Kacang tanah merupakan salah satu jenis kacang yang sering dijumpai dalam berbagai produk, seperti selai, jajanan kemasan, kue, minyak, dan lain-lain. Kacang tanah banyak diyakini memiliki dampak buruk bagi tubuh.
Tetapi sebaliknya, kacang tanah memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut dikarenakan kacang tanah memiliki zat-zat aktif yang bermanfaat, terutama pada penyakit-penyakit yang dapat menyerang tubuh.
Sejarah kacang tanah
Kacang tanah awalnya ditanam oleh suku Inca di Peru. Kacang tanah dijadikan persembahan untuk acara keagamaan. Kacang tanah yang lebih modern di tanam dan mulai populer pada tahun 1860 di Amerika Serikat. Pada masa ini, kacang tanah dijadikan berbagai macam produk.
Kandungan kacang tanah
Kandungan kacang tanah utamanya tersusun dari protein, lemak, dan serat. Bentuk ketiganya dalam kacang tanah adalah bentuk terbaik, yakni protein nabati, lemak yang tidak jenuh, dan serat kompleks. Dalam 100 gram kacang tanah, terkandung 16,13 gram karbohidrat, 25,80 gram protein, 49,24 gram , dan 8,5 gram serat. Sisanya berupa vitamin, elektrolit, dan mineral.
Manfaat kacang tanah bagi tubuh
Kacang tanah dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah serta gangguan lemak. Dibandingkan dengan teh hijau, kacang tanah dinilai memiliki kapasitas antioksidan yang lebih tinggi. Jika dikonsumsi dengan rutin, kacang tanah juga diteliti dapat mengurangi 40% kematian. Berikut ini manfaat kacang tanah lainnya:
Berat badan
Banyak sekali dugaan kacang tanah dapat meningkatkan berat badan karena memiliki kandungan lemak yang tinggi. Tetapi pada penelitian, kacang tanah tidak menyebabkan peningkatan berat badan. Bahkan, kacang tanah dapat membantu menjaga berat badan dalam jangka panjang serta menurunkan berat badan.
Pada suatu penelitian yang mengukur massa indeks tubuh. Subyek yang sering memakan kacang tanah memiliki indeks massa tubuh yang lebih kecil. Fenomena ini mungkin dapat terjadi karena kacang tanah mengencangkan dan menaikkan pengeluaran energi ketika beristirahat. Kacang tanah memiliki efek mengenyangkan yang lebih tinggi dibandingkan cemilan karbohidrat lainnya.
Diabetes
Kacang tanah yang dimakan sehari-hari memiliki kandungan magnesium dan serat diet. Keduanya diduga sebagai kandungan yang berperan terhadap menurunnya risiko obesitas sampai 25%. Selain itu, kacang tanah yang diamati pada diet mediterranean dapat memperbaiki sensitivitas tubuh terhadap insulin dan level gula darah, baik pada subjek yang memiliki DM dan tidak.
Kanker
Kandungan bahan aktif kacang tanah berupa phytosterol dan resveratrol diteliti membantu mengurangi pertumbuhan tumor prostat dengan salah satu caranya mengurangi suplai darah serta mencegah tumor menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kandungan lain, yakni lemak tidak jenuh, mineral dan vitamin tertentu, dan bahan bioaktif lainnya dapat melindungi tubuh dari kanker.
Alzheimer
Niacin dan vitamin E pada kacang tanah diteliti membantu mencegah terjadinya penyakit alzheimer pada penelitian yang menggunakan 4000 subjek diatas 65 tahun. Terjadinya insiden dapat berkurang sampai 70% pada subjek dengan konsumsi kacang tanah terbanyak.
Tidak hanya alzheimer, pada penelitian tersebut didapatkan kacang tanah juga mencegah penyakit-penyakit kognitif akibat penuaan. Selain niacin dan vitamin E, Resveratrol juga diduga bermanfaat dalam pencegahan alzheimer.
Batu empedu
Subjek penelitian yang mengonsumsi kacang tanah setidaknya 5 kali dalam seminggu memiliki risiko terkena batu empedu yang berkurang sampai 25%.
Konsumsi kacang tanah sangat bermanfaat bagi tubuh. Namun kacang tanah dapat memiliki efek tidak baik berupa alergi. Penyebab alergi kacang masih belum diketahui. Alergi kacang menyebabkan penyempitan saluran paru, muntah, diare, bengkak pada mulut, bibir, tenggorokan, dan kulit, asma, sampai keadaan berat berupa syok.
Oleh karena itu, kacang tanah sebaiknya dihindari pada orang dengan alergi kacang. Selain itu konsumsi kacang tanah sebaiknya melihat kondisi kacang tanah. Jika tidak baik, kacang tanah dapat menjadi penyebab keracunan makanan akibat tumbuhnya spesies jamur Aspergillus flavus.
Referensi
Arya SS, Salve AR, Chauhan S. Peanuts as functional food: a review. J Food Sci Technol. 2016;53(1):31-41. doi:10.1007/s13197-015-2007-9
Ros E. Health benefits of nut consumption. Nutrients. 2010;2(7):652-682. doi:10.3390/nu207065
Anda mungkin juga tertarik