Waspada! Ini Gejala Difteri Pada Anak Berdasarkan Jenis-Jenisnya

Ditinjau oleh dr. Alvin Saputra • 31 Mar 2022

Bagikan

gejala difteri pada anak

Mengetahui gejala difteri pada anak merupakan hal esensial yang wajib untuk para orang tua. Jika terlambat menyadari dan mengatasi gejalanya, difteri mampu dengan cepat menyebar ke bagian tubuh anak lainnya, dan membahayakan sang anak. Untuk itu, mari simak bersama-sama apa saja gejala difteri pada anak yang perlu diwaspadai oleh para orang tua.

Mengenai Difteri pada Anak

Difteri pada dasarnya merupakan penyakit yang cukup umum terjadi di tahun 1930an. Di Indonesia sendiri, difteri mulai mewabah sejak tahun 2017. Infeksinya yang terjadi dengan cukup cepat dan cenderung mudah menyebar kemudian menjadikan difteri salah satu penyakit yang membuat banyak orang tua cukup khawatir dan ketakutan.

Penyakit difteri sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri pada tenggorokan maupun kulit. Bakteri ini pada umumnya menjangkiti anak yang berusia di bawah 5 tahun. Risiko anak terkena difteri pun akan semakin meningkat apabila ia tumbuh dan berkembang dalam kondisi lingkungan yang sesak dan kurang bersih, kondisi kekurangan gizi, dan tidak menerima imunisasi sejak dini. 

Difteri pada anak sejatinya dapat diatasi dengan obat-obatan. Namun, jika terlambat ditangani, difteri dapat berkembang hingga stadium lanjut. Jika telah mencapai stadium lanjut, difteri dapat merusak organ vital tubuh, seperti ginjal, sistem saraf, dan jantung. Paling parahnya, difteri pada anak bahkan bisa menyebabkan kematian. 

Gejala Difteri pada Anak

Sebelumnya mungkin telah disinggung mengenai bahaya difteri ini, terutama jika orang tua terlambat menyadarinya. Selain melakukan vaksin difteri, tindakan pencegahan juga salah satunya dapat dilakukan dengan memahami gejala difteri itu sendiri. Ketika orang tua bisa menyadari gejala difteri dengan cepat, maka penanganan pun dapat segera diambil sebelum penyakit ini berkembang menjadi lebih parah. 

Gejala dari difteri sendiri biasanya baru akan muncul dalam 2 sampai 5 hari pasca anak terpapar bakteri. Hal ini karena bakteri yang menginfeksi pada umumnya akan melalui masa inkubasi terlebih dahulu. Adapun tanda infeksi yang muncul akan berbeda-beda sesuai dengan jenis difteri yang dialami anak. Untuk lebih jelasnya lagi, mari simak penjelasan gejala difteri anak berdasarkan jenisnya berikut ini.

  1. Difteri Respirasi Klasik

Jenis difteri yang pertama ini adalah difteri respirasi klasik atau classical respiratory diphtheria. Gejala utama yang mungkin timbul adalah adanya selaput tebal berwarna abu-abu (pseudomembrane). Selaput ini terbentuk dari jaringan mati yang menumpuk dan terbentuk dari racun bakteri penyebab difteri. Penumpukan pseudomembrane mampu membuat anak kesulitan menelan dan bernapas. 

Adapun gejala lainnya yang mungkin mengikuti adalah sebagai berikut:

  • Demam.

  • Sakit tenggorokan.

  • Tubuh anak terasa lemah.

  • Terjadi pembesaran kelenjar getah bening.

  • Terjadi pembengkakan jaringan lunak pada sisi leher atau bull neck. 

  1. Difteri Laring

Difteri kedua ini mampu memengaruhi pita suara dan termasuk jenis difteri yang paling sering menyerang anak. Gejala utama yang ditimbulkan adalah suara anak yang berubah menjadi serak serta adanya bunyi bising saat anak bernapas. Pseudomembrane juga dapat timbul pada laring dan untuk kasus ini bisa menyebabkan koma bahkan kematian.

Adapun gejala lainnya yang mungkin menyertai pada difteri laring adalah sebagai berikut:

  • Demam.

  • Anak alami batuk kering.

  • Kesulitan bernapas.

  1. Difteri Nasal

Difteri nasal bisa dikatakan merupakan jenis difteri yang cukup ringan. Kemunculannya bahkan seringkali mirip dengan gejala flu. Adapun pseudomembrane pada jenis difteri ini, terbentuk pada hidung.

Beberapa gejala yang mungkin menyertai kondisi difteri nasal adalah keluarnya cairan dari hidung yang awalnya jernih, namun lama-kelamaan cairan ini dapat bercampur dengan nanah dan darah. Gejala difteri yang satu ini dapat diatasi dengan pemberian antibiotik maupun antitoksin dari dokter.

  1. Difteri Kulit

Dikenal pula dengan cutaneous diphtheria, kondisi difteri yang satu ini terjadi pada kulit dan lebih umum ditemukan pada anak yang tinggal di daerah tropis. Sebagaimana namanya, gejala dari jenis difteri ini umumnya muncul pada area kulit, mencakup timbulnya ruam kemerahan, bisul, pembengkakan kulit, hingga adanya luka terbuka.

Ruam yang timbul pada kulit bisa timbul di bagian tubuh manapun, namun lebih sering pada bagian kaki. Ruam ini akan membentuk selaput lendir yang dikelilingi oleh bercak kemerahan. Meskipun begitu, Anda tidak perlu khawatir karena selaput ini dapat sembuh dalam 2-3 minggu.

Demikianlah penjelasan mengenai gejala difteri pada anak berdasarkan jenis-jenisnya. Apabila sang anak menunjukkan salah satu dari gejala difteri di atas, terutama jika ia belum pernah melakukan vaksin difteri, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan sesegera mungkin.

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Vaksin Difteri: Cara Ampuh Cegah Difteri

Ingin penjelasan lebih detail oleh dokter? Pesan konsultasi sekarang!

Doctor

Spesialis Penyakit Dalam

Mulai dari IDR 110.000

Pesan Sekarang
Referensi

Mayo Clinic. 2021. Diphtheria. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diphtheria/symptoms-causes/syc-20351897

New York Department of Health. 2012. Diphtheria. https://www.health.ny.gov/diseases/communicable/diphtheria/fact_sheet.htm#:~:text=There%20are%20two%20types%20of,Cutaneous%20diphtheria%20is%20discussed%20below.

CDC. Diphtheria. https://www.cdc.gov/diphtheria/index.html

Bagikan artikel ini    

Ingin penjelasan lebih detail oleh dokter? Pesan konsultasi sekarang!

Doctor

Spesialis Penyakit Dalam

Mulai dari IDR 110.000

Pesan Sekarang