Infeksi Polio: Cegah dengan Vaksin Polio

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 23 May 2021

Bagikan

Infeksi Polio: Cegah dengan Vaksin Polio

Poliomyelitis atau lebih dikenal dengan polio adalah penyakit infeksi virus yang sebagian besar menyerang anak umur 5 tahun ke bawah. Penyakit yang disebabkan oleh poliovirus ini memiliki jalur transmisi atau penularan faecal-oral di mana pasien mengonsumsi makanan atau minuman terkontaminasi. Setelah virus masuk ke dalam saluran cerna pasien, virus akan memperbanyak diri dan masuk ke sistem saraf hingga dapat menyebabkan paralisis atau ketidakmampuan menggerakan bagian tubuh. 


Sejak tahun 1988, usaha untuk menurunkan angka kasus polio telah telah dicetuskan oleh berbagai negara anggota World Health Organization yang membentuk program bernama Global Polio Eradication Initiative (GPEI). Pelaksanaan GPEI ini secara umum telah menurunkan kasus sebesar 99% di mana salah satu bentuk kegiatan utama GPEI adalah vaksinasi polio. Sampai saat ini, vaksinasi polio masih menjadi satu pencegahan utama dalam melawan polio.


Vaksin polio

Polio dapat dicegah dengan vaksinasi polio yang bernama Inactivated Polio Vaccine atau IPV. IPV merupakan salah satu vaksin polio yang direkomendasikan oleh WHO dan menjadi vaksinasi yang paling sering digunakan. IPV dapat diberikan melalui penyuntikan di tangan atau kaki, disesuaikan dengan umur penerima vaksin. Selain IPV, terdapat jenis vaksin polio lain, yaitu Oral Poliovirus Vaccine atau OPV di mana administrasi vaksin melalui jalur oral. 


Rekomendasi CDC menyatakan bahwa anak sebaiknya mendapatkan 4 kali dosis vaksin polio, di mana setiap dosis diberikan berdasarkan umur anak:

  1. Umur 2 bulan

  2. Umur 4 bulan

  3. Umur 6 sampai 18 bulan

  4. Umur 4 sampai 6 tahun


Hampir semua anak (99 anak dari 100) yang mendapatkan vaksinasi polio telah terlindungi dari polio di mana hal tersebut dapat melindungi orang-orang sekitarnya pula. 


Siapa yang seharusnya mendapat vaksin polio?

Oleh karena belum adanya obat untuk penyembuhan polio, pencegahan polio menjadi kunci utama untuk mengurangi jumlah kasus polio. Setiap anak seharusnya mendapat vaksinasi polio untuk mencegah infeksi yang dapat menyebabkan paralisis permanen. 


Selain anak, meskipun sebagian besar orang dewasa tidak membutuhkan vaksinasi polio. Akan tetapi, terdapat 3 kelompok orang dewasa yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena polio dan disarankan untuk mendapat vaksinasi polio kembali meskipun telah mendapat vaksinasi saat kecil:

  1. Berkeliling dunia secara aktif ke tempat-tempat dengan prevalensi infeksi polio yang tinggi. Konsultasikan terlebih dahulu mengenai kondisi fisik dan risiko yang dialami kepada dokter untuk mengetahui apakah kamu memerlukan vaksinasi polio.

  2. Pekerja laboratorium yang bekerja dekat dengan spesimen yang mungkin mengandung poliovirus.

  3. Tenaga kesehatan yang menangani pasien polio dan berkontak erat dengan pasien polio.


Tiga kelompok dewasa yang disarankan untuk melakukan vaksinasi kembali diberikan dosis IPV:

  1. Dosis pertama dapat dilakukan kapan saja

  2. Dosis kedua dilakukan antara 1 sampai 2 bulan setelah dosis pertama

  3. Dosis ketiga dilakukan antara 6 sampai 12 bulan setelah dosis kedua


Siapa yang tidak disarankan mendapat vaksin polio?

Terdapat beberapa kondisi yang membuat seseorang tidak disarankan untuk mendapat vaksin polio:

  1. Apabila kamu memiliki reaksi alergi parah setelah dosis pertama vaksinasi polio. Selain itu, jika ada alergi terhadap streptomisin, neomisin, atau polimixin b kamu tidak direkomendasikan mendapat vaksinasi polio. 

  2. Apabila kamu sedang sakit atau tidak enak badan. Sebaiknya pemberian vaksin dilakukan saat kondisi tubuh sehat dan terbebas dari penyakit. 


Efek samping yang mungkin terjadi

Vaksinasi memiliki kemungkinan untuk memberikan efek samping pada penerima vaksin. Biasanya efek tersebut akan menghilang dengan sendirinya pada beberapa hari. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada penerima vaksin polio adala bengkak atau nyeri pada bagian penyuntikan, pusing, telinga berdenging, nyeri bahu, dan nyeri sekujur tubuh.

Cukup sekian informasi dari tim Aido, semoga bermanfaat. Simak juga artikel kesehatan lainnya hanya di Aido.


Baca Juga: Apa yang Harus dilakukan Bila Lupa Vaksin 


Referensi:

  1. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/polio/public/index.html#who-needs-polio

  2. https://kidshealth.org/en/parents/polio-vaccine.html

  3. https://www.who.int/health-topics/poliomyelitis#tab=tab_1

  4. https://www.paho.org/hq/dmdocuments/2014/Polio-ipv-2014-eng.pdf 

Bagikan artikel ini