Kenali dan Hadapi Risiko Operasi pada Penderita Diabetes

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 23 May 2021

Bagikan

Kenali dan Hadapi Risiko Operasi pada Penderita Diabetes

Apa saja resiko operasi pada penderita diabetes? Operasi merupakan tindakan invasif yang memiliki risiko cukup besar. Penderita diabetes berpotensi menghadapi risiko lebih besar pada tindakan operasi, terlebih pada diabetes yang tidak terkontrol. Namun, seringkali tindakan operasi tak bisa dihindari penderita diabetes. Yuk, kenali risiko operasi pada penderita diabetes dan cara meminimalisasinya!


Berbagai risiko operasi pada penderita diabetes


Berikut adalah beberapa risiko operasi yang dapat terjadi pada penderita diabetes:


  • Kadar gula darah tidak stabil setelah operasi, bisa berupa kadar gula darah rendah (hipoglikemia) atau tinggi (hiperglikemia)

  • Proses penyembuhan luka yang berjalan lama, bahkan buruk

  • Infeksi pada daerah bekas luka

  • Meningkatkan risiko infeksi lainnya, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih (ISK), atau sepsis, yaitu infeksi yang terjadi pada sistem peredaran darah dan memengaruhi seluruh tubuh

  • Gangguan ginjal atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

  • Gangguan pada jantung

  • Komplikasi akut diabetes berupa ketoasidosis diabetikum dan hiperglikemia hiperosmolar nonketotik yang dapat menyebabkan koma hingga kematian


Mempersiapkan operasi 


Meskipun memiliki risiko terhadap tindakan bedah yang lebih tinggi, seringkali penderita diabetes justru lebih membutuhkan tindakan operasi. Hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan untuk mempersiapkan tindakan operasi pada penderita diabetes:

  • Mengontrol gula darah dan faktor risiko

Kamu perlu mengontrol gula darah kamu beberapa minggu atau hari sebelum operasi. 


Untuk mencapai kontrol gula darah yang baik, kamu dapat mulai membiasakan diri untuk berolahraga sesuai dengan kemampuan kamu. Selain membantu mengontrol gula darah, olahraga juga dapat memperkuat fisik sehingga meningkatkan toleransi dan membantu mempercepat proses penyembuhan.


Mengelola stress juga dapat membantu kamu dalam mengontrol gula darah. Stress, baik secara psikis maupun fisik, dapat meningkatkan gula darah. Cobalah berkonsultasi pada dokter, terutama apabila kamu mengalami kecemasan dalam menghadapi tindakan operasi.


Kamu sebaiknya menghindari rokok dan alkohol. Berhenti merokok akan mempercepat pelepasan alat bantu napas (ventilator) setelah operasi dan menghentikan konsumsi alkohol dapat membantu mengontrol gula darah.

  • Perhatikan pola makan

Pola makan perlu diperhatikan untuk mengontrol gula darah. Selain itu, konsumsi makanan tinggi protein juga disarankan untuk mempercepat proses penyembuhan. Sebaiknya, lakukan konsultasi kepada ahli gizi terlebih dahulu.

  • Pemeriksaan fisik dan laboratorium

Sebelum operasi dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan yang meliputi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Dokter akan membicarakan kondisi kesehatan kamu berdasarkan pemeriksaan tersebut.


Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui kontrol gula darah. Pemeriksaan juga dilakukan untuk memeriksa adanya penyakit atau komplikasi seperti penyakit jantung, penyakit pada sistem saraf, gangguan fungsi ginjal, dan adanya tanda-gejala komplikasi pada kulit atau kaki.


Adapun pemeriksaan laboratorium yang mungkin dilakukan, antara lain:

  • Pemeriksaan glukosa darah atau HbA1c untuk kontrol gula darah jangka panjang

  • Pemeriksaan darah lengkap

  • Elektrokardiogram (EKG)

  • Pemeriksaan urea dan elektrolit

  • Analisis urin

  • Pemeriksaan rontgen dada (foto toraks)


  • Bertanya mengenai konsumsi obat-obatan sebelum dan setelah operasi

Beritahu pada dokter apabila kamu mengonsumsi obat-obatan, terutama obat diabetes, karena obat-obatan tertentu dapat meningkatkan risiko operasi. Tanyakan apakah sebaiknya obat-obatan tetap diminum atau dihentikan.


Selain itu, kamu juga perlu mengonfirmasi mengenai penggunaan insulin, apakah dosis malam hari dan pada hari operasi tetap diperlukan.

  • Menginformasikan adanya komplikasi

Komplikasi diabetes dapat meningkatkan risiko operasi. Karena itulah, katakan pada dokter apabila kamu memiliki masalah pada jantung, ginjal, mata, atau mengalami kehilangan sensasi pada kaki.

  • Hal-hal lain yang perlu diperhatikan

Kamu sebaiknya bertanya mengenai siapa yang akan mengontrol diabetes kamu selama di rumah sakit dan saat operasi. Selain itu, hal penting yang perlu diingat adalah tindakan operasi mungkin akan dibatalkan atau ditunda apabila gula darah kamu tinggi. 


Pascaoperasi: Apa yang perlu dilakuan?


Setelah operasi, pastikan kamu atau perawat memeriksa kadar gula darah secara rutin, Operasi dapat memengaruhi kadar gula darah melalui banyak hal, seperti kesulitan makan, mengalami nyeri, dan konsumsi obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar gula darah.


Persiapkan diri untuk perawatan di rumah sakit yang lebih lama mengingat pasien diabetes umumnya menjalani proses pemulihan yang lebih lama.

Dalam masa pemulihan, sering-seringlah bergerak. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya luka akibat terlalu lama di tempat tidur. Kamu bisa melakukan gerakan sederhana di tempat tidur atau turun dari tempat tidur apabila memungkinkan.


Penderita diabetes juga lebih rentan terhadap infeksi pascaoperasi. Gejala infeksi, antara lain:

  • Demam atau menggigil

  • Daerah bekas operasi yang kemerahan, terasa panas, bengkak, nyeri, dan bernanah


Kapan saya perlu menghubungi dokter?


Apabila kamu memiliki pertanyaan, terutama mengenai tindakan operasi, anestesi, dan konsumsi obat-obatan, segera hubungi dokter. Kamu juga perlu menghubungi dokter apabila mengalami gejala-gejala infeksi setelah operasi.


Cukup sekian informasi dari tim Aido, semoga bermanfaat. Simak juga artikel kesehatan lainnya hanya di Aido.

Baca Juga: Olahraga pada Penderita Diabetes. Perlu atau Tidak?  


Referensi:

  1. https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000702.htm

  2. https://www.verywellhealth.com/risk-of-surgery-for-diabetics-3157017

  3. https://patient.info/doctor/precautions-for-patients-with-diabetes-undergoing-surgery

Bagikan artikel ini