Masa kecil yang masih menghantui

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 16 Dec 2020

Bagikan

Masa kecil yang masih menghantui

Berbagai pengalaman yang terjadi pada masa anak-anak dapat mempengaruhi kesehatan seseorang pada masa dewasa.

Trauma adalah peristiwa yang membuat seseorang percaya bahwa dirinya berada dalam bahaya yang dapat menyebabkan dirinya terluka parah atau kehilangan nyawa.

Trauma dapat mencetuskan reaksi fisik dan mental yang membuat individu yang mengalaminya lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, beberapa di antaranya yaitu penyakit jantung, stroke, obesitas, diabetes, dan kanker.

Beberapa contoh trauma yang terjadi pada masa anak-anak di antaranya yaitu kekerasan, pelecehan, dan berada di lingkungan keluarga yang memiliki masalah kesehatan mental atau menggunakan narkoba.

Tekanan akibat trauma dapat mengganggu perkembangan otak dan mempengaruhi respon tubuh terhadap stres yang dialami oleh anak setelah tumbuh dewasa.

Di samping itu, trauma masa anak-anak sering kali dilakukan oleh pihak yang seharusnya berperan sebagai pelindung bagi anak, sehingga pengaruh yang dihasilkannya lebih besar.

Risiko masalah kesehatan fisik dan mental akan meningkat seiring peningkatan jumlah trauma yang dialami. Bahkan, sebuah pengalaman buruk yang belum termasuk trauma juga dapat memberikan pengaruh jangka panjang bagi kehidupan seseorang.

Kematian anggota keluarga yang tiba-tiba, perceraian orang tua, atau merawat seseorang dengan penyakit kronis dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi.

Peristiwa-peristiwa tersebut juga dapat menyebabkan timbulnya PTSD-like symptoms pada beberapa orang. Pengaruh dari pengalaman buruk berkaitan dengan peningkatan risiko kesehatan yang semakin bertambah seiring usia.

Salah satu akibat dari trauma adalah pengelakan. Orang yang mengalami trauma berpotensi mengalami kesulitan untuk mendapatkan pertolongan profesional karena mereka tidak ingin mengingat-ingat kembali kejadian buruk yang mereka alami.

Selain itu, orang yang mengalami trauma juga dapat menganggap masalah yang mereka alami adalah hal normal sebagai metode pengelakan.

Mereka menganggap apa yang meraka alami di masa lalu merupakan yang sesuatu yang normal dan tidak mempengaruhi kehidupan mereka karena semua orang juga pasti mengalaminya.

Orang dengan pengalaman buruk di masa lalu dapat memperoleh bantuan. Menemui psikiater dapat membantu seseorang untuk mengonsepkan kembali apa yang telah dialami dan melalui peristiwa tersebut secara perlahan.

Selain itu, terdapat pula beberapa perilaku hidup sehat yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Menjaga interaksi sosial dengan orang lain juga penting untuk kesehatan mental.

Segala metode tersebut tidak perlu dilakukan sekaligus. Kebanyakan orang memulai dengan terapi bersama dokter sebelum menambahkan metode yang lain.

Referensi:

  1. Adverse childhood experiences (ACEs): Preventing early trauma to improve adult health [Internet]. Washington: Centers for Disease Control and Prevention; 2019 Nov [cited 2020 Jul 26]. Available from: https://www.cdc.gov/vitalsigns/aces/pdf/vs-1105-aces-H.pdf
  2. Metzler M, Merrick MT, Klevens J, et al. Adverse childhood experiences and life opportunities: Shifting the narrative. Child Youth Serv Rev [Internet]. 2017 Jan [cited 2020 Jul 26];72:141-9.
  3. Brown MJ, Thacker LR, Cohen SA. Association between adverse childhood experiences and diagnosis of cancer [published correction appears in PLoS One. 2014;9(1).] PLoS One [Internet]. 2013 [cited 2020 Jul 26];8(6):e65524. Published 2013 Jun 11.
Bagikan artikel ini