Tips Kesehatan
Penyembuhan luka tekan membutuhkan waktu yang lama, bahkan ada yang tidak dapat sembuh. Daripada menambah penderitaan mereka, yuk kenali dan cegah luka tekan bagi orang yang kita sayangi!
Pasien dengan gangguan mobilitas, seperti pada pasien stroke, biasanya perlu menggunakan kursi roda ataupun berbaring total (bed rest) untuk jangka waktu yang lama.
Kondisi ini ternyata dapat menimbulkan masalah berupa luka tekan (pressure ulcer). Berdasarkan hasil penelitian, kejadian luka tekan pada pasien stroke yang dirawat di rumah sakit adalah 28%.
Tidak hanya memperpanjang masa perawatan dan meningkatkan biaya pengobatan, luka tekan berpotensi menimbulkan masalah lebih serius bila disertai infeksi.
Mengapa Bisa Terjadi Luka Tekan?
Luka tekan merupakan kerusakan jaringan terlokalisasi akibat tekanan antara dua permukaan keras (tonjolan tulang dengan permukaan tempat tidur), gesekan (friction), atau tenaga merobek (shear).
Adanya tekanan jangka panjang membuat jaringan yang tertekan kekurangan pasokan darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi sehingga berujung pada kematian jaringan. Luka tekan paling sering ditemukan pada area tulang ekor dan tumit.
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko luka tekan, yaitu:
Bagaimana Cara Mencegah Luka Tekan?
a) Ubahlah posisi pasien sesering mungkin, dianjurkan setiap 15 menit (apabila pasien menggunakan kursi roda) dan setiap 2 jam (apabila pasien berbaring di ranjang).
b) Usahakan menggunakan matras atau bantal khusus, yang biasanya berisi udara atau air, untuk menurunkan tekanan. Bantal khusus ini dapat ditempatkan di bawah kepala, punggung, dan di antara lutut
c) Apabila posisi pasien miring seperti Gambar 2, sebaiknya sudut antara punggung dengan permukaan matras adalah 30 derajat, agar tidak ada tekanan pada tonjolan tulang area pangkal paha (trokanter).
d) Pastikan pasien diberikan asupan bergizi, berupa makanan yang tinggi protein, vitamin, dan mineral. Selain itu, berikan cukup air agar tubuh terhidrasi dengan baik.
e) Pastikan kulit tetap bersih dan kering.
f) Aplikasikan pelembab kulit agar kulit tidak mudah rusak akibat gesekan atau tenaga yang merobek. Jenis pelembab dapat berupa krim, lotion rendah alkohol, ataupun minyak (misalnya baby oil).
Tentunya hal yang tidak kalah penting adalah pemantauan keadaan kulit pasien rutin harian, utamanya pada daerah yang mendapat tekanan agar luka tekan dapat terdeteksi sedini mungkin.
Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.
Referensi:
1. Mishra R, Bhattacharya S. Pressure ulcers: Current understanding and newer modalities of treatment. Indian J Plast Surg. 2015;48(1):4.
2. Coleman S, Gorecki C, Nelson EA, Closs SJ, Defloor T, Halfens R, et al. Patient risk factors for pressure ulcer development: Systematic review. Int J Nurs Stud. 2013 Jul;50(7):974–1003.
3. Pressure ulcer [Internet]. [cited 2018 Sep 1]. Available from: https://www.visualdx.com/public-health/pressure-ulcer
4. National Pressure Ulcer Advisory Panel (U.S.), Haesler E, European Pressure Ulcer Advisory Panel, Pan Pacific Pressure Injury Alliance. Prevention and treatment of pressure ulcers. [Internet]. 2014 [cited 2018 Sep 1]. Available from: https://www.npuap.org/wp-content/uploads/2014/08/Quick-Reference-Guide-DIGITAL-NPUAP-EPUAP-PPPIA-Jan2016.pdf
Anda mungkin juga tertarik