Perlukah Menggunakan Obat Batuk?

Ditinjau oleh dr. Nanda L Prasetya, MMSc • 19 Apr 2021

Bagikan

Ketika sedang tidak enak badan, seringkali kita mengalami batuk-batuk. Batuk tentu tidak nyaman dan selain mengganggu aktivitas, batuk juga mengganggu orang lain. Tidak sedikit orang yang mengalami batuk segera mencari obat agar batuk yang dialaminya segera membaik. Namun, tidak jarang, tanpa perlu mengonsumsi obat, batuk dapat membaik dengan sendirinya. Perlukah penggunaan obat batuk?


Apa itu batuk?

Batuk bukan merupakan penyakit. Batuk adalah refleks tubuh ketika terdapat sumbatan pada saluran pernapasan. Dengan batuk, tubuh dapat mengeluarkan sumbatan baik berupa lendir maupun bahan iritan seperti asap dan debu dari saluran pernapasan agar tubuh dapat kembali bernapas dengan baik. 


Batuk seringkali disertai dengan bersin. Sama seperti batuk, bersin juga merupakan refleks tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran pernapasan, namun perbedaannya adalah batuk distimulasi pada daerah faring hingga trakea, sementara bersin distimulasi pada faring hingga hidung.


Jenis-jenis batuk

Sadarkah kamu bahwa terdapat 2 jenis batuk? Batuk dikelompokan berdasarkan sifatnya, yaitu kering dan produktif, atau dikenal dengan batuk berdahak. Batuk kering dan batuk produktif memiliki penyebab yang berbeda. Namun, apabila batuk tidak mengeluarkan dahak, belum tentu batuk tersebut merupakan batuk kering. Batuk kering dan batuk produktif dapat dibedakan melalui suara batuk yang dihasilkan.


Penyebab batuk

Penyebab batuk yang paling sering adalah infeksi pada saluran pernapasan atas. Batuk sering disertai dengan radang yang menandakan adanya infeksi. Batuk juga dapat disebabkan tersedak makanan dan gangguan saluran pernapasan lain, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) akibat rokok. Selain itu, batuk juga dapat disebabkan gangguan pada sistem tubuh lain, contohnya GERD, yaitu penyakit pada saluran pencernaan yang dapat mengiritasi saluran pernapasan juga.


Penggunaan obat batuk

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat terlihat bahwa batuk merupakan cara tubuh untuk melindungi saluran pernapasan dari gangguan. Jadi, apakah obat batuk diperlukan? Jawabannya perlu, pada kondisi-kondisi tertentu. 


Obat batuk terdiri dari 2 jenis, yaitu antitusif dan ekspektoran. Antitusif merupakan obat yang berguna untuk menekan batuk, contohnya adalah dextromethorphan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, batuk merupakan refleks yang baik. Penyebab batuk lah yang perlu diobati. Oleh karena itu, penggunaan obat antitusif tidak dianjurkan dalam waktu yang panjang karena tujuan penggunaan obat antitusif hanya meredakan gejala sampai penyebab utama batuk bisa diobati.


Ekspektoran merupakan obat batuk yang berfungsi sebagai pengencer dahak. Lendir atau dahak yang menyumbat dapat menyebabkan batuk. Oleh karena itu, ekspektoran digunakan untuk membuat lendir lebih encer sehingga lebih mudah dikeluarkan dan batuk pun berkurang.


Walaupun banyak sekali obat batuk yang beredar di masyarakat dan mudah didapatkan, sebaiknya obat batuk digunakan dengan panduan dokter karena terkadang penyebab batuk belum disembuhkan namun kita ingin cepat-cepat sembuh dari batuk, contohnya dengan meminum obat antitusif. Tindakan seperti ini berbahaya karena respon tubuh untuk mengeluarkan agen penyebab batuk ditekan, sementara agen tersebut masih menetap dalam tubuh.


Cara mengurangi batuk tanpa obat-obatan

Penggunaan obat batuk dapat memiliki efek samping, selain itu penggunaan obat batuk yang kurang tepat dapat menyebabkan masalah baru. Apabila kamu ingin cepat sembuh dari batuk, lebih baik menggunakan cara-cara yang lebih aman seperti:

  • Perbanyakan minum air putih dan istirahat. 

  • Gunakan pelembab udara agar udara yang dihirup tidak kering.

  • Makan makanan berkuah yang hangat karena dapat membuat hidung yang tersumbat menjadi lebih lega.

  • Makan makanan bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuh

  • Kurangi produk olahan susu karena dapat menebalkan lendir.

Cara-cara tersebut dapat mengurangi gejala batuk yang dialami. Namun, apabila kamu merasa kondisi tubuh kamu tidak membaik atau justru memburuk, segera konsultasikan pada dokter.


Referensi:

https://shcc.ufl.edu/services/primary-care/self-help-resources/health-care-info-online/patient-education-cough-or-cold-what-to-take/#:~:text=Non-medication%20treatment%20for%20your,nose%20and%20to%20loosen%20phlegm.

Farzan S. Cough and Sputum Production. In: Walker HK, Hall WD, Hurst JW, editors. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths; 1990. Chapter 38. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK359/

Sharma S, Hashmi MF, Alhajjaj MS. Cough. [Updated 2020 Dec 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493221/

Bagikan artikel ini