Kesehatan Mental
Trauma adalah respons emosional yang diberikan oleh seseorang atas kejadian buruk seperti bencana alam, kecelakaan, ataupun kekerasan seksual. Sebagian dari kita mungkin tidak pernah mengalami trauma semasa hidupnya. Namun, sebagian lainnya mungkin pernah mengalaminya. Sebenarnya, kejadian traumatis sangat mungkin terjadi pada siapa saja. Banyak yang beranggapan bahwa trauma adalah suatu hal yang mempengaruhi sisi psikis seseorang saja. Hal ini tentu tidak sepenuhnya benar.
Meskipun yang paling umum diketahui bahwa trauma adalah suatu tekanan psikologis akibat kejadian atau pengalaman yang tidak menyenangkan, namun perlu diketahui bahwa trauma juga dapat menimpa fisik seseorang, atau juga bisa disebut sebagai trauma sebagai penyakit. Akan tetapi yang akan dibahas secara lebih dalam pada kesempatan kali ini adalah trauma dalam artian psikis.
Lantas apa itu trauma, kapan seseorang dikatakan menderita trauma, dan apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya trauma ini? Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, simak terus penjelasan mengenai trauma di bawah ini.
Berbicara mengenai pengertiannya menurut American Psychological Association, trauma adalah respons emosional yang diberikan oleh seseorang atas kejadian buruk seperti bencana alam, kecelakaan, ataupun kekerasan seksual. Selain itu, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, seseorang dapat mengalami trauma baik karena kejadian yang mengancam dan berbahaya secara psikis maupun secara fisik.
Ada beberapa tipe dari trauma ini, yakni:
Selain ketiga tipe itu, terdapat pula jenis trauma lainnya, yakni trauma sekunder. Berbeda dengan jenis trauma di atas, trauma yang satu ini merupakan jenis trauma yang dirasakan oleh seseorang yang dekat dengan penderita trauma lainnya. Sebagai contoh adalah anak dari ibu yang traumatis, tenaga medis yang menangani langsung para pasien yang menderita trauma, dan lain sebagainya.
Penderita trauma mampu menunjukkan beberapa gejala mulai dari ringan hingga cukup parah. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keparahan trauma yang dialami ini. Adapun beberapa gejala trauma yang mungkin dapat diketahui dengan mudah adalah sebagai berikut.
Bersamaan dengan reaksi emosional di atas, berikut ini adalah beberapa gejala fisik dari trauma yang mungkin timbul.
Selain itu, beberapa kasus menunjukkan gejala hyperarousal, yakni suatu kondisi di mana seseorang terus merasa waspada. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan kesulitan untuk tidur. Pada individu tertentu, trauma ini dapat berkembang menjadi gangguan kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, depresi, dan lainnya.
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya trauma pada seseorang. Namun, pada banyak kasus, penyebab trauma adalah sebagai berikut ini:
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, trauma juga dapat terjadi karena suatu kegiatan yang terus berulang, sedang berlangsung, ataupun kejadian yang tersembunyi. Dalam hal ini, seseorang dapat menderita trauma setelah ia menyaksikan suatu hal traumatik yang terjadi pada orang lain.
Ada beberapa treatment yang dapat diberikan untuk membantu seseorang yang menderita trauma. Perawatan dan pengobatan sangat mungkin diberikan untuk membantu pasien mengatasi gejala-gejala yang mungkin timbul, serta untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Pengobatan dan perawatan tersebut bisa dilakukan dengan cara melakukan terapi seperti terapi somatis, terapi perilaku kognitif, ataupun dengan pemberian obat-obatan yang dalam hal ini bertujuan untuk mengurangi gejala berupa gangguan kecemasan, gangguan tidur, hingga depresi. Terlepas dari itu, jika Anda mengalami pengalaman traumatis, maka dokter adalah pilihan terbaik Anda untuk berkonsultasi.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Referensi :
Leonard, Jayne. 2020. What is trauma? What to know-Medical News Today.
American Psychological Association. 2021. Trauma and Shock.
Anda mungkin juga tertarik