/resources/publications/influenza/WHO_CDS_CSR_GIP_2005_5.pdf
Anda mungkin juga tertarik