Tips Kesehatan
Nadi normal atau tidak bisa menjadi salah satu petunjuk kesehatan. Dimana guna memantau tingkat kebugaran tubuh manusia. Namun, perlu Anda ketahui bahwa tidak semua nadi normal disamakan. Maksudnya adalah tiap tingkatan umum mempunyai jumlah detak jantung idealnya sendiri. Denyut nadi atau denyut jantung akan menunjukkan berapa kali jantung berdegup, hal ini diungkapkan oleh American Heart Association. Pada satu kali sesi pengukuran maka denyut nadi atau denyut jantung akan dihitung setiap satu menit. Anda dapat mendeteksi atau memantau denyut nadi pada pergelangan tangan, leher pada bagian samping, punggung telapak kaki, lalu pada siku bagian dalam. Agar dapat membaca denyut nadi dengan sangat tepat, maka Anda bisa meletakkan tiga jari tangan pada bagian di mana denyut nadi terdeteksi.
Jika sudah, lalu hitunglah jumlah denyut nadi tersebut selama satu menit atau 60 detik. Walaupun denyut nadi normal, tidak menjadi jaminan seseorang terbebas dari masalah kesehatan. Namun, dapat menjadi sebuah parameter untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sehingga menjadi penting untuk Anda mengetahui denyut nadi berada dalam kondisi normal. Ketika nadi berdenyut, jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Di mana darah yang dipompa ini mengandung oksigen dan nutrisi. Maka dari itu, dikatakan menjadi penting karena jantung yang sehat bisa memberikan pasokan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi tepat dan baik untuk tubuh Anda.
Menjadi perlu dipantau adalah denyut nadi saat seseorang sedang berada dalam kondisi rileks. Dimana detak jantung yang normal ketika beristirahat adalah 60 sampai dengan 100 kali detak setiap menitnya. Supaya lebih akurat maka pengukuran detak jantung perlu menunggu momen yang tepat atau benar, yakni ketika tubuh dalam kondisi yang benar-benar rileks. Di bawah ini adalah daftar denyut nadi normal menurut NIH atau Institut Kesehatan Nasional AS:
Usia <1 bulan: 70-190 kali per menit
Usia 1-11 bulang: 80-160 kali per menit
Usia 1-2 tahun: 80-130 kali per menit
Usia 3-4 tahun: 80-120 kali per menit
Usia 5-6 tahun: 75-115 kali per menit
Usia 7-9 tahun: 70-110 kali per menit
Usia >10 tahun: 60-100 kali per menit
Anda perlu tahu bahwa ketika seseorang melewati masa anak-anak menuju remaja maka denyut nadi akan semakin melambat, sedangkan, bagi atlet yang mana terbiasa menjalani latihan fisik pada umumnya memiliki denyut nadi yang lebih lambat, bahkan ketika dalam kondisi istirahat hanya 40 sampai dengan 60 kali per menit. Hal ini karena adanya pengaruh kemampuan jantung, yang lebih terampil dalam bekerja, yang mana merupakan dampak positif latihan olah fisik. Denyut nadi juga dapat ditakar dari ritme yang dimilikinya. Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kecepatan denyut nadi, yakni, seperti obat yang dikonsumsi, suhu udara, emosi misalnya seperti cemas, stres, sedih, atau bahagia, dan efek samping dari nikotin, narkoba, dan kafein. Selain itu, ada faktor lainnya seperti, usia, posisi tubuh Anda saat itu misalnya duduk, berdiri, atau beristirahat, danberat badan. Denyut nadi dikatakan tidak normal jika iramanya tidak beraturan atau saat iramanya lebih lambat atau lebih cepat dari kondisi normal. Kondisi seperti ini bisa terjadi mungkin karena adalah tanda penyakit jantung, yaitu seperti atrial fibrillation atau aritmia.
Denyut nadi normal menjadi penting guna melindungi kesehatan tubuh, termasuk jantung. Maka dari itu, Anda harus memastikan bahwa telah menjalani gaya hidup sehat. Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menerapkan gaya hidup sehat, yakni dengan mengurangi stres, hindari merokok, jaga berat badan agar tetap ideal, dan tentunya rutin berolahraga. Mungkin pada beberapa kasus, denyut nadi tidak normal tidak selalu berbahaya. Meskipun begitu, tetap periksakan diri Anda ke dokter ahli untuk memastikan kondisi kesehatan Anda.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Baca Juga: Bagaimana cara menghitung denyut nadi setelah olahraga?
Referensi:
Dunkin, Mary Anne. 2021.
Anda mungkin juga tertarik