Tips Kesehatan
Pengapuran tulang sering kali dianggap hanya terjadi pada lansia saja. Meskipun begitu, hal ini tidak sepenuhnya benar. Walaupun sebagian besar penderita pengapuran tulang berasal dari golongan lansia, perlu diketahui bahwa hal ini juga dapat menimpa siapa saja, terutama kepada mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat kondisi yang serupa. Selain itu, mereka yang memiliki berat badan berlebih, mengalami cedera pada sendi, hingga memiliki penyakit diabetes juga memiliki risiko yang tinggi terkena pengapuran tulang ini.
Nah untuk lebih jelasnya, simak terus penjelasan lebih lanjut mengenai pengapuran tulang, atau Osteoarthritis berikut ini.
Istilah pengapuran tulang atau osteoporosis seringkali disalah pahami dan disamakan dengan ostearthritis. Secara umum keduanya memang sama-sama merupakan penyakit tulang yang dapat menurunkan dan mengganggu kualitas hidup seseorang. Meskipun begitu, kedua kelainan yang memiliki nama yang mirip ini ternyata merupakan dua kondisi yang sangat berbeda.
Secara singkatnya, osteoporosis dapat dipahami sebagai suatu kondisi di mana terjadi pengeroposan tulang akibat kepadatan tulang yang terus menurun. Jika dibiarkan secara terus menerus, kondisi ini dapat membuat penderitanya mengalami patah tulang. Adapun tulang yang paling sering terserang penyakit ini antara lain adalah tulang belakang, bahu, tulang pergelangan tangan, hingga tulang panggul.
Adapun osteoarthritis dapat dipahami sebagai suatu kondisi di mana terjadi peradangan di sekitar tulang rawan, yang pada akhirnya menyebabkannya semakin menipis. Sebelumnya perlu diketahui bahwa tulang rawan ini adalah bantalan yang memisahkan tulang yang satu dengan yang lainnya. Akibat dari terjadinya osteoarthritis ini adalah timbulnya rasa nyeri pada persendian, yang mana rasa nyeri ini akan semakin meningkat seiring dengan keparahan dari kondisi itu sendiri.
Pengapuran tulang merupakan salah satu kondisi serius yang paling sering dialami oleh masyarakat Indonesia, dan hal ini harus ditanggapi secara serius, karena dapat menjadi penyebab terjadinya kelumpuhan apabila tidak segera ditangani. Tidak hanya itu, pengapuran tulang ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai komplikasi, seperti:
Terjadinya gangguan tidur.
Penurunan produktivitas sehari-hari.
Penambahan berat badan akibat gaya hidup sedenter.
Mempengaruhi kesehatan mental karena dapat memicu gangguan kecemasan, hingga depresi.
Menyebabkan kematian jaringan tulang.
Menyebabkan terjadinya infeksi pada sendi.
Meningkatkan risiko saraf terjepit pada tulang belakang.
Secara keseluruhan, keenam komplikasi di atas tentu akan sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hari, dan bahkan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Hal ini karena kondisi pengapuran tulang dapat menghambat Anda dalam bergerak dengan leluasa seperti biasanya.
Mengetahui penyebab terjadinya pengapuran tulang merupakan hal yang tidak bisa dilewatkan. Dengan cara ini, Anda dapat melakukan tindakan pencegahan, sehingga penyakit ini dapat diantisipasi kedepannya. Adapun beberapa hal yang dapat menjadi penyebab pengapuran tulang ini adalah sebagai berikut:
Jenis kelamin wanita memiliki risiko terkena pengapuran tulang lebih tinggi dibanding pria. Pada wanita, pengapuran tulang ini biasanya disebabkan oleh menopause.
Berat badan berlebih juga dapat menjadi penyebab terjadinya pengapuran tulang. Semakin tinggi berat badan seseorang, maka risiko pengapuran tulang pun akan semakin tinggi, karena sendi akan bekerja dengan lebih keras.
Terjadinya cedera pada sendi baik akibat kecelakaan ataupun olahraga, dapat meningkatkan risiko terjadinya pengapuran tulang.
Mereka yang memiliki riwayat penyakit pengapuran tulang pada keluarganya akan memiliki risiko lebih besar terkena pengapuran tulang.
Beberapa penyakit dapat menyebabkan terjadinya pengapuran adalah diabetes dan juga penyakit yang disebabkan oleh kadar zat besi yang berlebihan dalam tubuh.
Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan dari pengapuran tulang ini, maka mengetahui gejala-gejala pengapuran tulang merupakan hal terpenting agar dapat diambil tindakan penanganan secepatnya. Adapun gejala-gejala pengapuran tulang yang tidak boleh dianggap sepele antara lain adalah:
Nyeri dan kaku pada sendi
Radang sendi
Kesulitan bergerak
Meskipun terdengar ringan, ketiga hal ini tidak bisa dianggap remeh. Selain itu, gejala pengapuran yang mungkin timbul lainnya adalah kesulitan berjongkok, mudah lelah dan terjatuh, hingga nyeri tak tertahankan pada area lutut. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan diri ke tenaga medis untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Sumber:
Osteoporosis and Arthritis: Two Common but Different Conditions.
Eustice, Carol. 2020. How Osteoporosis and Osteoarthritis Are Different.
Mayo Clinic. 2020. Osteoarthritis-Symptoms and Causes.
Anda mungkin juga tertarik